Dalam Bahasa Inggris, istilah Disabilitas Rungu disebut dengan istilah Deaf. Di dunia ini, menurut United Nations ada 70 juta orang yang merupakan disabilitas rungu. Sekitar 80 persen diantaranya tinggal di negara berkembang.
Di bawah ini, Molzania akan menjelaskan secara lengkap pengertian Disabilitaas Rungu. Nama lainnya tuna rungu. Mudah-mudahan bisa memberikan pemahaman kepada sobat semua.
Pengertian Disabilitas Rungu
Berikut beberapa pengertiian disabilitas rungu menurut para ahli, diantaranya adalah :
- Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, disabilitas rungu adalah individu yang mempunyai keterbatasan dalam pendengaran, yang bisa juga disertai dengan keterbatasan dalam berbicara. Contoh disabilitas rungu adalah disabilitas tuli, dan hard of hearing (HoH)
- Menurut World Health Organization, disabilitas rungu adalah seseorang yang hanya bisa mendengar sedikit atau tidak bisa mendengar sama sekali. Untuk itu diperlukan bantuan bahasa isyarat.
- Menurut kamus Oxford, disabilitas rungu adalah suatu kondisi dimana tidak bisa mendengar jelas atau sama sekali tidak bisa mendengar.
- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disabilitas rungu adalah orang yang mengalami keterbatasan pendengaran dalam jangka waktu lama, sehingga sulit berinteraksi dengan lingkungan, dan memiliki keterbatasan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Menurut Andreas Dwidjosumarto, disabilitas rungu adalah seseorang yang tidak atau kurang mampu untuk mendengar suara.
Perbedaan Tuli dan Sulit Mendengar (Hard oF Hearing)
Disabilitas rungu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tuli alias deaf dan sulit mendengar atau Hard of Hearing (HoH). Istilah lain yang umum digunakan untuk menyebut HoH adalah kehilangan fungsi pendengaran (hearing loss)
Berdasarkan World Health Organization, terdapat perbedaan antara seseorang yang mengalami disabilitas tuli dan mereka yang kehilangan pendengaran (hard of hearing atau hearing loss).
Pada disabilitas tuli, mereka sama sekali tidak bisa mendengar. Sementara itu, hearing loss itu individu yang memiliki gangguan pendengaran di bawah ambang normal yaitu sekitar 20 desibel. Biasanya memengaruhi salah satu atau kedua telinga.
Orang yang memiliki gangguan pendengaran dapat diklasifikan menjadi ringan, sedang, dan berat. Gangguan ini dapat berlangsung sementara atau pun berlaku seumur hidup. Beberapa jenis gangguan pendengaran dapat disembuhkan, tetapi ada pula yang membutuhkan alat bantu dan tidak bisa disembuhkan.
Penyebab Disabilitas Rungu
Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi seorang disabilitas rungu. Secara umum, penyebab disabilitas rungu terbagi menjadi lima, yaitu :
1. Sebelum Kelahiran (Pre-Natal Period)
- Faktor genetik, baik yang bersifat turun temurun atau bukan riwayat keturunan.
- Infeksi kandungan seperti rubella dan cytomegalovirus.
2. Setelah Kelahiran (Perinatal Period)
- Kekurangan oksigen saat dilahirkan (birth asphyxia)
- Kelebihan zat bilirubin dalam darah (hyperbiliirubinemia)
- Berat badan lahir rendah
- Komplikasi penyakit lain dan resiko penanganannya.
3. Masa Kanak-Kanak
- Infeksi telinga kronis,
- Radang kronis akibat penumpukan cairan telinga
- Meningitis dan infeksi lainnya.
4. Masa Dewasa dan Lansia
- Penyakit telinga kronis
- Merokok
- Pertumbuhan tulang telinga yang tidak normal (otoskrelosis)
- Penyakit degeneratif akibat usia
- Gangguan pendengaran mendadak
5. Faktor Risiko Seumur Hidup Lainnya
- Kotoran telinga yang menumpuk
- Riwayat cedera telinga atau kepala
- Akibat mendengarkan suara yang terlalu keras
- Konsumsi obat-obatan yang memengaruhi kesehatan telinga
- Terpapar zat kimia yang merusak pendengaran
- Kekurangan nutrisi
- Infeksi virus dan kondisi lainnya
- Gangguan pendengaran genetik progresif dan yang tertunda (delayed)
Macam-Macam Kondisi Disabilitas Rungu
Ternyata disabilitas rungu memiliki berbagai macam kondisi loh, berikut diantaranya :
1. Disabilitas Rungu Wicara (Deaf-Mute)
Bahasa Inggrisnya deaf mute. Disabilitas Rungu Wicara merupakan disabilitas ganda yang tidak bisa berbicara dan mendengar sekaligus.
2. Disabilitas Rungu Buta (Deaf-Blind)
Kondisi disabilitas rungu buta merupakan disabilitas ganda yang tidak bisa mendengar dan melihat sekaligus.
3. Disabilitas Tuli
Disabilitas tuli merupakan jenis disabilitas yang tidak bisa mendengar sama sekali.
4. Hard of Hearing / Hearing Loss
Disabilitas HoH ini merupakan kondisi disabilitas yang mengalami gangguan fungsi pendengaran, sehingga sulit mendengar sebagaimana orang non disabilitas.
5. Disabilitas Rungu – Intelektual
Jenis disabilitas ini tidak dapat mendengar dan disertai dengan hambatan intelektual. Mereka memiliki kemampuan intelegensi yang di bawah rata-rata dan terdapat masalah dalam perilaku.
Alat Bantu Disabilitas Rungu
Berikut beberapa alat bantu untuk disabilitas rungu, diantaranya :
1. Bahasa Isyarat
Bahasa isyarat adalah gaya berkomunikasi menggunakan gerakan tangan, mimik wajah dan gerakan tubuh. Digunakan untuk membantu disabilitas rungu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Bahasa isyarat ini pertama kali digunakan di barat pada abad ke-7. Penggunaan bahasa isyarat berbeda-beda pada setiap negara. Baca artikel mengenai bahasa isyarat Indonesia.
2. Alat Bantu Dengar (Hearing Aid)
Berbentuk seperti halnya headset, alat bantu dengar dipasang di kedua telinga. Tujuannya untuk membantu disabilitas HoH untuk mendengarkan suara dengan lebih jelas.
3. Implan Koklea
Implan koklea ini berupa perangkat elektronik kecil yang berguna untuk membantu disabilitas tuli atau HoH tingkat berat. Terdiri dari dua bagian; satu dipasang pada bagian luar telinga, satu lagi dipasang di bagian dalam telinga melalui prosedur bedah.
Tingkat / Derajat Kehilangan Pendengaran Bagi Disabilitas Rungu
Berikut ini beberapa tingkatan / derajat kehilangan pendengaran bagi disbilitas rungu :
1. Disabilitas Rungu Ringan
Pada disabilitas rungu ringan, seseorang masih bisa mendengar suara di ambang frekuensi 26 – 40 dB. Masih bisa berkomunikasi dari jarak dekat. Namun biasanya mulai ada konsonan yang hilang, misalnya huruf G.
2. Disabilitas Rungu Sedang
Pada disabilitas rungu sedang, frekuensi suara yang masih bisa didengar antara 41 – 55 dB. Seseorang masih bisa berkomunikasi dari jarak 1,5 – 2.5 meter. Namun berpotensi kehilangan informasi 50 – 70% tergantung tingkat kebisingan.
3. Disabilitas Rungu Sedang – Berat
Hanya bisa mendengar suara yang sangat keras dengan frekuensi di atas 55 dB. Berpotensi kehilangan informasi 100%, sehingga mengalami hambatan dalam komunikasi secara verbal.
4. Disabilitas Rungu Berat
Seseorang dengan disabilitas rungu tingkat berat hanya bisa mendengar suara yang sangat keras. Untuk itu membutuhkan bantuan alat bantu.
5. Disabilitas Rungu Sangat Berat
Disabilitas rungu yang memiliki hambatan tingkat sangat berat hanya bisa merasakan getaran. Sehingga mereka bergantung kepada penglihatan dalam berkomunikasi.
Nah itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu disabilitas rungu. Mudah-mudahan bermanfaat. Ketahui pula cara berinteraksi dengan disabilitas rungu, agar kita dapat berteman dengan baik.
Sumber Artikel :
- Aini, Syilvi Noor, dkk. 2022. Buku Panduan Guru Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik Disabilitas Rungu Disertai Hambatan Intelektual. Kemendikbud : Jakarta.
- Layanan Mahasiswa Disabilitas. Ragam Disabilitas. Diakses pada 28 Juni 2024. https://ptinklusif.kemdikbud.go.id/s/2/ragam-disabilitas
- NIDCD. 2016. Implan Koklea. Diakses pada 28 Juni 2024. https://www.nidcd.nih.gov/health/cochlear-implants
- World Health Organization. 2024. Deafness and Hearing Loss. Diakses pada 28 Juni 2024. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/deafness-and-hearing-loss#:~:text=A%20person%20who%20is%20not,%2C%20moderate%2C%20severe%20or%20profound.
Uraian yang ringkas, padat serta mudah dipahami.
Sangat membantu kita untuk lebih paham tentang Disabilitas Rungu atau Tuna Rungu.
Salam Jumat Berkah dari ujung timur Lombok ^^
kalau ga baca artikel ini mungkin aku gatau ada berbagai jenis kondisi disabilitas rungu. dan ternyata ada macam-macam penyebabnya juga yah, berharap bisa diantisipasi sejak dini (untuk yang bisa kita kontrol) kalau sudah paham begini.
iya, mbak. setuju. 🙂