3,378 Views
wakakak… sebenernya udah lama banget dapet PR dari kak Ramaditya Adikara buat bikin sinopsis untuk novel perdananya Mata Kedua dan Hati Kedua. Udah dari November tahun lalu boo… XD
Maaf ya kak Rama dan mbak Achi TM, sekarang Molzania bakalan tuntasin deh book review alias sinopsisnya 😀
Mata dan Hati Kedua merupakan novel kembar karya Ramaditya Adikara dan Achi TM. Novel ini betul-betul kembar lohh, jadi ga akan lengkap kalo gak baca keduanya (emang baju aja yang ada kopelnya, wkwkwk). Buku kembar ini diklaim yang pertama loh di Indonesia. Mata dan Hati Kedua bukan termasuk sekuel atau berseri, melainkan saling melengkapi satu sama lain. So, pasti kalian pada penasaran kan?
Mata dan Hati Kedua iru terdiri dari dua buku; Mata Kedua dan Hati Kedua. Masing-masing buku mengisahkan sudut pandang dari kedua tokoh utama; Rama dan Rara. Pada buku Mata Kedua, kita bisa melihat perjuangan seorang tunanetra bernama Eko Ramaditya Adikara yang berisi pengalaman pribadi penulisnya sendiri lohh… So, penulis Mata Kedua yang adalah kak Ramaditya Adikara ini seorang blogger tunanetra sejak lahir. *Molzania malu nih kalo inget ini, kurang pandai bersyukur Molzania tuh 🙁
Kisah pada Mata Kedua bermula pada seorang Rama kecil yang masuk sekolah umum. Pastinya seorang tunanetra dianggap aneh dong sama teman-temannya. Nah, Rama pasti ngalamin semua diskriminasi karena kekurangannya itu. Baik dari guru maupun teman-temannya. Tapi tokoh Rama ini berani membuktikan kalau kekurangan bukan halangan untuk maju. Akhirnya teman-temannya perlahan mau bersahabat dengan Rama.
Untuk mencapai keinginannya menjadi yang terbaik, Rama mengikuti segala macam kegiatan di sekolah. Mulai dari taekwondo hingga kelas robotik. Teman-teman yang melihat kegigihan Rama berusaha mendukungnya. Tak terkecuali sosok Rara, ehemm..ehemm Rara itu temen special loh di hati Rama. Berawal dari keduanya saling mengagumi, akhirnya berbuah jadi benih-benih cinta. Namun keduanya sepakat untuk menunda pacaran karena komitmen teguh agama; Pacaran itu dilarang!
Lain Rama, lain pula dengan Rara di Buku Hati Kedua. Rara itu cewek jenius baik hati hobi utak-atik elektronik yang punya kisah hidup yang getir. Saat SMP, ia didiagnosis menderita tumor otak. Penyakit itu ngebikin Rara jadi down meski Orangtua Rara yang kaya berusaha untuk menyembuhkan penyakitnya. Tapi untungnya itu tak berlangsung lama, karena Rara secara tak sengaja menemukan seorang sahabat cewek yang juga menderita penyakit yang sama. Rara jadi semangat deh karena sahabatnya itu.
Saysngnya kebahagiaan Rara tak berlangsung lama karena sahabatnya itu meninggal. Rara jadi down lagi. Bertepatan dengan itu, ia masuk SMU. Di hadapan teman-temannya, Rara berusaha untuk menjadi cewek yang tangguh, meski penyakitnya makin sering kambuh. Disini Rara bersahabat dengan Rama; ia menyembunyikan penyakitnya dari teman-temannya.
Menginjak kelas tiga, penyakit Rara makin parah. Ia sering tak masuk sekolah. Sampai akhirnya penyakitnya tak tertahankan, Rara pun pingsan justru disaat Rama lagi ikutan lomba pidato Bahasa Inggris. Rama jadi ga bisa memperlihatkan kemenangannya pada Rara deh.
Rara pun masuk rumah sakit. Beberapa hari kemudian, dijadwalkan operasi tumor otak. Rama dan teman-temannya memberikan perhatian yang lebih dengan mengunjungi Rara di rumah sakit. Meski Rama ga pernah melihat wajah Rara, Rama pintar ngelawak lho depan Rara *apa hubungannya?* namun apa mau dikata, ajal rahasia Allah SWT. Meski operasinya berhasil, Rara akhirnya meninggal dunia.
Dari sini cerita balik lagi ke Buku Mata Kedua, Rama shock berat atas meninggalnya Rara. Ia berubah labil dan ngamuk sama teman-temannya. Dikiranya Rama teman-temannya hanya bermaksud mengerjainya. Tapi Rama akhirnya pasrah dan pelan-pelan menerima kepergian Rara-setelah dinasihati Cindy, musuh yang berubah jadi sahabat. Rama dan teman-temannya pun membangun semangat mereka yang terpuruk karena kehilangan sahabat dan membuka lembaran baru.
Cerita berlanjut pada saat Rama dewasa. Ia mengadakan reuni sama teman-teman SMUnya dulu. Ternyata Alhamdulillah teman-temannya sudah berhasil semua. Beberapa diantaranya bahkan sudah menikah dan berkeluarga. Rama tak mau kalah dong; ia memperkenalkan tunangan yang sekarang sudah resmi jadi istrinya, Kak Isye Oktaviana, Cindy yang sudah bekerja di Amerika memberikan Rama sesuatu; surat dari Rara yang ditulisnya sebelum ia meninggal. Mau tau isinya, simak aja bukunya ya hehee
Benang merah pada kedua buku ini terletak pada dua hal; Pertama, hobi Rara dan Rama yang sama: GAMERS. Yup, Rara dan Rama itu maniak game banget deh. Meski tunanetra, Rama bisa loh namatin game dingdong maupun Mario Bross dengan hanya mengandalkan suara. Begitu pula dengan Rara, meskipun cewek, ia jago maen game Mario Bross dan namatin game itu dalam waktu lima menit. Si Rara itu juga berhasil bikin game dingdongnya jebol akibat kehabisan memori saking hebatnya ia bermain game.
Kedua, hmm ini dia… benang merahnya ada pada rahasia terbesar sahabat Rara yang meninggal itu; ia ternyata sepupunya Rama. Jago rakit robot pula. Doi sering cerita sama Rara tentang Rama. Jadi sejak awal sebenarnya Rara sudah mengetahui jati diri Rama. 🙂
Keunggulan buku ini aku kasih jempol dua deh. Ceritanya meremaja banget, walau setting cerita berkisar di tahun 90an. Terus idenya juga gak biasa. Kisah seru, sedih, dan lucu tumpah ruah di bukunya. Sedih banget deh kalo baca buku Hati Kedua tentang kisah Rara, Molzania sampe termehek-mehek bacanya. Dibalik ceritanya yang ga biasa, terselip ribuan makna tanpa rekayasa.
Kelemahannya mungkin terletak pada kesalahan ketik. Molzania menemukan beberapa typo di kedua buku ini. Yahh, kata penulisnya sih gak ada novel yang gak typo. Molzania akui aja deh… ^^ Salut buat Kak Rama dan Achi TM atas novel fenomenal ini. Semoga lekas difilmkan Aamiin… 🙂 🙂 🙂
Temukan bukunya di Gramedia terdekat, kalo ga salah kedua bukunya dibandrol dengan harga hanya Rp. 100.000,00. Buat yang pengen kenal sama penulisnya kunjungi aja websitenya di www.ramaditya.com. Kadang-kadang di facebooknya kak Rama suka bagi-bagi diskon spesial untuk yang beli online lohh.. Buruan cek di facebook kak Ramaditya Adikara sebelum kehabisan 😀
aku baru baca yg mata kedua belum
baca yg hati kedua jd pengen beli hahaha makasi reviewnya mba. jadi penasaran
sama-sama ya