421 Views

Kalau ke Palembang, belum afdhol kalau tidak berkunjung ke Jembatan Ampera. Lokasinya tepat berada di tengah kota. Saat ini menjadi jembatan kebanggaan yang menghubungkan hulu dan hilir kota pempek.

Mama Molzania pernah bercerita di masa kecil beliau. Mama Molzania menjadi saksi kecanggihan Jembatan ini. Soalnya awalnya bagian tengah jembatan ini bisa diangkat.

jembatan ampera tempo dulu

Saat itu, banyak kapal-kapal besar, serupa kapal tongkang pembawa batu bara, biasa melintasi sungai Musi. Jadi saat kapal tongkang itu hendak lewat, Jembatan Ampera pun diangkat.

Jembatan Ampera Palembang, Kini Cantik Siang Malam

Berpuluh tahun berlalu, Jembatan Ampera memang tidak secanggih dulu. Namun kita dapat melihatnya hingga kini. Beberapa tahun ini Jembatan Ampera masih bisa dilewati oleh kendaraan.

jembatan-ampera-siang-hari

Tadinya Jembatan Ampera hanya satu-satunya jembatan yang membelah Palembang. Namun sekarang karena beban kendaraan yang kian tinggi, sudah dibangun 4 dari 6 jembatan yang direncanakan akan dibangun. Masing-masingnya dinamai Jembatan Musi.

Tahukah sobat kalau kata Ampera merupakan singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat. Jembatan Ampera ini merupakan simbol perjuangan rakyat Palembang dalam mencapai kemerdekaan.

Sudah beberapa tahun ini, Jembatan Ampera terus-menerus mendapat perawatan. Mulai dari pengecatan ulang menyerupai warna aslinya dulu, dipasangi lampu-lampu, hingga sekarang yang terbaru dibangun lift untuk naik ke atas.

Orang Palembang dapat berjalan-jalan dan nongkrong santai di area pedestrian. Lokasi pedestrian ini terletak di atas Jembatan Ampera. Di atasnya, kita bisa bersepeda ria karena ada juga jalan untuk sepeda.

Mengapa Jembatan Ampera Dibangun?

Dikutip dari situs Kompas, Jembatan Ampera dibangun dengan dana yang diambil dari dana rampasan Jepang. Jauh sebelum era kemerdekaan, ide awal pembangunan Jembatan Ampera ini sudah ada sejak era penjajahan Belanda.

Baca Juga:  Kampung Arab Palembang, Wisata Religi Nuansa Budaya dan Sejarah

Akan tetapi, pembangunan tak jua terlaksana. Baru pada tahun 1956, DPRD Kota Palembang mengeluarkan usulan pembangunan jembatan yang akan menghubungkan kedua wilayah di Palembang.

Setahun kemudian, dibentuk tim komite pembangunan Jembatan Ampera yang terdiri dari Penguasa Perang Kodam IV/Sriwijaya Harun Sohar, Gubernur Sumsel H.A. Bastari, Pendamping Walikota Palembang M. Ali Amin, dan Wakil Wali Kota Palembang Indra Caya.

jembatan bung karno

Dana awal pembangunan Jembatan Ampera hanya sebesar Rp. 30.000. Presiden Soekarno menyetujui pembangunan jembatan tersebut. Beliau mengusulkan untuk dibuat taman pada kedua ujung bagian jembatan.

Hingga akhirnya pada bulan April 1962, Jembatan Ampera pun dibangun. Prosesnya berlangsung selama tiga tahun. Pada tanggal 10 November 1965, Jembatan Ampera diresmikan oleh Gubernur Sumsel Brigjen Abujazid Bustomi.

Tanggal diresmikannya jembatan tersebut bertepatan dengan hari Pahlawan. Jadi masyarakat Palembang seolah-olah mendapatkan hadiah jembatan dari Pak Soekarno.

Jembatan Ampera Sebelumnya Bernama Apa?

Atas jasanya Pak Soekarno yang besar terhadap pembangunan Jembatan Ampera, maka jembatan di Palembang ini pun dinamai dengan Jembatan Bung Karno.

Akan tetapi, pasca pembangunan jembatan terjadi gejolak anti-Soekarno pada masyarakat Palembang. Hingga akhirnya nama jembatan Palembang pun berubah jadi Jembatan Ampera sampai sekarang.

Jembatan Ampera memiliki panjang sekitar 1, 177 kilometer. Lebarnya sekitar 22 meter dengan tinggi mencapai 63 meter. Di bagian tengah jembatan terdapat dua buah menara yang memiliki jarak antar menara sejauh 75 meter.

Awal dibangun dulu, Jembatan Ampera menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Sejak dibangunnya Jembatan Ampera ini, masyarakat Palembang pun mengalami perubahan.

jembatan palembang cantik

Wong Palembang tak lagi mengandalkan transportasi dan perdagangan sungai. Tetapi, masyarakat mulai beralih menggunakan kendaraan darat. Seiring dengan lancarnya transportasi darat dari kedua wilayah.

Baca Juga:  Masjid Agung Palembang, Masjid Bersejarah Wong Kito

Riwayat Jembatan Ampera : Dulu vs Sekarang

Ketika Molzania kecil, wilayah di seputar Jembatan Ampera terkenal kumuh. Di sekitar Jembatan Ampera merupakan daerah pasar. Di bagian ilir merupakan daerah pasar 16 Ilir, sementara pada bagian ulu merupakan daerah Pasar 7 Ulu.

Karena terdapat di area pasar yang ramai, maka tak heran bila di sini terkenal dengan maraknya aksi kriminalitas. Bahkan beredar kabar kalau besi-besi kecil penopang Jembatan Ampera pun juga turut dipreteli.

pinggir sungai musi

Akibatnya banyak yang khawatir Jembatan Ampera runtuh, seiring makin menua umurnya. Berbagai stigma negatif tersebut masih tetap bertahan dalam benak wong kito galo. Itulah mengapa sepuluh tahun terakhir, jembatan Musi sebagai alternatif jembatan pun dibangun.

Meskipun demikian, Jembatan Ampera kian berbenah dari waktu ke waktu. Sekarang tampilan Jembatan Ampera sedikit demi sedikit semakin cantik.

Objek Wisata SEjarah Yang Masih Terus Digunakan

Bagi masyarakat luar Palembang, bertandang ke Jembatan Ampera itu bisa jadi one way entertainment solution. Soalnya di sekitar jembatan ini, banyak sekali objek wisata lain yang jaraknya saling berdekatan.

Sebagai wisatawan, tentu ini bisa menjadi bonus. Karena selain dapat menghemat waktu, bisa pula menghemat biaya transportasi. Objek wisatanya pun beragam. Mulai dari yang bertema religi, kuliner, hiburan, olahraga hingga sejarah.

jembatan ampera malam hari

Fungsi Jembatan Ampera bagi masyarakat Palembang, tak hanya sebagai obyek wisata sejarah. Tetapi juga sebagai sarana penghubung utama yang menyatukan kedua wilayah bagian hulu dan hilir Sungai Musi.

Tak heran Jembatan Ampera menjadi objek wisata sejarah yang masih terus digunakan hingga kini. Terletak di jalanan utama Palembang yaitu jalan Jenderal Sudirman. Untuk ke sini, pengunjung bisa menaiki LRT Palembang. Lalu turun di stasiun LRT Pasar 16 Ilir Palembang.

Pin It on Pinterest

Share This