2,682 Views
Sedih dan senang selalu bergantian datangnya dalam hidup kita. Untuk itu saat kita merasakannya, hendaknya jangan terlalu berlebihan. Nikmati saja sebagai proses pembelajaran dalam kehidupan. Biarkan mereka berdua menjadi pemanis, meski kesedihan rasanya tak manis. Jauhkan selalu diri dari pikiran negatif agar sikap kita tak overreaktif. Memang sulit, tapi ketika kita mencoba untuk tidak berlarut dalam keduanya, jiwa yang tenang dan damai pun kita rasakan.

Molzania sendiri memberi batasan untuk merasa senang dan sedih hanya dalam maksimal 24 jam. Tujuannya apa? Tak lain agar tak berlebihan. Segala sesuatu yang berlebihan tak ada yang baik. Meski untuk melupakannya sungguh sulit. Malah itu terus berputar-putar di kepala. Tapi harus dicoba semaksimal mungkin untuk tidak mengingatnya. Mungkin bisa pula dengan cara yang satu ini.

Adakalanya kita membutuhkan sekedar kata-kata bijak pembangkit semangat. Sekedar untuk pengingat bahwa hidup ini semata-mata hanyalah fatamorgana. Kehidupan yang sesungguhnya akan kita lalui setelah kematian. Sebuah kesalahan kecil yang kita lakukan, sampaikan permohonan maaf, lalu berjanji dengan sungguh-sungguh takkan mengulanginya lagi.
Hari-hari akan berlalu di masa depan. Selama kita masih bernafas, maka kesempatan untuk memperoleh kesenangan masih bisa kita rasakan. Tinggal menunggu barang sedikit waktu saja. Tanpa melupakan peran kehadiran Allah SWT yang Maha Segalanya. Kegalauan akan hilang jika kita “curhat” pada Sang Pencipta. Hanya Dia yang mampu menjawab semua doa-doa kita.
Pikirkan di dunia ini masih banyak orang yang jauh lebih menderita. Di Afrika banyak anak-anak menderita kekurangan gizi dan kelaparan. Di Timur Tengah berjuta-juta orang hidup berdampingan dengan pesawat tempur dan suara bom yang mengancam nyawa. Di Amerika, orang-orang homeless hidup di jalanan kedinginan tanpa rumah. Sementara itu di Indonesia, berapa juta manusia yang masih hidup di bawah kemiskinan. Sobat tidak sendirian, mereka hidup dengan sangat berkesusahan. Bedanya mereka tetap bergembira meski dalam keadaan serba sulit.
Menapaki fase-fase awal hidup kita terlahir sebagai bayi yang mungil. Lalu kita tumbuh menjadi balita yang gemar mengeksplorasi dunia sekitarnya. Setelah masa balita, kita siap untuk menghadapi dunia yang lebih besar dan luas. Kita semua dipersiapkan oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah. Setidaknya bagi diri sendiri. Setiap manusia memiliki takdir dan ketentuan yang dalam agama Islam dinamakan Qada’ dan Qadar.
Bisa saja dalam perjalanan hidup kita mengalami berbagai rintangan. Ataupun kita melakukan banyak sekali kesalahan. Jangan langsung lekas berputus asa karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Kuncinya ialah bersabar. Kejutan akan menunggu kita di ujung waktu.

Kita sebagai seorang manusia hanya bisa mengupayakan, sembari tetap berdoa pada Allah SWT. Bila kita gagal, artinya kita harus mencoba lagi. Bila kita berhasil, pun kita terus mencoba. Pantang untuk menyerah. Diujinya kita sebagai sebuah pertanda bahwa dosa-dosa kita terhapuskan sekaligus peningkatan status ketakwaan. Salam hangat Molzania ^_^

Baca Juga:  Suka Duka Mudik Lebaran ke Jakarta

Pin It on Pinterest

Share This