Palembang merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Selatan. Beberapa tahun ini kota ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Semerbak harumnya ibukota negara nun jauh di Pulau Jawa seakan tak lelah untuk singgah. Sepuluh tahun terakhir, mall dan sarana rekreasi khas ibukota bermunculan di kota Palembang. Belakangan ini kota kelahiran Molzania ini jadi bahan perbincangan rakyat se-Indonesia. Tidak hanya terkait pembangunan LRT yang mendahului kota Jakarta, tetapi juga perhelatan besar kancah Asia yang bakal digelar tahun depan.
|
Jembatan Ampera Palembang Dibangun Sejak Penjajahan Jepang
Sumber: Jagoan Paper |
Julukan asli yang terkenal dari kota Palembang ialah “wong kito galo”. Pokoknya yang namanya orang Indonesia yang lahir dan tinggal di kota Palembang dinamakan wong kito galo. Diluar itu bukan wong kito tetapi wong jawo (orang jakarta dan seluruh pulau jawa kecuali daerah Bandung). wong sundo (orang Bandung), wong cino (orang keturunan tionghoa), wong padang (orang padang), dan lain-lain. Peruntukan wong kito ya orang pribumi yang tinggal di Palembang. Tak heran biarpun merantau jauh, bila kebetulan bertemu dengan wong Palembang, orang Palembang akan mengeluarkan kata-kata “Wong kito lagi, wong kito lagi..” Hehe.
Ibaratnya insting hiu, wong Palembang terkadang memiliki magnet tersendiri untuk menentukan orang yang berasal dari satu daerahnya. Sebagai wong asli Palembang dak salah lagi, Molzania sudah merangkumkan berbagai ciri khas yang menandakan sobat wong asli Palembang atau bukan. Berikut ini beberapa diantaranya:
|
Grup Band Armada Wong Kito Galo lho..
Source : TribunNews |
Sebagaimana orang keturunan kerajaan di Aceh maupun Jawa, wong asli Palembang atau yang lebih dikenal sebagai wong kito galo memiliki gelaran unik tersendiri di depan namanya. Gelar unik ini disesuaikan dengan kasta-kasta dan terbagi dalam dua kategori; gelar kerajaan/bangsawan dan gelar agama/ulama. Baik cowok maupun cewek digelari dengan nama yang berbeda.
Gelar tertinggi yang dimiliki oleh wong kito galo diperuntukkan untuk kalangan kerajaan. Gelar ini bernama Raden untuk nama laki-laki dan Raden Ayu untuk perempuan. Gelar kedua bernama Masagus untuk laki-laki dan Masayu untuk perempuan. Sementara itu gelar ketiga dipanggil Kemas untuk laki-laki dan Nyimas untuk perempuan. Gelar yang keempat diperuntukkan untuk keturunan ulama yaitu gelar Kiagus untuk laki-laki dan Nyayu untuk perempuan.
Masyarakat Palembang menganut sistem patrianalis dimana hanya gelar yang berasal dari ayah yang dapat diturunkan kepada anaknya, sementara gelar ibu tidak bisa diturunkan. Untuk mempertahankan gelar, maka sang ibu harus menikah dengan suami yang memiliki gelar baru anaknya nanti juga dapat gelar. Konon zaman dahulu, gelar-gelar kebangsawanan ini menjadi semacam prestise tersendiri bagi para pemiliknya. Dan gelar-gelar semacam ini hanya dimilki oleh wong kito galo.
Molzania sendiri tidak memiliki gelar bangsawan karena ayah Molzania bukan asli Palembang, tetapi banyak sekali kerabat maupun teman Molzania yang memiliki gelar di depan namanya. Dan gelar semacam ini hanya bisa ditemui di kota Palembang. ^_^
|
Wong Plembang Sering Dibully karena Hewan Ini 🙁
Source: Pixabay.com |
2. R Berderot
Salah satu ciri khas wong Palembang itu kesulitan dalam menyebut huruf R. Entah bagaimana asal mulanya. Tetapi rata-rata orang asli Palembang sangat susah dalam pelafalan huruf R. Ini mengingatkan Molzania pada rakyat Jepang dimana disana mereka juga kesulitan dalam melafalkan beberapa huruf yaitu huruf L dan F sehingga diubah menjadi huruf R dan P. Mungkin kasusnya sama? Entahlah.
Huruf R yang dilafalkan oleh orang asli Palembang akan terdengar cadel, sehingga identik dengan R Berderot atau Palembang Gerot Nian. Tak jarang wong Plembang akan ditertawai oleh wong luar Palembang karena keterbatasan ini. Molzania sendiri juga mengalami hal tersebut dan banyak teman Molzania yang juga mengalaminya. Meski dulu sempat berlatih mengucapkan huruf R berulang kali, masih saja tetap tidak bisa.
Kalau ada kata-kata, “Ular melingkar-lingkar di atas pagar”, wong Palembang akan cenderung memilih untuk menghindar untuk membacanya daripada menahan malu karena ditertawakan. Jadi kalau suatu hari nanti sobat menemukan seseorang yang tidak bisa sama sekali mengucapkan huruf R, selidiki apakah ia berasal dari kota Palembang atau bukan? Menurut Molzania sih unik sih kejadian ini. Boleh jadi ini bagian dari ciri khas wong Palembang asli. Hehe..
|
Pempek Jumbo Mangcak Ikhwan. Ngilerr… klik disini yaa. |
3. Penyebutan Pempek
Pelafalan makanan khas kota Palembang ini menjadi suatu hit tersendiri apakah orang yang mengucapkannya termasuk wong kito atau bukan. Tak jarang masyarakat luar Palembang lebih mengenal pempek dengan sebutan empek-empek atau mpek-mpek. Termasuk juga dengan saus pedas teman pempek yang sering disebut dengan pelafalan cuka.
Pelafalan yang benar khas wong Palembang itu ialah Pempek dan Cuko. Bukan pempek-pempek. Cukup pempek dan cuko. Seluruh wong Palembang pasti lebih mengenal Pempek daripada empek-empek. Biasanya setelah mengetahui bahwa pelafalan mereka salah, wong luar palembang itu lantas bertobat. Nggak lagi-lagi menyebut kata empek-empek untuk menyebut pempek.
Jadi kalau sobat suatu hari nanti berkunjung ke restoran yang menulis bahwa mereka menjual empek-empek asli Palembang, patut dicurigakan keaslian pempeknya. Sangat tak wajar wong asli Palembang yang menyebut kata empek-empek, jangan-jangan si pemilik restoran hanya mengaku-aku wong Palembang padahal bukan. Hihihii…
|
Wong Palembang Selalu Ado Lokak
Source: Pixabay |
4. Orang Palembang itu Sibuk Banget
Percaya atau tidak kalau wong Palembang itu termasuk orang yang super sibuk? Tidak ada satupun orang Palembang yang pengangguran. Coba saja sapa wong Palembang dengan pertanyaan hendak kemana alias “nak kemano?” Pasti wong asli Palembang akan menjawab dengan perkataan, “Ado lokak” alias ado gawe/kerjaan. Jika dilihat Wong Palembang ini hardworking, kemana saja pasti ado lokak. Bahkan disaat yang sebenarnya nggak jelas mau kemana perginya, tetap saja berkata “Ado Lokak”.
“Ado Lokak” menjadi ciri khas wong Palembang selanjutnya yang kadang tidak dimengerti oleh bukan wong kito. Lha wong ditanya mau kemana, bukan dijawab dengan suatu tempat malah dengan ada kerjaan. Seperti Jaka Sembung, gak nyambung keless.. Hehe.
Itulah beberapa diantara ciri khas yang dimiliki oleh wong asli Palembang. Semuanya Molzania rangkum berdasarkan pengalaman Molzania. Btw, sobat bubblelatte ada yang wong asli Palembang juga yang mungkin mempunyai pemikiran lain. Yuk sharing di kolom komen.. ^_^
Lah gua cadel S dan bokap Palembang
buahahaa,, wong plembang biasa cadel huruf R loh
mamahku org palembang,tpi kok tega bgt ya 🙁
tega gmn ya maksudnya?
Salam Palembang,sumsel.calon pasanganmu uwong tegal,doa kan ya supayo hubungan kami lenggang sampai akhir hayat kami
aamiin.. semoga disegerakan ya mas menikah dengan gades plembang 🙂