623 Views

Orang Jawa terkenal dengan tradisi budayanya yang sangat kaya. Dalam berbagai urusan, mereka memiliki pakem atau aturan tersendiri. Tak ketinggalan dalam upacara pernikahan.

Dalam pernikahan adat jawa, sepasang pengantin akan menjalani beberapa ritual tradisi upacara pernikahan tertentu. Sebelum akhirnya dinyatakan sah sebagai sepasang suami istri.

pernikahan adat jawa

Dikarenakan Pulau Jawa itu luas, beberapa tradisi bisa jadi memiliki nama dan urutan yang berbeda-beda. Untuk itu sebelum menikah, hendaknya kita harus mengetahui urutan tradisi adat pernikahan jawa. Agar tidak kagok saat menjalaninya nanti.

7 Urutan Tradisi Adat Pernikahan Jawa Apa Saja?

Di bawah ini, Molzania tulis urutan tradisi adat pernikahan di Jawa. Tentunya sebagai generasi muda, kita wajib tahu dan mengenal budaya sendiri. Penasaran? Simak selengkapnya pembahasannya dalam artikel ini:

1. Upacara Lamaran dan Peningsetan

Dalam tradisi Jawa, sebelum melangsungkan pernikahan, terlebih dahulu calon mempelai pria akan melamar mempelai wanita. Untuk itulah, sang mempelai pria akan bertandang ke rumah mempelai wanita. Sembari membawa serta keluarga besarnya.

Pada saat hendak melakukan lamaran, keluarga mempelai pria akan menyiapkan peningsetan. Kata lain dari peningsetan adalah seserahan. Isi dari seserahan ini dapat berupa pakaian, makanan, perhiasan, makeup, dan lain-lain.

lamaran adat jawa

Besaran peningsetan tidak ditentukan nominalnya. Melainkan bergantung kepada kondisi keuangan mempelai pria dan keluarganya. Pada saat acara lamaran, biasanya keluarga pria dan wanita akan membahas hitungan hari baik melangsungkan akad nikah nanti (sisetan).

Maka dari itu, lamaran di Jawa biasanya berlangsung beberapa bulan sebelum ritual pernikahan itu sendiri. Oh ya, saat melangsungkan lamaran, mempelai pria akan mengenakan batik Satrya Manah, yang menjadi simbol memanah hati calon istri.

Sementara itu, mempelai wanitanya akan menggunakan pakaian batik bermotif Semen Rante. Maknanya sang calon istri dianggap sudah sanggup diikat dalam pernikahan.

2. Siraman

Upacara siraman menjadi pembuka ritual adat pernikahan Jawa. Dilangsungkan sebelum ritual midodareni dan sehari sebelum acara panggih.

Saat upacara siraman berlangsung, kedua calon pengantin akan dimandikan oleh orang tua mempelai dan sesepuh keluarga. Kegiatan siraman ini bermakna pembersihan hati untuk calon pengantin. Sehingga saat menikah, keduanya bersih secara lahir dan batin.

Sebelum acara siraman, kedua pasang pengantin akan melakukan sungkem kepada orang tua dan sesepuh masing-masing keluarga. Sungkem artinya sujud di bawah kaki. Maknanya sebagai permintaan maaf atas kesalahan yang mungkin pernah dilakukan.

Baca Juga:  Dengan Cara Ini Kamu Bisa Kuliah di Luar Negeri

Orang tua calon mempelai biasanya akan mengenakan batik motif Nitik Cakar. Motif batik ini menandakan harapan orang tua agar anak-anaknya bisa hidup mandiri dalam mencari nafkah.

Untuk kedua mempelai, dapat mengenakan pakaian batik bermotif Bangun Tulak. Maknanya sebagai harapan agar Allah swt meridhoi pernikahan keduanya. Atau bisa pula mengenakan batik bermotif Wora-Wari Tumpuk, sebagai doa agar rezekinya berlimpah.

3. Kerikan

Tradisi kerikan adalah tradisi sesudah tahapan ritual siraman pada adat pernikahan Jawa. Pada tradisi kerikan, calon pengantin dirias tipis-tipis. Dinamakan kerikan, sang mempelai wanita akan dirapikan alisnya.

Akan tetapi, tradisi kerikan ini termasuk adat pernikahan Jawa yang bertentangan dengan Islam. Soalnya kita tidak diperbolehkan mencukur alis. Untuk itu biasanya MUA akan menutupi kepalanya dengan jilbab hitam dan make up seperti foundation yang serupa dengan warna kulit.

kerikan

Tahapan ritual kerikan ini, Kedua mempelai akan mengenakan pakaian bermotif batik Sidomukti atau Sidoasih. Kedua motif itu menandakan harapan agar sepasang pengantin tersebut akan selalu berbahagia dan berkecukupan.

Upacara kerikan ini menandakan bahwa sang mempelai wanita telah siap meninggalkan masa remajanya. Menuju kehidupan baru yaitu menjadi seorang perempuan dewasa yang telah berkeluarga.

4. Midodareni

Midodareni sering pula disebut malam pengarip-arip. Berasal dari kata Widodari dalam Bahasa Jawa yang artinya bidadari. Maksudnya malam terakhir bagi kedua mempelai menjadi lajang. Dilakukan sehari sebelum pelaksanaan ijab kabul.

Mempelai pria dan keluarganya akan berkunjung ke kediaman sang mempelai wanita. Lalu keluarga pria akan menyerahkan seserahan kepada keluarga mempelai wanita.

Tetapi sang wanita tak boleh bertemu dengan mempelai pria. Soalnya sedang dipingit. Pada malam midodareni ini, sang wanita akan mengenakan kain truntum. Maknanya sang wanita siap untuk dituntun oleh orang tuanya menuju mahligai pernikahan.

Keluarga dan kedua mempelai disarankan untuk tidak tidur hingga lewat jam 12 malam. Semua yang hadir diharuskan memperbanyak doa pada Allah swt. Dikarenakan pada malam itu juga, menurut kepercayaan Jawa kuno, bidadari sedang turun memberikan doa restu.

Sedangkan bagi mempelai pria, ia akan mengenakan busana Jawi Jangkep dengan kain Wahyu Tumurun. Bagi pihaank Keraton Surakarta, batik yang digunakan berpola Semen Rama atau Satriya Wibawa.

5. Ijab

Acara ritual selanjutnya adalah ijab kabul. Dalam Islam, ijab kabul artinya janji dan serah terima pernikahan yang diucapkan oleh mempelai pria kepada ayah mempelai wanita.

Baca Juga:  Gabung di Grup Facebook "Chartered Accountant Indonesia" yuk!

Bila ayah wanitanya telah meninggal dunia, maka digantikan oleh laki-laki dari anggota pihak keluarga sang mempelai wanita. Dalam upacara ijab ini, kedua pengantin akan menggunakan pakaian bermotif Sidoasih, Sidomukti atau Sidoluhur.

Ketiga motif di atas mengandung makna positif untuk kehidupan rumah tangga kedua pengantin. Sidomukti artinya harapan agar mendapat kedudukan tinggi, sidoluhur bertujuan agar hidupnya mulia, dan sidoasih bermakna agar keduanya senantiasa berkasih sayang.

Ijab kabul ini disaksikan secara langsung oleh kedua belah pihak keluarga dan penghulu pernikahan. Biasanya sang mempelai wanita tidak ikut mendampingi saat proses ijab kabul. Baru keluar setelah ijab kabul selesai, yang mana keduanya telah sah menjadi suami istri.

6. Panggih

Ritual upacara pernikahan adat jawa selanjutnya adalah panggih. Dalam Bahasa Jawa, panggih berarti bertemu. Maksudnya ritual pernikahan adat jawa ini adalah mempertemukan sepasang pengantin sesudah sah menikah.

Panggih dilaksanakan pada siang hari atau selepas akad nikah. Orang tua mempelai wanita berjalan beriringan menuju ke hadapan sang pengantin pria. Sang pengantin pria sendiri didampingi oleh dua orang laki-laki dari anggota keluarganya yang lebih tua dan bukan duda.

panggih adat pernikahan jawa

Seterusnya akan dilakukan berbagai ritual adat yang mengiringi upacara panggih. Kedua mempelai mengenakan pakaian kain Sidoasih, Sidomukti atau Sidoluhur. Sementara itu, pihak orang tua akan menggunakan kain truntum.

Lalu, pengantin wanita akan diantar oleh ayahnya menuju pelaminan menggunakan kain Sindur. Maknanya harapan agar pihak yang sedang melakukan hajatan ini akan tahan banting dalam melewati seluk beluk kehidupan.

7. Resepsi Pernikahan

Tahap terakhir dari adat pernikahan jawa adalah resepsi pernikahan. Pada resepsi pernikahan adat Jawa, pihak keluarga akan mengundang tetangga dan kerabat untuk ikut menghadiri.

Pihak pengantin akan mengenakan pakaian bermotif batik yang sama saat akad. Sementara itu, pihak orang tua kedua mempelai mengenakan batik berpola Truntum, Nagaraja atau Srikaton.

resepsi pernikahan jawa

Motif nagaraja ini melambangkan harapan agar pernikahan senantiasa rukun. Sementara itu motif srikaton agar kelebihan pemakainya terlihat oleh orang lain.

Motif-motif di atas dikenakan bertujuan sebagai doa untuk pihak pengantin dan keluarganya. Agar mereka senantiasa berbahagia mengarungi kehidupan dengan semakin bertambahnya anggota keluarga.

Nah itu dia rangkaian upacara adat pernikahan jawa. Semoga artikelnya bermanfaat untuk sobat semua, ya. Jangan lupa like, komen dan share ke teman-teman lain.

Sumber Artikel :

Kusrianto, Adi. 2013. Batik Filosofi, Motif & Kegunaan. Yogyakarta : Penerbit Andi

Pin It on Pinterest

Share This