Molzania menulis ini dengan perasaan yang berkecamuk. Baru saja pemerintah secara resmi meniadakan ibadah haji tahun 2020 ini akibat pandemi Covid-19.
Kabarnya pula keputusan itu dibuat karena Arab Saudi masih belum membuka akses haji untuk negara manapun hingga awal Juni ini.
Otomatis keseluruhan proses haji Indonesia tidak dapat terlaksana dengan baik. Padahal jadwal keberangkatan kloter pertama (26 Juni 2020) hanya tinggal menghitung hari.
Itu artinya Molzania dan keluarga yang tadinya masih mengharap keberangkatan haji bahkan hingga detik terakhir sebelum pengumuman resmi pun terpaksa harus menerimanya dengan lapang dada.
Meskipun kalau boleh jujur, tentu saja ini sebuah keputusan berat. Bagaimana tidak kami sudah menantikan keberangkatan tahun 2020 ini bertahun-tahun lamanya.
Molzania dan keluarga sebagian sudah melakukan prosesnya. Mulai dari pendaftaran ulang, periksa kesehatan, suntik vaksin meningitis, manasik hingga pelunasan.
Semuanya sudah Molzania tulis suka dukanya melalui postingan blog ini. Tapi apa daya rencana tinggallah rencana.
Qadarullah, menjelang beberapa bulan lagi keberangkatan, pandemi Corona menyebar ke seluruh dunia. Padahal nyaris saja, Molzania sekeluarga bisa berangkat haji di tahun ini.
Ingin sekali merasakan sendiri indahnya melaksanakan tawaf dengan Ka’bah di depan mata. Bermimpi berkeliling Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Singgah berziarah ke makam Rasulullah dan para sahabatnya.
Oh, ternyata Allah SWT menunda keberangkatan kami tahun 2020 ini. Allah Maha Tahu dan sayang sama kami semua. Allah SWT memberikan kami kesempatan sekali lagi untuk sungguh-sungguh beribadah di tanah air.
Ikhlas.. Ya Allah.. Molzania ikhlas dengan ketetapanMu.
Berharap Engkau ijabah do’a kami sehingga bisa berangkat tahun depan. 🙁 🙁 🙁
Tahun 2020, Tahun yang Sulit
Om Feri, ketua KBIH Miftahussalam, mengatakan bahwa tahun ini memang sulit untuk pemerintah menyelenggarakan ibadah haji.
Kalaupun dipaksakan, biayanya tentu sangat besar dan waktunya yang mepet. Wabah Corona yang sedang berlangsung memperburuk keadaan.
Pelaksanaan protokol Covid-19 yang amat ketat wajib dilaksanakan baik di kedua negara, Arab Saudi dan Indonesia.
Seandainya ibadah haji tetap dilangsungkan, para jamaah haji diharuskan untuk melakukan karantina mandiri sebelum berangkat, setibanya di Jeddah dan saat kepulangan ke Indonesia.
Physical distancing diawasi dengan ketat. Shalat di masjid harus berjarak minimal semeter. Kamar hotel yang tadinya diisi 4 orang, kini hanya boleh dua orang. Pun pada kapasitas pesawat harus dikurangi sampai 30-50 %.
Kebayang betapa repotnya jamaah dan petugas haji jika tetap terlaksana. Maka dari itu, keputusan meniadakan haji 2020 ini langkah terbaik.
Di Indonesia maupun di Arab Saudi sendiri, korban positif Covid-19 terus bertambah. Belum lagi korban yang meninggal dunia.
Sampai dengan tanggal 2 Juni 2020, saat postingan ini ditulis, mereka yang positif Corona sudah mencapai angka 26.000 lebih. Jumlah korban meninggal ada 1600an orang.
Sementara itu, di Arab Saudi sendiri, total kasus positif Corona mencapai hampir 90 ribu dengan 500-an lebih korban meninggal.
Angka kesembuhan Corona di Arab Saudi sendiri lebih baik dari Indonesia. Sebanyak 64 ribu lebih orang sudah dinyatakan sembuh. Itu artinya kurang lebih 2 dari 3 orang positif telah sembuh.
Sedangkan di Indonesia, mereka yang sembuh baru mencapai 7.600an orang. Kurang dari sepertiga yang positif dinyatakan sembuh.
Ironis memang. Tapi beginilah dampak dari pandemi Corona yang sudah ditetapkan Allah SWT. Mau tidak mau manusia hanya bisa pasrah dan menerima saja.
Hanya Tertunda, Bukan Gagal Berangkat
Sebagaimana yang sudah pernah Molzania jelaskan kasus ditiadakannya haji juga bukan kali ini saja. Pernah terjadi berulangkali menurut catatan sejarah.
Kementerian Agama memberitahu bahwa dulu saat agresi militer Belanda 1946-1948, Indonesia pun pernah membuat keputusan tidak memberangkatkan haji.
Molzania tentunya tidak sendirian. Sebanyak 221 ribu Calon Jamaah Haji (CJH) Indonesia tahun 2020 juga merasakan kesedihan yang sama.
Bagaimanapun, pemerintah sudah menjanjikan bagi jamaah haji 2020 yang telah melakukan pelunasan, diprioritaskan untuk tahun depan.
Itu artinya masih ada secercah harapan untuk Molzania sekeluarga bisa beribadah haji tahun 2021 nanti. Dengan catatan, wabah corona sudah tidak menyebar lagi.
Maka untuk menghibur diri, tidak ada salahnya Molzania menyebut pelaksanaan Haji 2020 sebagai Haji Tunda 2021. Haji yang tertunda karena pandemi, bukan gagal diberangkatkan.
Semoga pandemi ini berakhir tahun ini, sehingga pada tahun depan semuanya kembali normal seperti sedia kala. Semoga tahun depan dunia sudah semakin baik dari tahun ini.
Sesungguhnya berat sekali untuk menerima semua ketentuan Allah swt. Mudah-mudahan dengan kesabaran dan keikhlasan mencoba untuk menerimanya, Allah swt akan mengijabah do’a kami tahun depan.
Ijabah doa kami Ya Allah.. hentikanlah wabah ini.
Ampuni semua kesalahan kami.
Panjangkan umur kami, berkahi rezeki kami.
Ijinkan kami mengunjungi dan beribadah di rumahMu tahun depan.
Labbaik Allahumma Labbaik.. 🙁 🙁 🙁
Insyaallah smua yg terjadi atas kuasa Allah ada hikmahnya ka..smg Molzania sekeluarga sehat selalu n bs menjalankan ibadah haji tahun depan