2,171 Views

Molzania ingat pertama kali Molzania paham apa itu puasa, kalau nggak salah antara umur 4 – 5 tahun. Saat itu Molzania terbangun di malam hari karena suara berisik anak-anak membangunkan sahur. Kamar Molzania berada dalam keadaan gelap. Ternyata usut punya usut saat itu mama Molzania lagi sahur di luar kamar. Karena masih ngantuk, akhirnya Molzania pun tidur kembali.

Sejak hari itu, Molzania sering bertanya-tanya pada mama perihal puasa. Puasa itu apa? Mengapa kita harus berpuasa? Apa kita bisa mati saat berpuasa? Mama menjawabnya dengan senang hati. Timbul keinginan untuk ikut berpuasa, tapi Molzania tidak pernah bangun saat sahur. Otomatis sahurnya pas sarapan pagi. Siang-siang malah disuruh makan.

Saat kecil, Molzania melakukan aktivitas puasa seperti biasa. Kadang-kadang bolong karena tak tahan. Hehe. Pas puasa biasanya paling susah dibangunkan sahur. Molzania males makan pagi-pagi buta. Penginnya bobo aja udah sampe pagi. Tapi mama memang nggak terlalu maksain Molzania untuk puasa sih. Tapi mengajarkan pelan-pelan. Jadi Molzania puasanya ya suka-suka. Kadang puasa, kadang juga nggak.

Alasannya dulu pas masih kecil, Molzania itu sering sakit. Dikit-dikit nggak masuk sekolah, karena sakit. Kadang malah harus dirawat inap juga. Seringnya sakit demam tinggi dan batuk pilek. Khas anak-anak sekali ya sakitnya. Makanya mama membiasakan puasa secara pelan-pelan. Kalo sakit, ya nggak puasa dulu. Belajarnya dimulai dari puasa seperempat, setengah hari, tiga perempat, sampai akhirnya full satu hari.

Pertama kali bisa sukses puasa full satu hari kalau nggak salah kelas 4 SD. Itu Molzania sudah girang banget. Hehe. Tapi itu masih bolong beberapa hari, nggak full satu bulan. Baru beneran full sebulan itu pas kelas 5 SD.

Baca Juga:  Sriwijaya FC, Dari Pesimis Kalah Jadi Optimis Juara

Momen di masa kecil yang paling diingat saat Ramadan ialah berburu tanda tangan. Di sekolah tiap Ramadan dibagikan buku tipis yang isinya bacaan mengenai amalan-amalan yang dilakukan saat puasa. Salah satu yang diajarkan disana yaitu sholat lima waktu dan tarawih di masjid. Disitu diwajibkan untuk minta tanda tangan ortu, khotib dan imam setiap habis shalat tarawih.

Pokoknya Molzania paling males mesti ngumpulin tanda tangan. Apalagi ketika sudah SMP dan SMA masih harus meminta tandatangan juga. Soalnya malu harus desak-desakan dengan anak-anak kecil lainnya. Sementara diri ini jalannya saja susah, bisa-bisa jatuh bila berdesak-desakan. Kalau nanti ada yang nggak ditandatanganin, takut nilainya kecil di pelajaran agama.

Akhirnya Molzania punya ide brillian yaitu memalsukan tanda tangan. Jadi setiap hari, Molzania isi bukunya dengan sembarang tanda tangan. Termasuk hmm menduplikasi tanda tangan orangtua sendiri, jika mereka lagi males tanda tangan. Molzania tahu sih itu salah, tapi ya mau gimana lagi? Hehe. ^^

Pin It on Pinterest

Share This