Sebuah postingan twitter dari Ismail Fahmi menyebutkan bahwa jaman sekarang marak penipuan online yang mengaku customer service (cs) bank. Penipunya konon berhasil memperdaya banyak korban yang melakukan komplain via sosial media dengan berbekal bot twitter. Korbannya konon menderita kerugian hingga jutaan rupiah.
Modusnya sih cukup simpel. Sang pelaku membuat akun twitter palsu yang mirip akun twitter resmi bank. Ketika pengguna twitter melakukan komplain terhadap bank yang bersangkutan di twitter, nantinya si pelaku akan gercep membalas komplain tadi.
PENIPU MENGAKU CUSTOMER CARE BNI
(113 AKUN DALAM 1 MINGGU)Entah sudah berapa korban yang tertipu oleh ratusan akun dengan logo @BNICustomerCare. Pengguna panik yang mengirim komplain ke BNI via Twitter, akan langsung diarahkan ke nomor WA tertentu.
Analisis Drone Emprit >> pic.twitter.com/VZtrd8FzMJ
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) March 12, 2021
Pelaku membuat balasan yang seolah-olah customer service beneran, lalu menyertakan link LiveChat Whatsapp yang dapat dihubungi. Korban yang panik lantas terperdaya menghubungi pelaku lewat Whatsapp. Di sana, pelaku pun berusaha untuk mencuri akun bank sang korban. Setelah berhasil, pelaku menguras habis isi tabungannya.
Serem banget ya, Sobat! Untuk itu Molzania berusaha untuk membuktikan sendiri. Ternyata begitu Molzania memention sendiri akun bank melalui twitter. Akun penipu langsung gercep merespon tweet Molzania. Pesan yang mereka berikan begitu rapi dan terstruktur. Jika tak hati-hati, bukan tak mungkin kita akan ditipu juga.
Ciri-Ciri Akun Penipu yang Mengaku Customer Service Bank
Jika Molzania perhatikan balasan tweet dari penipu di atas, Molzania tahu bahwa rata-rata modus mereka sama. Sedihnya, hampir semua bank di Indonesia dikerjai penipu ini. Untuk itu sebagai nasabah sebaiknya kita mengetahui ciri-ciri akun penipu yang mengatasnamakan Customer Service Bank berikut ini:
-
Nama akun twitter yang mirip dengan asli
Jika kita menulis di twitter dengan nama bank, maka banyak sekali akun-akun bank yang palsu yang bermunculan. Harap berhati-hati karena semuanya itu palsu. Apabila kita klik akunnya, maka isinya sama yaitu mendadak jadi cs palsu balas-balasin komentar dan keluhan nasabah.
2. Layanan telepon Whatsapp yang mencurigakan.
Ada beberapa bank yang memang memiliki nomor resmi untuk layanan pengaduan melalui Whatsapp. Bentuknya bisa saja berupa nomor pribadi. Namun biasanya hanya satu nomor saja, dan terdaftar pada website resmi mereka. Bukan berupa nomor telepon yang berasal dari luar negeri seperti di bawah.
3. Akun twitter yang baru dibuat memiliki 0 follower.
4. Usia akun yang masih baru dibuat
Akun customer service (CS) bank palsu biasanya baru dibuat. Tidak terdapat banyak aktivitas seperti halnya bank resmi.
5. Cepat merespon bukan berarti asli.
Umumnya akun bank resmi lama atau lambat merespon, karena dibalas oleh manusia. Akun bank palsu membalas pesan kita secara otomatis via bot twitter. Jadi isi pesannya sama semua dan biasanya direspon dalam hitungan detik.
6. Tidak memiliki tanda verifikasi di samping nama akun, bukan pada foto profil.
Untuk mengelabui korbannya, akun bank palsu juga menyertakan tanda verifikasi resmi dari Twitter. Namun letaknya bukan di samping nama akun, melainkan pada foto profil.
Tips Agar Terhindar dari Penipuan Berkedok Customer Service Bank
Penipuan memang tidak bisa kita hilangkan begitu saja dari muka bumi. Malah seiring waktu, korban penipuan terus saja bertambah. Untuk itu kita sebagai nasabah-lah yang sebaiknya melindungi diri sendiri. Untuk itu, Molzania berikan tips-tips untuk menghindari penipuan bank berkedok customer service:
-
Jangan panik yang berlebihan
Bila mengalami masalah, sebaiknya kita menenangkan diri terlebih dahulu. Apabila berhubungan dengan data-data akun bank, termasuk layanan sms banking, ada baiknya meminimalisir mengadu via sosial media. Kecuali kalau sekedar bertanya mengenai layanan bank. Toh nggak begitu cepat juga responnya.
Sebaiknya segera pergi ke bank resmi atau hubungi layanan pengaduan via telepon. Jika terpaksa harus komplain lewat sosial media bila mendapat respon, jangan langsung membalas. Periksa dulu apakah betul itu dari sosmed bank yang resmi.
2. Ketahui akun sosial media bank asli
Nah ini penting banget untuk kita nasabah. Sebaiknya catat dan simpan data akun resmi sosial media setiap bank yang kita miliki. Baik itu nomor telepon pengaduan, twitter, Instagram, Facebook, website dan nomor Whatsapp (jika tersedia). Simpan semua di hape kita. Bila sewaktu-waktu dibutuhkan, kita tinggal menghubunginya saja.
3. Jangan berikan kode OTP pada siapapun
Bank resmi tidak akan pernah meminta kode OTP nasabahnya. Jadi jangan percaya bila ada yang memaksa kita untuk memberikan kode OTP yang masuk ke inbox. Ini berbahaya sekali untuk keamanan data pribadi kita juga. Salah-salah malah tabungan kita terkuras dan data pribadi kita tersebar.
Sekian dulu. Semoga bermanfaat bagi sobat semua. Jangan lupa berikan komentar dan bagikan ke sosial media sobat juga ya. Sampai jumpa di postingan berikutnya. ^^
sekarang penipu modusnya udah macem macem banget. semakin pesat perkembangan teknologi, semakin marak juga scammer yang mengandalkan teknologi ini. saya saking parnonya, setiap ada nomor yang ga dikenal menghubungi tanpa keperluan yang jelas akan saya langsung block hahaha
samaa.. hahaa
Penipu zaman now niat banget yaa, kasian masyarakat awam jadi sasaran empuk mereka. Semoga tulisan ini banyak yang baca sehingga banyak masyarakat yang terbantu.
Nah, ini dia. Saat seseorang dalam kondisi panik, biasanya tegesa-gesa. Ingin dapat solusi malah semakin tertipu. Literasi komunikasi di digital memang perlu dipahami oleh semua pengguna media daring, termasuk melatih mental dalam media daring. Asli, gemes sih sama oknum-oknum yang udah nggak waras ini. Mudah-mudahan polisi siber yang saat ini sedang digaung-gaungkan, bisa menertibkan akun-akun seperti ini. Oiya, salam kenal ya, Mak 🙂