Menjadi seorang pembicara di depan orang banyak merupakan hal yang menakutkan bagi Molzania. Sering banget merasa rendah diri karena gagap. Minder karena merasa gak bisa ngomong huruf R. Namun Molzania tidak pernah takut untuk mencoba.
Untuk pertama dan terakhir kali menjadi narasumber adalah pada suatu acara kajian di Universitas Muhammadiyah Palembang. Boleh dibilang saat itu gagal jadi pembicara, soalnya Molzania gagap parah. Mungkin banyak audiencenya malah gak ngerti huhuu… Namun selama pandemi kemarin, Molzania berani menerima undangan ngobrol bareng secara live. Ternyata hal itu menempa skill komunikasi dan kepercayaan diri.
Bener banget apa yang dikatakan pakar public speaking, skill komunikasi dan kepercayaan diri itu perlu dilatih. Dengan kita berani untuk tampil dan bicara di depan orang banyak, maka kegagapan itu akan pelan-pelan terobati.
Makanya saat mendapat tawaran menjadi narasumber Dinas PPPA Sumsel kemarin. Molzania tak ragu dan minder lagi. Acaranya sendiri digelar di Hotel Swarna Dwipa, Palembang. Hajar aja bicara apapun yang muncul di otak. Hahaha…
Dinas PPPA Sumsel Memberdayakan Perempuan dan Disabilitas Lewat Seminar Inspiratif
Sebanyak kurang lebih 50 peserta dari Dinas PPPA Kota dan Kabupaten se-Sumsel dan komunitas disabilitas hadir. Sambutan diberikan oleh Ibu Mariana yang mewakili Plt Kepala Dinas PPPA Sumsel Ibu Henny Yulianti yang tidak dapat hadir karena berhalangan.
Menurut Ibu Mariana, yang juga menjabat Kabid Data Informasi Gender dan Anak Dinas PPPA Sumsel mengatakan bahwa pemerintah Sumatera Selatan mewakili program pak Gubernur sangat perhatian pada penyandang disabilitas. Bahwa penyandang disabilitas bisa punya usaha juga dan mampu seperti orang-orang lainnya.
Senada dengan yang dikatakan Ibu Mariana, Bapak Haris Ristanza yang juga menjabat sebagai Kasi Data Gender Dinas PPPA Sumsel sangat mengapresiasi acara yang melibatkan kaum disabilitas seperti ini. Semoga bisa memotivasi kaum disabilitas lainnya.
Launching Aplikasi Pedas PPAS, E-Commerce Bikinan Wong Kito Galo
Bangga jadi wong Palembang! sekarang udah dilaunching aplikasi Pedas PPAS yang digagas oleh Pemprov Sumsel dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Hak Anak (PPPA) Sumsel. Developernya yaitu kak Andrika Permana yang asli wong Plembang.
Jadi kemarin kita dikasih liat prototypenya yang sudah jadi. Memang belum bisa didownload di PlayStore. Tetapi sudah bisa digunakan. Jadi kita disuruh download di blognya kak Andri. Beneran keren banget, deh aplikasinya!
Pada aplikasi Pedas PPAS, kita bisa membuat toko online sendiri. Proses registrasinya mudah dan sederhana. Jadi siapapun bisa menggunakannya. Sangat bermanfaat untuk ibu-ibu yang mungkin kesulitan berbelanja online. Jadi mereka bisa berbelanja sendiri.
Boleh dibilang ini e-commerce pertama milik wong Sumsel loh. Kita mesti mencintai produk-produk anak negeri. Semoga aplikasinya segera bisa disebarluaskan. Supaya wong Sumsel bisa segera memanfaatkannya. 🙂
Kenalan sama Bu Ana, Disabilitas Buka Kursus Menjahit Luluskan Ribuan Siswa
Pada kesempatan tersebut, hadir pula sebagai pembicara bernama Ibu Ana. Biarpun berperawakan mini, tetapi ibu Ana ternyata setrong loh. Buktinya beliau berhasil berwirausaha dengan membuka kursus menjahit. Bahkan siswanya sudah ribuan se-Kota Palembang.
Brebes mili lihat perjuangan ibu Anna. Hingga sekarang dari perjuangannya, alumninya sudah bisa membuka 25 usaha menjahit lainnya. Bahkan saat ini dirinya tak perlu susah lagi memikirkan tempat magang bagi peserta didiknya. Soalnya dia bisa berkerjasama dengan alumni yang sudah terlebih dulu sukses.
Kursus menjahit Bu Anna ada di Jalan Ogan, Palembang. Beliau membuka 3 shift kelas; pagi, siang dan malam. Masing-masing kelas ada 20 orang murid. Biayanya 250 ribu per bulan. Bu Anna sekarang sudah tidak mengajar lagi, melainkan mendelegasikan kepada keponakannya sendiri.
“Kunci sukses disabilitas tergantung pada niat dan keinginan, ” nasihat Bu Anna pada kami semua. Selain itu, kita mesti berusaha di bidangnya masing-masing secara konsisten. “Disabilitas mesti semangat! Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi?” seru Bu Anna menyemangati.
Semangat Ngonten dari Rumah Bersama Molzania
Berbeda dengan Bu Anna yang berwirausaha, pada acara tersebut Molzania berbagi soal pengalaman ngonten dari rumah. Ternyata siapapun saat ini bisa berkarya dan berbagi ilmu. Apalagi sekarang udah ada internet dan hp yang makin canggih.
Lewat tutorial Youtube, kita bisa belajar membuat konten menggunakan sosial media. Buat yang hobi menulis, bisa berkarya melalui blog. Mau belajar apa saja, banyak tutorialnya di Youtube dan Tiktok. Asal kita konsisten dengan passion atau minat kita, Insya Allah akan ada jalan menuju kesuksesan.
Bagi disabilitas, internet bisa menjadi kanal untuk memotivasi orang lain. Baik itu disabilitas maupun non disabilitas. Soalnya menjadi disabilitas sendiri sudah menginspirasi. Orang disabilitas merasakan banyak hambatan dan kesulitan. Orang disabilitas terbukti bisa beradaptasi dengan hal tersebut.
Misalnya disabilitas yang bisa melukis menggunakan mulut, menulis menggunakan kaki, anak disabilitas lumpuh otak yang mampu menghafal 30 juz Al-Quran, atau disabilitas netra yang bisa menulis novel. Semuanya itu belum tentu yang non disabilitas bisa melakukannya.
Akhir kata, Molzania ucapkan terima kasih kepada Dinas PPPA Sumsel atas undangannya. Khususnya kepada Pak Gubernur Sumsel Herman Deru, Kepala Dinas PPPA Sumsel Bu Henny Yulianti, Kabid Data Informasi Gender dan Anak Bu Mariana, dan Kasi Data Gender Bapak Haris Ristanza beserta staf jajarannya. Semoga apa yang Molzania sampaikan kebaikan yang bermanfaat dan dapat bernilai pahala serta ibadah dari Allah SWT Aamiin Allahumma Aamiin.
Moly terus maju ke depan, luar biasa kamu ini emang
makasih
Wow mantaf nih Mbak Molly. Aku jadi semangat ngontennlagi nih. Semoga bisa terus memotivasi ya biar Indonesia maju 😍