Beberapa bulan terakhir ini, banyak sekali telepon dari nomor yang tidak dikenal masuk ke hp Molzania. Mereka semua mengaku dari PT. Globalindo yang mau melaksanakan survey selama 3 menit. Orang yang menelepon berbeda-beda. Kadang cewek, kadang cowok.
Nggak jelas survey apa yang dimaksud. Perusahaan pun menelepon dari nomor hp pribadi, bukan kantor. Tapi Molzania awalnya nggak ngeh karena banyak urusan penting. Jadi selalu Molzania skip teleponnya. Sejak saat itu, nomor-nomor hp nggak dikenal terus masuk ke hp. Lama-lama tiap minggu dihubungi sekali dua kali.
Dua hari yang lalu, Qadarullah ditelepon kembali. Si Mbak kembali mengajak untuk meluangkan waktu 3 menit untuk survey. Hal yang bikin aneh ketika si mbak ternyata tahu nama panggilan asli Molzania. Merasa takut, Molzania pun memilih untuk menolak mengikuti survey.
Molzania berusaha mengatakan kalau tidak tertarik dan tidak berminat untuk menjawab. Tapi yang terjadi kemudian si mbak malah ngegas, seakan memaksa Molzania untuk menjawab surveynya. Dia berkata, “Emangnya sudah berapa kali Globalindo melakukan survey?”
Tentu saja mendengarnya Molzania pun shock. Ingin rasanya ngomong kalau perusahaannya sudah meneror hampir setiap minggu. Namun Molzania memilih untuk mematikan saja teleponnya. Malas meladeni mbaknya. Mending lakukan hal-hal yang berguna saja.
Investigasi Via Internet
Merasa heran Molzania pun lantas browsing via internet. Ternyata nggak sedikit yang mengalami hal tersebut. Rata-rata jawaban mereka semua sama yaitu malas meladeni. Tak jelas siapa dan apa itu perusahaan Globalindo. Mau diapakan data yang kita bagikan kepada mereka.
Survey yang mereka lakukan justru menanya-nanyai hal-hal yang bersifat sensitif. Seperti nama, tanggal lahir, jumlah pendapatan, jumlah pengeluaran, dan lain sebagainya. Molzania jujur sedikit risih dengan pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Tujuannya buat apa? Untuk data mining-kah?
Ada satu perusahaan ketika disearching di Google yang namanya mirip-mirip. Memang salah satu perusahaan survey yang bermitrakan dengan sejumlah perusahaan asuransi. Mungkinkah itu dari perusahaan yang sama? Atau mereka bukan?
Seperti yang Molzania tulis dalam artikel “Tips Keamanan Internet dan Privacy Bagi Wanita” bahwa Indonesia darurat keamanan data. Begitu banyak data-data pribadi dan sensitif milik kita tersebar. Baik yang secara sukarela atau tidak sengaja dibagikan ke oknum-oknum tertentu.
Mungkin orang Indonesia sebagian besar tidak menyadari risikonya. Dengan entengnya kita membagikan data-data yang seharusnya kepada pihak-pihak yang tidak dikenal. Berdalih survey singkat selama 3 menit saja. Lalu data-data kita pun disimpan untuk kepentingan tertentu.
Jujur ketika Molzania tahu tuh mbak manggil nama asli Molzania, jadi sedikit kuatir. Si mbak sok kenal. Yah mau gimana nama asli Molzania memang sudah ada di sosial media. Tapi biasanya orang-orang yang baru dikenal akan menyebut nama depan. Bukan nama panggilan yang exactly hanya dipanggil oleh orang-orang yang kenal dekat sama Molzania.
Ngeri? Yah mengerikan. Pengalaman orang lain ada yang lebih mengerikan lagi. Mendapat telepon survey dari perusahaan tertentu dan mereka sudah mengetahui bank dan bahkan informasi kartu kredit yang kita miliki. Wah, semakin menakutkan nih ikutan survey-survey beginian. Hikz.
Diiming-imingi Hadiah Menarik
Molzania juga sudah pernah menulis artikel tentang ini. Judul artikelnya “Gratis 3 Bulan Program Asuransi Axa Asli atau Palsu?“. Bedanya perusahaan sudah terkenal dan dikenal secara umum. Hal yang jadi masalah ada sejumlah orang yang mengaku dari perusahaan di atas lantas menelepon dengan alasan survey dan menanyai sejumlah data pribadi kita.
Hingga saat ini orang-orang masih banyak yang membagikan pengalaman mereka yang serupa. Bahkan pertanyaannya pun ada yang lebih extreme yaitu ditanyai tentang kartu kredit kita. Usai survey, mereka diberikan hadiah asuransi jiwa selama 3 bulan secara gratis.
Mungkin perusahaannya memang dikenal dan programnya barangkali asli dari perusahaan. Tapi cara mereka meminta data-data pribadi itu yang agak gimana gitu. Tujuannya untuk apa? Mau digunakan untuk apa? Hingga saat ini Molzania masih bertanya-tanya. Jelas takut dan curiga.
Bedanya kali ini orang yang mengaku dari PT. Globalindo tersebut tidak memberi imbalan apapun. Setelah ditolak kemarin, Molzania berharap tidak lagi ditelepon selamanya. Nomor yang dia gunakan juga sudah tidak aktif lagi saat dihubungi. Mencurigakan sekali bukan?
Apakah mereka oknum yang sama? Entahlah. Terlepas dari apakah telepon survey yang dilakukan PT. Globalindo asli atau palsu? Sebenarnya bukan itu hal yang terpenting. Melainkan yang mereka lakukan yang meminta data-data pribadi kita. Saran Molzania jika kalian menerima telepon serupa, lebih baik tolak dan segera ditutup.
Himbauan Untuk Korban Surveyor
Bagi kalian yang sudah terlanjur memberikan data-data pribadi, sebaiknya jangan lakukan lagi. Abaikan saja jika ada telepon serupa dari pihak manapun. Jangan tergiur oleh iming-iming hadiah apapun. Soalnya sekali data sensitif kita sudah tersebar, maka bisa digunakan oleh oknum tak bertanggungjawab.
Menurut laman CNN, salah satu risiko jika kita membagikan data pribadi lewat online, data kita bisa dijual di dark web. Informasi yang kita berikan bisa dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk membuat pinjaman dan kartu kredit. Sounds creepy, but it’s real man. 🙁
Nggak ada jaminan dari pihak manapun kalau data pribadi yang mereka kumpulkan akan aman tersimpan. Hanya kita yang bisa menjaga data pribadi agar jangan sampai tersebar. Soalnya kita masih memiliki kemampuan untuk berbagi atau justru menolak untuk menjawab. Lain kalo dihipnotis, ya?
Molzania menulis artikel ini bertujuan untuk sharing pengalaman pribadi dan mengedukasi sobat semua. Sedikit merasa geram sama oknum yang sering meminta data pribadi apalagi dengan paksaan seperti yang Molzania alami. Tidak bermaksud untuk menjelekkan perusahaan ataupun pihak manapun.
Molzania terbuka dengan berbagai opini yang berbeda. Mungkin diantara sobat pembaca ada yang mengetahui tujuan survey singkat yang dilakukan oknum yang mengaku dari perusahaan ini. Silahkan membagikan pengalaman kalian di kolom komentar ya. ^^
tapi perhatikan aja kak, intensitasnya berkurang..saya sering sekali dulu dihubungi untuk penawaran dll dll tapi semenjak. saya selalu mengaku tdk memiliki kartu kredit, mereka langsung malas untuk melanjutkan bualannya dan bujukannya, intensitas di hubungi jg berkurang hanya sekali sbln di hubungi .
tapi perhatikan aja kak, intensitasnya berkurang..saya sering sekali dulu dihubungi untuk penawaran dll dll tapi semenjak. saya selalu mengaku tdk memiliki kartu kredit, mereka langsung malas untuk melanjutkan bualannya dan bujukannya, intensitas di hubungi jg berkurang hanya sekali sbln di hubungi .
Gampang aja, jawab saja tidak memiliki kartu kredit, si penelpon akan langsung memutuskan sambungan telepon, ulangi terus, niscaya anda tidak akan di hubungi lagi
gak mempan sih, tetep dihubungi sampe sekarang. takut nih klo ada nomor yg gak dikenal biasanya ku wa in dulu.