4,360 Views
Sobat bubblelaters, membaca Alquran itu hukumnya fardhu ‘ain alias diwajibkan untuk muslim. Sementara itu hukumnya mempelajari ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an merupakan fardhu kifayah. Akan tetapi istilah hukum dalam tajwid tak mutlak harus dihapal, melainkan secara praktek hukum-hukum tersebut harus dapat diimplementasikan dalam bacaan yang benar.
Belajar Tajwid itu Wajib. Illustration Credit by Youtube |
Kata Tajwid berasal dari bahasa Arab. Artinya ?. Jadi ilmu tajwid ialah hukum dan peraturan dalam membaca Al-Qur’an. Secara istilah tajwid memiliki arti membaca Al-Qur’an dengan benar sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya, yaitu dengan cara mengeluarkan huruf dan tempatnya, memenuhi sifatnya dan memperhatikan hukum bacaannya.
Dasar hukum aqli dan naqli tentang wajib hukumnya Tajwid Al-Qur’an ialah
Allah berfirman dalam Surat Al-Muzammil : 74 ayat 4“Dan Bacalah Al-Quran dengan tartil”Rasulullah SAW bersabda :“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia pada hari kiamat akan datang menolong para pembacanya.”
Para ulama pun bersepakat dengan wajibnya tajwid Al-Quran. Imam Ibnul Jazari berkata, “Membaca Al-Qur’an dengan tajwid itu hukumnya wajib. Siapa yang tidak membetulkan bacaan Al-Qur’annya berdosa. Karena Allah menurukannya dengan tajwid. Dan demikianlah Al-Qur’an dari-Nya sampai kepada kita”.
Terkadang kita tidak menyadari banyaknya kesalahan di dalam membaca Al-Quran. Persoalan ini kerap dianggap sepele dan diabaikan. Kesalahan ini dinamakan kesalahan umum dalam membaca Al-Qur’an. Diantaranya:
- Tidak konsisten dalam membaca tanda panjang.
Maksudnya, bila kita bertemu dengan dua huruf yang dibaca panjang 2 harakat, maka keduanya harus dibaca sama panjang. Bagaimana supaya bisa konsisten dalam membaca panjang? Yaitu membantunya dengan mengayunkan suara. Jadi 2 harakat itu sama dengan satu ayunan. Jika lebih dari dua, ya dibacanya juga lebih panjang.
Cara kedua untuk pemula bisa disesuaikan dengan ketukan. Kita bisa menggunakan jari kita untuk mengetuk, tatkala membaca Al-Qur’an. Jadi 2 harakat sama dengan dua kali ketuk. Jika lebih ya ditambah lagi ketukannya. Cara ini menurut Molzania paling gampang, jadi kita tak perlu menafsirkan ayunan itu seperti apa. Yang penting dalam mengetuk kita juga harus konsisten.
Tempat Keluarnya Huruf Illustration Credit by Imam Faisal |
- Kurang konsisten dengan tanda gunnah atau dengung
Lagi-lagi masalah kekonsistenan. Gunnah itu suara yang keluar dari hidung (al-khaisyum). Bacanya ialah dengan didengungkan sambil ditahan 3 ketuk, baru dilanjutkan lagi bacaannya. Membaca gunnah juga harus konsisten, yakni selama 3 ketukan. Tidak boleh kurang, tidak boleh lebih.
- Memantulkan huruf yang seharusnya tidak dipantulkan
Kesalahan terakhir ialah dalam memantulkan huruf. Biasanya karena faktor logat dalam bahasa sehari-hari. Kalau Molzania paling banyak dalam kasus huruf lam. Molzania sering sekali memantulkan huruf lam mati. Contohnya Alehamdulillah, Lam pertama cenderung dibaca Le bukan mati. Dalam membaca Al-Qur’an kita harus membacanya dengan penuh ketegasan. Sehingga setiap huruf harus dibaca dengan benar dan konsisten.