24,324 Views
Masih dalam rangka ingin mengenalkan kota Palembang, Molzania mau memperbanyak postingan tentang wong plembang. Bolehlah berbangga sedikit mengenai kota kelahiran Molzania ini. Secara kota Palembang bakal mengadakan event internasional berkelas Asia tahun depan. Bangga? Pasti. Ini membuktikan bahwa Palembang bukan lagi kota yang dipandang sebelah mata. Pembangunan sedang dilakukan besar-besaran disini.
Pepatah-Pepatah dan Peribahasa Wong Palembang Lama
Lupakan sejenak tentang Palembang modern. Mari kita flashback sejenak. Berbicara tentang Palembang, tak asik rasanya jika tidak membicarakan kisah jaman dulu. Palembang sangat erat kaitannya dengan kebudayaan melayu. Kebudayaan ini terkenal dengan kesastraannya yang mempunyai ciri khas tersendiri. Sebagaimana kesusastraan melayu, Palembang juga memiliki istilah-istilah peribahasa yang sekarang sudah mulai ditinggalkan.
Berikut ini Molzania rangkum beberapa peribahasa Palembang zaman dahulu yang mungkin sudah tidak familiar lagi saat ini. Pepatah ini bersumber dari nenek Molzania yang sampai saat ini masih sering berkata-kata dengan menggunakan peribahasa ala Palembang bingen. Palembang bingen artinya Palembang tempo dulu. Tulisan ini juga dibuat sebagai pelestarian tentang sastra Palembang.

Pepatah dan Peribahasa Palembang

Berikut peribahasa Palembang zaman dahulu :

1. Mak Kapur samo Kunyit 

Artinya seperti kapur dan kunyit. Peribahasa ini untuk menggambarkan dua orang yang persahabatannya sangat erat. Istilah ini merupakan pengamalan dari Kapur dan kunyit yang bila dipadukan keduanya akan menghasilkan perpaduan warna yang cantik.
Kapur dan Kunyit
Source: Info-Kecantikan
Baca Juga:  Tutorial Permainan Virtual Families

2. Mak kayo Tata Catok 

Artinya seperti “tata catok”. Peribahasa iniuntuk menggambarkan orang pemalas. Tata catok sendiri berarti palu yang dipukulkan pada paku. Maksudnya orang pemalas biasanya tak banyak inisiatif. Harus digertak dulu, baru bekerja.
Paku dan Palu
Source: Pixabay

3. Tikus Nandani Labu 

Artinya seperti tikus yang mendandani labu. Peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memperbaiki sesuatu tapi malah bertambah rusak. Tikus ialah hewan pengerat, tidak mungkin ia bisa menghias labu.
Tikus dan Labu
Source: mulpix.com

4. Saro Ngawak Dako

Artinya susah membawa dengkul. Peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan kehidupan seseorang yang mengalami kesulitan yang berlipat-lipat. Bisa juga untuk menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat miskin, sehingga orang itu saking miskinnya sampai membawa dengkul sendiri pun susah.
Ilustrasi Orang Miskin
Source: Pixabay

5. Dandang Tejerang, Kasur Terbentang 

Artinya dandang (peralatan dapur untuk mengukus) sudah disi air, dan kasur telah terbentang. Peribahasa ini untuk menggambarkan seorang wanita yang mendapat jodoh yang mapan. Hidupnya berubah menjadi serba enak. Kalau ingin memasak, dandangnya sudah siap. Kalau ingin tidur, kasur sudah tersedia.
Kehidupan Wanita Kaya
Source: Pixabay

6. Pergi Ayam Bekukuk, Balek Ayam Nyangkuk

Dalam Bahasa Indonesia artinya pergi ayam berkokok, pulang ayam tidur di kandang. Pepatah ini untuk menyindir seseorang yang bekerja keras. Pergi dari pagi buta, saat ayam masih berkokok, hingga malam tiba saat ayam sudah di kandang.
ayam

7. Selako Bayangan Emas

Selako dalam Bahasa Palembang artinya replika. Maksudnya replika yang dibuat seolah-olah emas. Merujuk kepada sindiran untuk orang-orang yang sebenarnya miskin, tapi diibuat seolah-olah kaya. Bisa karena keluarga besarnya kaya atau sifatnya yang hobi pamer.
pepatah emas palembang
Itulah peribahasa-peribahasa khas Palembang bari. Mudah-mudahan bermanfaat bagi sobat bubblelatte yang ingin mengenal lebih dekat dengan budaya Palembang. Adakah peribahasa dengan arti yang sama seperti diatas di tempat kalian berasal? Yuk sharing di kolom komentar! Salam Hangat dari Molzania .. ^_^

Pin It on Pinterest

Share This