Sesuai janji, sekarang Molzania mau membikin review tentang novel “I’ll Go to You, When The Weather is Nice”.
Di Indonesia, novel karya Lee Do Woo itu diterbitkan oleh Penerbit Haru. Novel ini baru saja difilmkan menjadi drama Korea yang dibintangi artis ternama seperti Park Min Young dan Seo Kang Joon.
Karena sudah difilmkan, maka bagi yang sudah nonton pastilah akan mendapatkan gambaran seperti apa isi novelnya. Secara garis besar, tentu saja tidak berbeda jauh.
Inti ceritanya ialah kisah percintaan cowok pemilik toko buku bernama Im Eun Seob dengan pegawai part timenya sendiri, Mok Hae Won.
Mereka sudah saling mengenal sejak masa sekolah. Diam-diam Eun Seob naksir sama Hae Won, namun hanya disimpannya sendiri. Setamat SMA, si cewek pergi ke Seoul untuk melanjutkan kuliah dan berkerja.
Namun untuk suatu alasan, Hae Won terpaksa kembali ke kampung halamannya dan bertemu kembali dengan Eun Seob. Lalu dimulailah kisah cinta mereka.
Namun ternyata ada begitu banyak perbedaan antara novel dengan filmnya. Salah satunya terkait profesi Hae Won.
Di film dikisahkan Mok Hae Won berprofesi sebagai guru musik Cello. Tapi ternyata di novelnya, profesi Hae Won ialah guru lukis.
Penasaran Ending Sebenarnya dari Novel Asli
Alasan yang membuat Molzania tertarik sama novel ini karena sudah duluan kesengsem sama jalan cerita dramanya.
Seperti yang Molzania katakan pada review lengkap dramanya, ending di filmnya itu membingungkan. Agak kurang puas gitu deh.
Di filmnya dikisahkan Eun Seob yang ditinggal oleh Hae Won pergi. Tujuannya untuk menenangkan diri setelah tidak sengaja menemukan rahasia kelam keluarganya.
Tapi adegan berikutnya tiba-tiba Hae Won balik lagi. Tidak diceritakan alasan mengapa Hae Won kembali.
Tidak diceritakan pula berapa lama Hae Won pergi. Molzania merasa ada sesuatu yang masih nggak terungkap di filmnya.
Lantas, Molzania penasaran apakah kemunculan Hae Won setelah kepergiannya itu memang beneran balik atau gimana.
Dikarenakan rasa kepo yang teramat sangat, akhirnya Molzania pun memutuskan untuk membeli bukunya.
Terjawab sudah rasa penasaran Molzania setelah membaca bukunya. Ternyata Hae Won memang kembali lagi ke tempat Eun Seob.
Kepergian Hae Won ke Seoul ternyata hanya sebentar. Cuma dua bulan saja. Setelahnya Hae Won pun kembali ke pelukan Eun Seob.
Bukan Sekedar Roman Picisan Biasa
Tahu nggak kalau novel “Labirin Sisterfield” yang sejatinya di film ditulis oleh bibinya Hae Won, ternyata di novelnya dikisahkan kalau itu justru judul novel dari Hae Won sendiri!
Terkejut? Ya sama terkejutnya. Menurut Molzania, kisah yang ada di novel jauh lebih menarik dan lengkap daripada di film.
Walau inti ceritanya tetap bergaya roman picisan ala anak muda, tetapi ada gambaran masing-masing sisi kelam tokoh utamanya yang menarik untuk dibaca.
Meskipun demikian, ceritanya lumayan ringan dan enak untuk dibaca. Sebagaimana filmnya, novelnya juga penuh dengan kisah-kisah puitis yang bermakna filosofis.
Beberapa penggalan kisah yang diceritakan di novel ini, ternyata berasal dari novel yang dapat kita baca di dunia nyata.
Ada beberapa adegan dalam film yang juga diceritakan di novel dalam versi yang jauh lebih lengkap.
Terutama yang bikin senyam-senyum sendiri ya itu adegan romantisnya. Kalau di film disajikan dengan blak-blakan, tetapi di novelnya diceritakan dengan gaya yang lebih smooth.
Sebagaimana filmnya, kisah di novel ini juga disajikan dalam alur maju-mundur. Terdapat banyak adegan flashback masing-masing tokohnya.
Terinspirasi Dari Pengalaman Penulis
Bagian yang paling menarik menurut Molzania justru terletak di akhir buku. Di sana terdapat sedikit cerita dari penulisnya tentang pengalamannya saat menulis buku ini.
Ternyata kisah Eun Seob yang punya rumah di atas gunung itu terinspirasi dari pengalaman nyata penulisnya sendiri.
Yap, doi bercerita kalau dulu saat masih SD, dia pernah tinggal di desa yang terletak di kaki bukit.
Saat melakukan perjalanan ke puncak gunung, penulis melihat sebuah pondok kecil kumuh di dekat hutan.
Awalnya dikira pondok kecil itu tak berpenghuni. Ternyata suatu hari pintunya terbuka. Lalu munculah seorang anak yang satu sekolah dengan penulis keluar dari pintu itu.
Kenangan penulis saat mereka berpapasan tak pernah terlupa. Padahal mereka tidak saling mengenal ataupun bercakap-cakap. Meski penulis penasaran seperti apa rasanya memiliki rumah di atas gunung.
Maka dari itu, penulis novelnya lalu memutuskan untuk menulis kenangannya di novel ini.
Pengalaman nyata yang berkesan beserta harapan-harapan yang tercipta bersamanya terkadang membuat kita ingin menuliskannya kembali sebagai kenang-kenangan. Saking indahnya!
Itu sering Molzania lakukan terutama di blog ini. Kalau kalian membaca isinya, sebagian besar justru berasal dari pengalaman pribadi Molzania. Ya, kan?
Selain itu lewat buku ini, kita juga diajak untuk memahami sisi lain dari bisnis toko buku dan indie publishing. Indie Publishing itu semacam usaha penerbitan buku yang dimiliki oleh individu,
Konon katanya dulu saat sedang meriset bahan untuk novel ini, penulisnya sengaja tinggal di tempat milik seseorang yang membuka usaha indie publisher selama beberapa hari.
Jadi sedikit banyak, cerita yang terjadi di novel ini berdasarkan kisah sehari-hari penulis selama berada di sana.
Diceritakan di bagian ending, Eun Seob akhirnya membuka bisnis indie publishing yang mana untuk pertama kalinya menerbitkan buku Mok Hae Won berjudul “Labirin Sisterfield”.
Tokoh yang Tak Pernah Ada di Novel
Hal yang bikin Molzania sebel dari novel ini, beberapa tokoh yang ada di filmnya ternyata nggak pernah ada di novel.
Termasuk tokoh adik Eun Seob bernama Lim Hwi yang di filmnya lumayan banyak adegannya.
Kayaknya semua sepakat kalau Lim Hwi jadi salah satu tokoh remaja favorit yang kocak dan menyenangkan di drama koreanya.
Ternyata Lim Hwi itu tokoh yang dimunculkan di drama, tetapi nggak ada di novelnya. Sedikit kecewa sih saat membaca novel ini.
Inilah yang terjadi kalau kita sudah lebih dulu menonton filmnya, ketimbang membaca bukunya.
Akibatnya terjadi kebingungan saat kita berada dalam masa transisi dari film ke novel. Harusnya sih baca novelnya dulu, baru ke film, ya nggak?
Berikutnya tokoh film yang nggak ada di novel ialah Oh Young Woo, si cakep yang jadi saingannya Eun Seob dalam merebut hati Hae Won.
Molzania udah kesengsem sama kharismanya Young Woo. Ternyata Hae Won di novelnya nggak pernah terlibat dalam kisah cinta segitiga.
Begitupun dengan kisah-kisah cinta yang ada di film, kebanyakan nggak ada di novelnya. Hikz.
Sebut saja kisah cinta Lim Hwi dan Young Soo. Termasuk pula kisah cinta bibinya Mok Hae Won dan Cha Yoon Teuk yang gemes-gemes gimana gitu.
Biarpun begitu, Molzania lumayan puas dengan ending kisah percintaan yang manis dan hangat dari Mok Hae Won dan Im Eun Seob yang ditulis di novel ini.
Gak perlu merasa kebingungan lagi deh seperti saat menonton filmnya. Penasaran endingnya seperti apa? Baca sendiri ya, bukunya. 😉
Profil Novel
Judul : I’ll Go to You, When The Weather is Nice
Penulis : Lee Do Woo
Penerjemah : Dewi Ayu Ambar Rani
Penerbit : Haru Media
Cetakan Pertama : Februari 2020
Jumlah Halaman : 394 hal.
Harga : Rp. 99.000
Kalau karakter Lee Jang Woo dan Ji Eun Sil ada ga di novelnya?
Lee jang woo ada. tapi gak ada adegan pacar2annya.
Akhirnya tau gimana ending yang sebenarnya, thank you kak
sama2
wah belum baca, makasih reviewnya
sama-sama.