Flash Fiction #SuperJunior Untitled Chapter 1

“Darrr…” Seseorang mengagetkanku. Fyuhh!!! Hampir saja kotak merah
jambu yang ada di tanganku ini terlepas. Pasti ini kerjaannya?, pikirku.
Dan benar saja, setelah aku menoleh tampak di sebelahku wajah seseorang
yang begitu menyebalkan. “Oppaaa…!!”, pekikku. Kusembunyikan kotak
merah jambu di belakang tubuhku.

“Mwo?”
tanyanya jenaka. Tangannya seketika mengacak-acak rambutku yang sudah
terlihat seperti orang yang sedang bangun tidur. “kyaa…” jeritku
pelan. Kupukul punggung lengannya. Kyuhyun terlihat kesakitan. “
Rasakan!” ujarku berbalik meninggalkan Kyuhyun yang terus saja mengomel.

“Eman jonjae! Tahu sendiri akibatnya jika mengangguku…” gerutuku
sebal. Hyungku yang satu itu terkadang memang menyebalkan. Aku
menggeleng-gelengkan kepala. Kutatap lagi kotak merah mudaku. Huh. Mau
dikemanakan benda ini?

Syuttt… tangan
seseorang merebut kotak merah muda… “Bad asseoyo! Apa ini?” seru
Kyuhyun. “Arrgghh… Dwilo!” pekikku keras. Aku berusaha merebut kembali
kotak merah mudaku dari tangan hyungku itu. “Eonni, nugu ileohan
geosdeul ?” tanya Kyuhyun tersenyum.  “nam-ui il-e chamgyeonhada!”
seruku saat dia mengembalikan padaku kotak merahmudaku. “Dari siwon-ssi,
huh?” tanyanya. Aku mengangguk.

Kyuhyun
tertawa. “Semakin serius saja hubunganmu,” canda Kyuhyun. Aku menatap
sekeliling. “Mana eomma?” tanyaku berusaha mengalihkan perhatian.
Bukannya menjawab pertanyaan, Kyuhyun malah berbalik menatapku aneh.
“Dangsineun geugeoseul salang haeyo?” tanyanya balik sembari memegang
pundakku. Aku menggeliat berusaha melepaskan diri. “Ne, tentu saja.”
Jawabku singkat lalu melarikan diri ke arah dapur.  Kyuhyun menatapku
tak puas. Biar saja! Tak ada yang berhak untuk mengaturku mencintai
siapapun.

                                                                ~’’~                                                        ~“~

Sejujurnya, aku tak dapat tidur malam ini. Percakapanku dengan Kak Kyu
tadi siang benar-benar membekas dalam ingatanku. Jam kamar sudah
menunjuk tepat dua malam. “Ahh, Siwon-ssi, sampai kapan aku harus terus
membohongimu?” bisikku pelan.

Aku baru
benar-benar tertidur pukul tiga. Eomma membangunkanku jam enam. Kepalaku
serasa mau pecah rasanya. Aku kembali bertemu dengan Kak Kyu pagi ini.
Tak banyak pembicaraan terjadi di antara kami. Dia terburu-buru
menghabiskan makanannya. “Aku ada rapat penting” jawabnya singkat saat
kami menanyakan alasannya begitu tergesa-gesa.

“Gidalyo, dangsinui jadongchaleul tal su?” tanyaku padanya. Kyuhyun
menoleh. Ia mengangguk. “Hurray, thanks!” pekikku kesenangan. “Cepatlah!
Nanti aku terlambat,” ujarnya cepat. Aku pun melompat kesenangan menuju
mobilnya.

Gadis itu sudah tumbuh besar rupanya. Aku baru menyadarinya sekarang.
Selama enam belas tahun kebersamaanku dengannya, tak sekalipun aku
melihatnya bersedih hati. Ia tumbuh menjadi gadis yang ceria dan
memesona. Ah, aku sungguh bangga padanya…

“Hey, melamun terus!” seruku keras. Hyung Soo terlonjak kaget. Otak
isengku mulai bekerja tatkala melihatnya berdiam diri bak hantu. Seperti
biasa, Eonnie ku yang cantik itu mulai menggerutu. “Makanya, jangan
melamun terus! Mikirin apa sih?” tanyaku penasaran.

“Mwo? Eh, nggak!” ujarnya tersipu. Aku tahu apa yang dia pikirkan? Maka
kujawab, “Percayalah pada kata hatimu, dia pasti lebih mengetahui apa
yang sedang terjadi.” Seruku tanpa menatapnya sementara tanganku masih
menyetir. Kuharap dia akan mengerti.

Sepuluh menit berlalu dalam hening di sekelilingku. Tak tahan, aku pun
menoleh. “geugeos-eun mueos-inga?” tanyaku gugup. Takut jikalau
kata-kataku malah menyakitinya. Hyung Soo menatapku tertegun. “Ne,
sepertinya kau benar” katanya cepat. Aku pun mengacak-acak
rambutnya.~ to be continued … ^^