4,177 Views
Suatu hari seorang ayah dan anak laki-lakinya menggembara bersama dengan seekor keledai. Orang-orang yang melihat mereka lantas bergosip tentang betapa bodohnya ayah dan anak itu. Punya hewan peliharaan, tapi kok tak dinaiki.
Kisah Dua Beranak dan Seekor Keledai

Lantas sang anak berpikir keras. Ia lalu membiarkan sang ayah menaiki keledai. Melihatnya orang-orang mulai mencibir sang Ayah sebagai tak tahu diri. Sang anak dibiarkan berjalan hingga kelelahan, sementara si ayah enak-enak duduk.

Mendengarnya, mereka pun bertukar posisi. Sang anak duduk di atas keledai, sementara ayah berjalan. Orang-orang pun kembali berbisik-bisik tentang si anak yang durhaka. Ayah dan anak lalu menaiki bersama-sama hingga keledai terlihat kelelahan, sementara orang-orang pun iba melihat keledai dan mulai memaki mereka berdua.

Terakhir, sang ayah dan anak mencoba mengangkat keledai bersama-sama. Melihatnya orang-orang berhenti memaki, mereka balik tertawa dan menyebut kedua beranak itu gila. Si anak pun merasa frustrasi. Ia kehabisan akal untuk membuat orang-orang berhenti membicarakan mereka. Sang Ayah kemudian tersenyum bijak ke arah anaknya seraya menghimbau untuk tidak pedulikan perkataan orang-orang di sekitarmu.

Dari kisah diatas, kita dapat mengambil hikmah untuk lebih mendengarkan apa kata hati. Padahal kalau dipikir-pikir mau gimana juga itu urusan mereka berdua. Toh keledai itu benar milik mereka. Ngapain juga orang-orang repot memedulikan siapa menunggangi siapa. Kenyinyiran orang-orang seolah-olah tak pernah habis.
Source: Quotlr
Kita tidak akan pernah memuaskan semua orang. Di dunia ini ada lebih kurang 7,5 miliar manusia. Kesemuanya memiliki sifat dan karakter sendiri-sendiri. Mereka juga punya opini yang berbeda-beda. Kita yang hanya sekecil debu, bagaimana bisa mengontrol pembicaraan mereka semua?
Niat yang baik kadang bisa dinilai buruk menurut pemahaman orang-orang. Bila kita terus-menerus mendengarkan apa kata mereka, maka kita tidak akan pernah bisa berbuat baik. Jadi tetapkan tujuan dalam diri kalau kita melakukan hal itu untuk berbuat baik.
Source: Kindness.org
Saat mendengar cibiran dari orang-orang itu tandanya mereka memperhatikan apa yang kita lakukan. Jangan pernah mudah tersinggung dengan opini orang lain. Itu sah-sah saja. Kita pun bebas beropini tentang suatu hal. Selama itu tidak membahayakan diri, anggap saja seperti hmm… anjing menggonggong kafilah berlalu. 🙂
Baca Juga:  Cita-Cita Untuk Negeriku : Negeri yang Terlalu Politik

Pin It on Pinterest

Share This