1,845 Views
Behind The Scene:
Absen dua hari gak posting lanjutan ff hihihii… sibuk ngurusin vote kafebrownies, doain aku menang ya… kalo mo tukeran vote juga boleh, nama grupku beautyandthebeast hehehe… Pengennya handelandgretel biar dimiripin sama kafenya aa Yesung tapi gak jadi nyesel.com deh akhirnya #abaikan
Di chapter 6 ini akan ada kejadian tragis yang menimpa Cho Kyuhyun. Terus masa lalu Yesung juga akan terkuak. Simakin aja langsung deh, mian kalo banyak kata2 yg salah ketik, tar kuedit lagi deh kalo pas chapternya berakhir..
Flash Fiction #SuperJunior Untitled Chapter 6
Episode Sebelumnya:Cho Kyuhyun,
Apakah dia tadi melihatku? Kurasa tidak. Semoga. Ya, semoga saja. Dia
adalah orang yang paling menyebalkan seantero Korea. Cho Kyuhyun musuh
bebuyutanku. Kenapa aku harus bertemu dengannya hari ini? Disaat hari
sedang libur pula. Tidak puaskah dia sudah membayangi hari-hariku di
tempat kerja? Dasar pegawai kesayangan Manajer Shin, desainnya yang
menurutku seperti gambaran anak TK diterima. Menyusahkan saja, sungutku
lagi. Tak hendak mengingatnya lagi, kuputuskan untuk tidur siang ini.
Chapter 6
Cho Kyuhyun POV
Sebenarnya hari ini aku sedang tidak enak badan, tapi tetap kupaksakan
untuk masuk kerja. Mungkin aku kecapekan karena selama beberapa hari ini
aku kurang tidur. Aku, Ryeowook, Sungmin, Hyung Soo dan Kibum sepakat
mengadakan reuni kecil-kecilan di rumah. Kibum baru saja lulus dari
sekolah menengahnya. Reuni tersebut juga sebagai perayaan kelulusan
Kibum.
untuk masuk kerja. Mungkin aku kecapekan karena selama beberapa hari ini
aku kurang tidur. Aku, Ryeowook, Sungmin, Hyung Soo dan Kibum sepakat
mengadakan reuni kecil-kecilan di rumah. Kibum baru saja lulus dari
sekolah menengahnya. Reuni tersebut juga sebagai perayaan kelulusan
Kibum.
Hyung Soo menemukanku pagi ini
dalam keadaan pucat. “Wajah kakak kenapa?” ujarnya mengkhawatirkanku.
Aku menggeleng pelan, lalu berusaha menampilkan diri seperti baik-baik
saja. Berusaha menghabiskan sarapan pagiku lebih cepat dari biasanya.
Tapi tetap saja Hyung Soo tak bisa kubohongi. Begitu juga eomma yang
menyuruhku untuk absen kerja hari ini.
dalam keadaan pucat. “Wajah kakak kenapa?” ujarnya mengkhawatirkanku.
Aku menggeleng pelan, lalu berusaha menampilkan diri seperti baik-baik
saja. Berusaha menghabiskan sarapan pagiku lebih cepat dari biasanya.
Tapi tetap saja Hyung Soo tak bisa kubohongi. Begitu juga eomma yang
menyuruhku untuk absen kerja hari ini.
“Istirahatlah barang sehari,” pinta Hyung Soo. Mimiknya terlihat jelas
bahwa ia mengkhawatirkanku. Aku hanya bisa menggeleng lemah. “Tidak
Eonni, aku tak boleh absen kerja,” tegasku sekali lagi.
bahwa ia mengkhawatirkanku. Aku hanya bisa menggeleng lemah. “Tidak
Eonni, aku tak boleh absen kerja,” tegasku sekali lagi.
Pada akhirnya, keduanya pun mengalah setelah melihat kesungguhan
hatiku. Aku tiba di kantor tepat waktu. Sekretaris Manajer Shin yang
bernama Tae Ri datang membawakanku setumpuk berkas pagi ini. “Seharusnya
aku bisa membawanya sendiri,” tolakku halus. Tae Ri menggeleng. Ia
berkata sudah seharusnya atasan bertingkah baik ke bawahan. Lagipula, ia
juga hanya pesuruh. Tae Ri berkata bahwa aku harus menyelesaikan desain
tepat waktu. Aku menyanggupinya.
hatiku. Aku tiba di kantor tepat waktu. Sekretaris Manajer Shin yang
bernama Tae Ri datang membawakanku setumpuk berkas pagi ini. “Seharusnya
aku bisa membawanya sendiri,” tolakku halus. Tae Ri menggeleng. Ia
berkata sudah seharusnya atasan bertingkah baik ke bawahan. Lagipula, ia
juga hanya pesuruh. Tae Ri berkata bahwa aku harus menyelesaikan desain
tepat waktu. Aku menyanggupinya.
Baru
beberapa menit setelah kepergian Tae Ri, aku merasakan sesuatu yang
buruk menimpaku. Kertas-kertas tugasku berhamburan ke bawah meja. BUG!!!
Bunyi itu menghujam telingaku. Aku tersungkur, Kepalaku membentur sudut
meja. Belum lagi aku bersuara, sebuah teriakan menggema di seluruh
ruangan kantor. Aku berjalan dua langkah terhuyung-huyung, sebelum
akhirnya benar-benar terjatuh ke sudut ruangan.
beberapa menit setelah kepergian Tae Ri, aku merasakan sesuatu yang
buruk menimpaku. Kertas-kertas tugasku berhamburan ke bawah meja. BUG!!!
Bunyi itu menghujam telingaku. Aku tersungkur, Kepalaku membentur sudut
meja. Belum lagi aku bersuara, sebuah teriakan menggema di seluruh
ruangan kantor. Aku berjalan dua langkah terhuyung-huyung, sebelum
akhirnya benar-benar terjatuh ke sudut ruangan.
“ADA APA INI????????!!!!!!!!!!!” Pekik seorang wanita. “Donghae, apa
yang kau lakukan?” teriak suara seorang lagi. Hah? Donghae? Benarkah ia?
Aku mencoba membuka mata secara perlahan. Tampak seorang pria bertubuh
tegap yang tengah memberontak sementara kedua tangannya diapit dua orang
satpam. Aku mencoba untuk berdiri namun aku merasakan sesuatu yang
basah mengalir di pelipisku. Omo, darah….!!!
yang kau lakukan?” teriak suara seorang lagi. Hah? Donghae? Benarkah ia?
Aku mencoba membuka mata secara perlahan. Tampak seorang pria bertubuh
tegap yang tengah memberontak sementara kedua tangannya diapit dua orang
satpam. Aku mencoba untuk berdiri namun aku merasakan sesuatu yang
basah mengalir di pelipisku. Omo, darah….!!!
Kim Jong Woon aka Yesung POV
“Mwo, eotteohge doengeoya?” jeritku histeris tatkala melihat Donghae
pulang dalam keadaaan yang benar-benar kacau. Bajunya terlihat sangat
berantakan dengan tangan yang berdarah seperti habis dicakar. Mukanya
kusut, bibirnya manyun. Sebenarnya aku ingin tertawa, tapi lebih baik
kutahan karena sekarang bukan waktunya bercanda. Aku menyimpannya dalam
hati.
pulang dalam keadaaan yang benar-benar kacau. Bajunya terlihat sangat
berantakan dengan tangan yang berdarah seperti habis dicakar. Mukanya
kusut, bibirnya manyun. Sebenarnya aku ingin tertawa, tapi lebih baik
kutahan karena sekarang bukan waktunya bercanda. Aku menyimpannya dalam
hati.
Setelah kubantu ia duduk di sofa
yang empuk, aku melihat Donghae sepertinya ingin bersuara. “Jeongji!”
tahanku seraya bergegas ke dapur untuk membawakannya segelas air hangat.
Saat aku kembali, Donghae terlihat seperti ingin menangis. Aku mengusap
kepalanya pelan.
yang empuk, aku melihat Donghae sepertinya ingin bersuara. “Jeongji!”
tahanku seraya bergegas ke dapur untuk membawakannya segelas air hangat.
Saat aku kembali, Donghae terlihat seperti ingin menangis. Aku mengusap
kepalanya pelan.
“Aa… Aku… Dipecat!”
ujar Donghae lirih. Aku shock mendengarnya. “Mwo?” tanyaku sekali lagi.
Donghae menggeleng. Aku memaksanya untuk berbicara lebih jauh mengenai
masalah yang sebenarnya. “Ini semua gara-gara… CHO KYUHYUN!!!” makinya
geram.
ujar Donghae lirih. Aku shock mendengarnya. “Mwo?” tanyaku sekali lagi.
Donghae menggeleng. Aku memaksanya untuk berbicara lebih jauh mengenai
masalah yang sebenarnya. “Ini semua gara-gara… CHO KYUHYUN!!!” makinya
geram.
Jgerr!!! Nama itu seperti
menghantam kepalaku. Jamkkan man-yo, apa yang dia katakan? Cho Kyuhyun?
Aku merasa sangat familiar dengan nama itu. Lalu aku merasakan sesuatu
seakan berputar di dalam kepalaku, sebuah nama berbisik pelan namun
indah…
menghantam kepalaku. Jamkkan man-yo, apa yang dia katakan? Cho Kyuhyun?
Aku merasa sangat familiar dengan nama itu. Lalu aku merasakan sesuatu
seakan berputar di dalam kepalaku, sebuah nama berbisik pelan namun
indah…
Moon Hyung Soo…
Moon Hyung Soo…
Moon Hyung Soo…
Moon Hyung Soo…
Flashback Kim Jong Woon aka Yesung POV
“Tidakkah kau ingin mengucapkan selamat jalan padaku?” tanyaku pada
Hyung Soo yang sedang ngambek di dalam kamarnya. Aku mencoba membuka
pintu. Di dalam kamar, tampak sesosok gadis berusia enam tahun tengah
duduk sambil melingkarkan tangannya di sudut ruangan. Ia tampak sedih
dan tak bersemangat.
Hyung Soo yang sedang ngambek di dalam kamarnya. Aku mencoba membuka
pintu. Di dalam kamar, tampak sesosok gadis berusia enam tahun tengah
duduk sambil melingkarkan tangannya di sudut ruangan. Ia tampak sedih
dan tak bersemangat.
Aku lalu duduk di
sebelah Hyung Soo. Kuelus rambutnya yang harum. Kukatakan padanya bahwa
semua akan baik-baik saja. Aku akan segera kembali lagi kemari. Hyung
Soo mengangkat kepalanya pelan. Mata kami saling bertemu. “Yagsog?”
tanyanya seraya mengangkat kelingkingnya yang imut. Aku mengangguk lalu
melingkarkan jari kelingkingku ke kelingking Hyung Soo. “I Swear,”
ujarku.
sebelah Hyung Soo. Kuelus rambutnya yang harum. Kukatakan padanya bahwa
semua akan baik-baik saja. Aku akan segera kembali lagi kemari. Hyung
Soo mengangkat kepalanya pelan. Mata kami saling bertemu. “Yagsog?”
tanyanya seraya mengangkat kelingkingnya yang imut. Aku mengangguk lalu
melingkarkan jari kelingkingku ke kelingking Hyung Soo. “I Swear,”
ujarku.
Lima menit kemudian, Hyung Soo
kembali seperti biasanya. Ia bersemangat, mengoceh padaku tentang ini
itu. Disaat seperti ini, aku hanya bisa mendengarkan suaranya. Mungkin
ini untuk yang terakhir kalinya. Besok pagi-pagi sekali, aku sudah
melakukan penerbangan ke Jerman.
kembali seperti biasanya. Ia bersemangat, mengoceh padaku tentang ini
itu. Disaat seperti ini, aku hanya bisa mendengarkan suaranya. Mungkin
ini untuk yang terakhir kalinya. Besok pagi-pagi sekali, aku sudah
melakukan penerbangan ke Jerman.
“Kuharap
kau bisa berkunjung kesini kapan-kapan,” kata Cho Kyuhyun padaku. Cho
Kyuhyun itu adalah kakak tiri Hyung Soo. Usianya lebih tua setahun
dariku. Ayahnya baru saja melangsungkan pernikahan dua tahun yang lalu
dengan ibu Hyung Soo. Mereka merupakan keluarga yang bahagia. Terkadang
aku iri melihat keharmonisan keluarga itu, menyadari faktanya bahwa
kedua orangtuaku berpisah untuk alasan yang tak jelas.
kau bisa berkunjung kesini kapan-kapan,” kata Cho Kyuhyun padaku. Cho
Kyuhyun itu adalah kakak tiri Hyung Soo. Usianya lebih tua setahun
dariku. Ayahnya baru saja melangsungkan pernikahan dua tahun yang lalu
dengan ibu Hyung Soo. Mereka merupakan keluarga yang bahagia. Terkadang
aku iri melihat keharmonisan keluarga itu, menyadari faktanya bahwa
kedua orangtuaku berpisah untuk alasan yang tak jelas.
“Ya, pasti,” ujarku mantap. Dibalik perkataanku tadi, aku sebenarnya
tak tahu apakah aku bisa kembali lagi ke Seoul dalam waktu singkat.
Jarak kota Jerman dan Seoul bukanlah jarak yang saling berdekatan. Tapi
aku tak mau Kyuhyun tahu apa yang terjadi pada dongsaengnya ini. Kucoba
menyembunyikan perasaan gelisah yang melandaku saat ini.
tak tahu apakah aku bisa kembali lagi ke Seoul dalam waktu singkat.
Jarak kota Jerman dan Seoul bukanlah jarak yang saling berdekatan. Tapi
aku tak mau Kyuhyun tahu apa yang terjadi pada dongsaengnya ini. Kucoba
menyembunyikan perasaan gelisah yang melandaku saat ini.
Pukul tujuh malam, eomma menjemputku walau rumahku hanya berjarak
sekian meter dari rumah Kyuhyun. Ingin rasanya aku menginap disini untuk
semalam saja. Mengingat waktu perpisahan kami kian dekat. Aku dan
Kyuhyun berangkulan teramat erat. Hyung Soo menatapku dari balik
punggung Kyuhyun. Aku tersenyum dan segera mengakhiri pelukanku pada
Kyuhyun.
sekian meter dari rumah Kyuhyun. Ingin rasanya aku menginap disini untuk
semalam saja. Mengingat waktu perpisahan kami kian dekat. Aku dan
Kyuhyun berangkulan teramat erat. Hyung Soo menatapku dari balik
punggung Kyuhyun. Aku tersenyum dan segera mengakhiri pelukanku pada
Kyuhyun.
“dalkomhan eonni! Jangan cengeng
lagi ya, “ candaku sambil tersenyum manis pada Hyung Soo. Ia tampak
gelisah. Kuusap kepalanya pelan seraya merangkulnya dengan kedua
tanganku. “Tenang saja, aku pasti kembali,” ujarku lagi tanpa tahu apa
yang akan terjadi selanjutnya.
lagi ya, “ candaku sambil tersenyum manis pada Hyung Soo. Ia tampak
gelisah. Kuusap kepalanya pelan seraya merangkulnya dengan kedua
tanganku. “Tenang saja, aku pasti kembali,” ujarku lagi tanpa tahu apa
yang akan terjadi selanjutnya.
Flashback Kim Jong Woon aka Yesung END
~to be continued~^^
Note Block:
dalkomhan eonni : adik manis
Yagsog : janji
Jamkkan man-yo : tunggu sebentar
Jeongji! : tunggu
Mwo, eotteohge doengeoya? : Apa, Apa yang terjadi?