Asian Games 2018 merupakan ajang Asian Games yang ke-18. Tahun ini memperlombakan 40 cabang olahraga; terdiri dari 32 cabang olahraga olimpiade dan 8 cabang olahraga non olimpiade. Antara Jakarta dan Palembang, kota Jakarta mendapatkan jatah cabang olahraga terbanyak. Di Kota Palembang sendiri digelar hanya 10 cabang olahraga, yaitu; sepak bola, basket, tenis / soft tenis, voli, kano / kayak, dayung, menembak, thriatlon, sepak takraw dan panjat tebing.
Asian Games 2018 Ajang Pembuktian Diri Sendiri
Lokasi gedungnya sendiri ada di lantai 3 sebuah kampus. Tidak tersedia lift untuk naik ke atas. Untuk menuju kesana, bagi orang seperti Molzania tentu tidaklah mudah. Molzania harus menggunakan walker dan dibantu ayah untuk naik tangga agar tidak jatuh. Molzania sengaja datang ke lokasi tes sehabis subuh untuk menghindari keramaian. Dilihatin oleh banyak orang karena beda sendiri cara berjalannya membuat Molzania merasa malu. Makanya Molzania mesti datang pagi-pagi buta biar sepi.
Tesnya sendiri Molzania yakin dengan kemampuan diri. Walaupun berstatus disabilitas, tapi Molzania berusaha untuk tetap percaya diri. Soalnya selain tes psikotes, juga ada tes wawancara dan studi kasus. Dalam tes wawancara, Molzania memperkenalkan diri dalam 3 bahasa; Inggris, Jepang dan Korea. Yah, biarpun masih taraf pemula, setidaknya itu menjadi ajang unjuk bakat buat Molzania. Molzania betul-betul ingin membuktikan setidaknya bagi diri sendiri bahwa disabilitas bukanlah halangan untuk terus maju.
Sayangnya Molzania hanya sampai pada seleksi tahap pertama. Selanjutnya Molzania gagal menjadi volunteer karena nggak lolos psikotes dan wawancara. Ya sudahlah nggak papa, menurut teman Molzania yang pernah jadi volunteer pas ajang Sea Games lalu, seorang volunteer dituntut untuk cakap mobilitas dan kuat fisik. Untuk berjalan jauh, Molzania membutuhkan kursi roda agar lebih cepat sampai. Mungkin Molzania belum cocok jadi seorang volunteer Asian Games jika kriterianya seperti itu.
Disabilitas dan Asian Games 2018
Sayangnya sih beberapa fasilitas disabilitas di kota Palembang malah rusak. Itu Molzania rasakan sendiri ketika mau ke toilet khusus disabilitas di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II seminggu yang lalu. Kedua-dua toilet baik di kedatangan domestik atau internasional tak bisa digunakan. Pintu masuk toilet disabilitas yang memang berbentuk pintu geser tidak bisa berfungsi sehingga harus didobrak oleh petugas kebersihan. Penampakannya toiletnya pun terlihat memprihatinkan, kotor dan rapuh. Masukan nih untuk pemerintah provinsi Sumatera Selatan agar memperhatikan fasilitas disabilitas yang sudah ada agar dijaga dengan baik.
Padahal sejatinya Asian Games 2018 kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. Bukan tidak mungkin, di masa mendatang akan ada lagi event Internasional lain yang berlabuh di Indonesia. Semoga apa yang terjadi pada Molzania diatas sudah diperbaiki, sehingga kaum disabilitas dapat menikmati kemeriahan Asian Games dengan lebih baik.