6,568 Views

“Di sini ada pelatihan komputer dasar, ” terang Pak Wahid.

“Mereka diberikan pelatihan mengetik, ngeprint hingga belajar menggunakan internet.” terangnya lagi.

Panggilannya Pak Wahid. Nama lengkapnya Wahid Munandar. Beliau merupakan pengajar komputer di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) “Budi Perkasa” Palembang yang Molzania temui saat itu.

Kedatangan Molzania ke sana ingin melihat langsung bagaimana siswa Disabilitas Daksa diajar dan belajar.

Ali dkk berlatih komputer di psbd

Pada kesempatan tersebut, Molzania bertemu dengan Ali dan Mul yang tampak khusyu’ belajar komputer. Mereka berdua adalah pemuda disabilitas daksa cerebral palsy.

Ali, yang sehari-hari duduk di kursi rodanya, tampak antusias belajar mengetik. Berusaha untuk menyalin rangkaian kata ke dalam Microsoft Word.

“Di sini hanya ada pelatihan komputer dasar, dengan internet menggunakan IndiHome.” kata-kata Pak Wahyu terngiang-ngiang di telingaku. Memang di PSBD Palembang, sarana dan prasarana komputer masih terbatas.

Materi-pelatihan-komputer-di-psbd-palembang

Meski dari cerita Pak Wahyu komputer yang tersedia sebagian sudah baru. Hasil sumbangan dari instansi terkait. Termasuk dalam pengadaan internet.

Tetapi sayangnya komputer itu belum mumpuni jika digunakan untuk aktivitas yang lebih berat.

Padahal, seandainya saja..

SEANDAINYA SAJA DISABILITAS DIKENALKAN
PADA DUNIA INTERNET YANG JAUH LEBIH LUAS

Menekuni hobi bermain komputer adalah kebiasaan Molzania sejak SD. Film “Petualangan Sherina” film pertama yang membawa Molzania berpetualang.

Tidak hanya sekedar menjelajahi hutan Lembang yang luas, tetapi hingga berkeliling dunia. Tentu saja lewat teknologi internet.

“Ayo, ikut Ayah ke warnet!” ajak Ayah pada suatu Minggu.

Molzania yang waktu itu sedang asyik mengetik di komputer, langsung antusias. Sudah lama, Molzania ingin pergi ke sana. Soalnya dari album cd “Petualangan Sherina”, Molzania menemukan situs www.petualangansherina.com.

Hobi-menulis-sejak-kecil

Kata Ayah banyak informasi yang bisa kita dapatkan soal Sherina Munaf dan Derby Romero di sana. Artis cilik yang jadi favorit semua anak-anak pada masa itu.

Sesampainya di warnet…

“Coba kamu ketik Google.com di sini”, perintah Ayah sembari menunjuk address bar di web browser. Sembari membetulkan posisi kursi roda, Molzania pun mengetik perlahan.

Di samping Ayah membantu mengeja huruf-huruf yang membentuk kata “Google” tersebut.

Lalu laman Google pun terpampang. Ayah lalu meminta Molzania mengetik kata “Petualangan Sherina”. Dalam beberapa waktu, situs petualangansherina.com pun muncul. Isinya membuat Molzania sungguh terkagum-kagum.

Di sana tidak hanya menampilkan cuplikan video, lagu gambar, dan berita tentang film Petualangan Sherina. Tetapi juga kita bisa meninggalkan pesan untuk Sherina dan Derby Romero.

Langsung saja tanpa pikir panjang, Molzania pun mengetik surat di sana. Berharap suatu hari nanti mendapat balasan.

Namun, bukan balasan dari idola yang Molzania terima. Melainkan sebuah tekad kuat. Komitmen besar untuk menjadi seorang blogger.

Di usia 8 tahun, sudah terbersit keinginan untuk memiliki situs web sendiri. Seperti halnya milik Sherina dan Derby Romero. Molzania.com is on the way…

Disabilitas dan Aksesibilitas Dunia Internet

Apa yang Molzania temui di PSBD sesungguhnya itulah realita yang dihadapi oleh sebagian besar disabilitas Indonesia.

Pelatihan di PSBD Palembang yang berupa pembelajaran internet dan komputer tingkat dasar. Padahal dunia teknologi sudah sedemikian luas dan kompleks.

Adapun bila siswa disabilitas daksa PSBD inginkan pembelajaran lanjutan, maka solusinya adalah pergi ke Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Cibinong, Bogor.

Itu artinya siswa tersebut masih harus ke luar kota. Jumlah panti sosial bina daksa sendiri hanya ada hitungan jari di Indonesia.

“Kalau tidak salah, hanya ada tiga atau empat.” jawab Pak Wahid seraya mengingat-ingat. 

Disabilitas daksa yang di kotanya belum ada, diharuskan untuk merantau ke PSBD terdekat.

Berdasarkan Data Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), tahun 2021 populasi dunia 15 persennya adalah penyandang disabilitas.

Sebanyak 80 persen penyandang disabilitas tinggal di negara-negara berkembang.

Data terbaru Sistem Manajemen Penyandang Disabilitas (SIMPD) Kemenkes tahun 2021 menunjukkan jumlah disabilitas yang terdata hanya 209.604 orang.

Dari data Pusdatin Kemenkes pada tahun 2018 sebanyak 3,3 persen dari penduduk Indonesia merupakan disabilitas anak berusia 5-19 tahun.

Data-disabilitas-di-Indonesia-2018

Sementara itu jumlah disabilitas yang berada dalam usia produktif sebanyak 22 persen. Sisanya sebagian besar berada pada usia lansia di mana persentasenya mencapai 74,3 persen.

Disabilitas diharapkan dapat melek dunia teknologi. Khususnya Internet of Things (IoT) saat ini sudah jauh lebih ramah untuk disabilitas.

Tidak hanya sebagai media pembelajaran, tetapi internet juga bisa menjadi asisten untuk disabilitas agar bisa hidup lebih mandiri.

Pengaplikasiannya dapat terlihat lewat teknologi pembayaran otomatis. Memesan kendaraan sudah bisa lewat smartphone. Berbelanja sembako pun tidak lagi harus ke luar rumah.

Penyandang disabilitas bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bertransportasi dengan aman dan nyaman.

Hal diatas Molzania jumpai saat bertemu dengan ibu Romdiana dan ibu Syamsiar, disabilitas lansia yang berkursi roda. Kedua kakinya yang lumpuh membuatnya harus menggunakan layanan transportasi daring untuk berpergian.

Disabilitas-wanita-yang-memanfaatkan-internet

Satu bulan sekali, mereka berdua menghadiri arisan di organisasi Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia. Untuk berkoordinasi, para anggotanya tergabung ke dalam grup Whatsapp.

Sementara itu, di luar negeri kita bisa mendapati manfaat internet untuk disabilitas yang jauh lebih luas dan kompleks. Terbaru dunia saat ini sedang mengembangkan teknologi rumah pintar ( smart home technology ) yang dapat digunakan pula oleh disabilitas daksa.

Dengan teknologi tersebut, kita bisa mengatur dan memberikan perintah kepada benda-benda elektronik di rumah lewat perintah suara.

Terbaru dunia saat ini sedang mengembangkan teknologi bio retina. Nantinya penyandang disabilitas netra dan low vision akan ditanami implan retina.

Sebuah teknologi yang menggabungkan kecerdasan buatan, nano robotik dan perangkat elektronik super mini.

Di masa depan, teknologi ini rencananya akan digabungkan pula dengan internet. Sehingga pengguna bisa mengirim informasi seperti gambar dan pengenal wajah ke smartphone.

Teknologi bio retina akan memudahkan penyandang disabilitas dalam hal orientasi, pengenalan wajah, dan lain-lain.

Saat ini sudah banyak aplikasi smartphone yang dapat membantu disabilitas. Dalam upaya mencari jodoh, disabilitas dapat memanfaatkan aplikasi Nolu untuk berkencan.

Jika ingin mengenali tulisan yang tidak bisa dibaca oleh pembaca layar, disabilitas netra dapat mendownload aplikasi Be My Eyes di mana banyak orang di luar sana akan membantu untuk membacakan.

Pemanfaatan teknologi internet dapat membantu disabilitas untuk lebih berdaya, mandiri dan berkreasi.

Terbukti dengan bermodal pembelajaran komputer dasar, jebolan PSBD Palembang banyak yang diterima berkerja di berbagai bank, BUMN dan perusahaan swasta lainnya.

Atau membuat usaha mandiri seperti menekuni usaha sablon, jasa pengetikan, dan lain sebagainya.

“Bahkan ada dua orang yang lulus CPNS di Bangka dan Lampung. ” aku Pak Wahid bangga.

Kendati demikian, dalam memanfaatkan internet masih terdapat beberapa hambatan. Diantaranya dalam mengakses internet, beberapa jenis disabilitas masih belum bisa mandiri.

Mereka memerlukan bantuan orang lain untuk membantunya mengatur, mengoptimasi dan memperbaiki kerusakan. Misalnya saja seperti yang dihadapi oleh penyandang disabilitas fisik berat dan intelektual.

Untuk itu, diperlukan koordinasi dengan non disabilitas agar disabilitas bisa lebih mandiri.

Masukan juga untuk para ilmuwan agar mengembangkan teknologi komputer khusus yang lebih adaptif untuk diaplikasikan oleh disabilitas jenis tertentu.

Literasi Digital dan Kreativitas
di Kalangan Disabilitas

Meskipun masih ada hambatannya sebagaimana yang sudah Molzania jelaskan. Kemanfaatan dunia internet jauh lebih besar bagi disabilitas.

Mengingat faktanya dari jurnal penelitian yang dirilis oleh lembaga Springer Nature di Swedia, 62 persen penyandang disabilitas tidak bermasalah dalam menggunakan internet.

Para disabilitas Swedia itu bahkan kebanyakan memiliki blog dan sosial media.

Dalam hal literasi, tentunya Swedia kualitasnya masih jauh lebih tinggi dari Indonesia. Saat ini menduduki peringkat keempat di dunia.

Angka ini tak lepas dari budaya literasi yang tinggi di sana. Tak terkecuali diantara kalangan disabilitas negeri tersebut.

Sayangnya literasi di Indonesia masih sangat rendah. Di PSBD Palembang contohnya, perpustakaan hanya memuat sedikit buku.

Kebanyakan buku-buku kesehatan dan pendidikan untuk disabilitas sumbangan dari instansi Pemerintah Daerah.

Maka dari itu, penting sekali digalakkan literasi digital. Dengan memanfaatkan teknologi internet, seorang disabilitas mampu untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya.

“Tetapi siswa-siswa di PSBD kebanyakan mengakses buku secara online. Lewat aplikasi iPusnas.. “terang Pak Wahid.

Terlebih dari segi kreativitas, boleh dibilang disabiitas menjadi juaranya. Dikarenakan hambatan fisik, menuntut disabilitas untuk adaptif dan kreatif dengan lingkungan sekitar.

Seorang pengguna kursi roda, tahu bahwa dengan memanfaatkan permukaan tanah yang tidak rata dan gaya gravitasi bumi akan mampu membuat gerakan yang indah dan bermakna. Makanya kita bisa melihat berbagai tarian yang penarinya adalah pengguna kursi roda.

Lain lagi dengan Bill Shanon, seorang seniman asal Amerika yang berstatus sebagai disabilitas daksa sejak lahir. Dia mampu mempersembahkan tarian dengan kruk dan berjalan menggunakan skateboard di atas kruk. Sungguh luar biasa!

Seorang teman Molzania bernama Angga, mengharumkan nama Indonesia dengan menjadi juara kedua kompetisi e-sport di India.

Bermain games sepakbola adalah hobinya sejak kecil. Angga berhasil membuktikannya dengan menjadi salah satu atlet e-sport yang berprestasi.

Tahu tidak untuk bisa bermain games, Angga hanya mengandalkan dua jarinya yaitu telunjuk dan jempol.

Dunia literasi digital untuk disabilitas, saat ini sudah sangat banyak caranya. Salah satunya lewat kanal Youtube Digital Bisa yang digagas oleh Telkom Indonesia.

Di sana, banyak sekali kelas-kelas online untuk belajar teknologi terbaru. Menghadirkan narasumber yang berkompeten, kita bisa belajar aneka macam pelatihan teknologi dan bisnis lewat internet.

Baca Juga:  Mimpiku, Mimpimu dan Mimpi Kita Bersama

Awal tahun ini, Molzania terpilih sebagai peserta beasiswa “Disabilitas Bisa Ngoding” yang digagas oleh Telkom Indonesia Divisi Wholesale (DWS).

Program ini berkerjasama dengan Skilvul dan Impact Byte. Pelatihan Full Stack yang Molzania jalani selama 3 bulan itu memberikan tambahan pengetahuan dan juga kemampuan.

Selain itu, Molzania juga bisa bertemu dengan teman-teman baru sesama peserta.

Tak hanya materi yang didapat. Pelatihan full stack daring tersebut juga melatih kemampuan berkomunikasi dan kerjasama tim. Peserta diminta untuk membuat proyek website yang dikerjakan secara kelompok.

Setelahnya masing-masing anggota tim memaparkan hasil penugasannya secara langsung. Tentunya semua pembelajaran itu sangat berguna untuk mengembangkan bisnis blog Molzania.com.

“Apakah kamu sudah punya media sosial?” tanya Molzania pada Nabil. Cowok berkacamata yang mukanya mirip Afgan itu tersenyum manis.

Sehari-hari, Nabil yang tidak memiliki kaki sejak lahir berjalan menggunakan tangan. Nabil kemana-mana memegang sandal dengan tangannya seolah-olah menggantikan fungsi sandal di kaki.

Nabil-disabilitas-daksa-elektro

“Oh, belum punya.” jawabnya pelan seraya menggeleng-geleng pada Molzania.

“Mungkin dulu punya, tapi sudah lupa nama akunnya” terang Nabil lagi yang punya kemampuan memperbaiki benda-benda elektronik.

Duh, sayang banget.. melalui media sosial kita bisa mempromosikan apa saja, termasuk diri sendiri.

Disabilitas Mandiri dan Berdaya Lewat Internet

Pada suatu kesempatan, Molzania menghadiri webinar khusus perempuan disabilitas yang diadakan organisasi wanita di Bali.

Webinar melalui Zoom itu dihadiri oleh Laninka Siamiyono, cewek yang berprofesi sebagai Youtuber kecantikan. Atau akrab disebut “Beauty Vlogger“.

Lewat kanal Youtubenya “The Wheelchair Girl” Laninka berusaha menginspirasi anak muda disabilitas lainnya untuk bisa tampil percaya diri. Dia juga membuat gerakan Lipstick Untuk Difabel sejak tahun 2018.

Menurutnya dari gerakan ini, selama dua bulan dia sukses membagikan 2000 lipstik kepada teman-teman perempuan disabilitas di Jakarta dan Yogyakarta.

Dalam webinar bersama Laninka tersebut, Molzania terinspirasi untuk terus mengembangkan diri. Makanya Molzania pun tak ragu untuk ikut serta dalam berbagai pelatihan dan keterampilan. Khususnya yang menggunakan jaringan internet.

Tahun lalu, Molzania berhasil menjadi anggota terbaik dari program beasiswa pelatihan pengembangan web Jasa Raharja Resilience Program (JRRP).

Ada sepuluh orang disabilitas yang bergabung ke dalamnya. Kita semua dilatih selama kurang lebih tiga bulan. Belajar membuat website dari nol.

Materi yang dipelajari antara lain html, css, dan javascript. Full dari pagi hingga siang. Sorenya mengerjakan tugas yang diberikan oleh mentor.

Semua ini membutuhkan koneksi internet yang kencang dan stabil. Beruntung Indonesia sudah menyediakan layanan internet berkualitas yang handal. Molzania memilih untuk berlangganan IndiHome.

“Kita disabilitas harus menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh. Jangan hanya mengandalkan keluarga,” nasihat Bu Hikmah, disabilitas daksa yang berperawakan mini.

Eits, jangan dipandang sebelah mata. Bu Hikmah ini menjadi ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) di Sumatra Selatan.

Bu-Hikmah-ketua-HWDI-Sumsel

Makanya sejak SMA, Molzania sudah berusaha untuk mencari uang. Jualan jasa pembuatan akun Facebook, Twitter, dan sebagainya. Didikan mama sedari kecil yang sudah mengajak Molzania untuk berjualan.

Dulu sih, saat masih SD Molzania pernah jualan coklat, permen hingga balon. Duduk di bangku SMP, Molzania jualan roti hasil bikinan mama.

Beruntung, Molzania dari SD sudah mengenal internet. Jadi dunia internet pun menjadi persinggahan Molzania untuk menjemput rezeki setelahnya.

Melalui bacaan, Molzania menemukan banyak keuntungan dalam menjelajahi internet. Dikarenakan memang senang menulis, akhirnya Molzania coba bikin blog.

Dari sana, Molzania pun mendapatkan banyak teman sesama blogger. Peluang untuk belajar dan berpenghasilan pun terbuka lebar.

Saat SMA, Molzania internetan dari rumah nenek. Saat itu, neneknya Molzania sudah berlangganan Speedy dari Telkom Indonesia. Cikal bakalnya IndiHome.

Sejak dulu Telkom Indonesia memang berkomitmen untuk membuat negeri ini menjadi digital connectivity. Makanya mereka berkomitmen untuk membangun koneksi internet Indonesia secara cepat, sehingga mampu dengan optimal mengakses layanan Telkom.

Kini sudah bertahun lamanya menjadi pelanggan setia Telkom, Molzania pun tumbuh menjadi blogger Indonesia yang berusaha menghadirkan konten-konten yang inspiratif dan informatif.

Berusaha mencerdaskan anak muda lainnya khususnya mereka yang disabilitas lewat artikel-artikel yang mencerdaskan.

Bersama IndiHome, Dari Hobi Bisa ke Korea

Saat SMA, Molzania sudah sangat menyukai segala hal yang berbau-bau Korea Selatan. Terlebih saat itu, di kalangan anak muda memang drama dan lagu-lagu Korea sedang populer.

Sejak itu muncul keinginan untuk bisa jalan-jalan ke luar negeri. Khususnya ke negeri ginseng tersebut.

Menyukai-budaya-Korea-2

Beruntung lewat internet, Molzania bisa menemukan banyak teman-teman yang satu hobi. Ternyata di kota Palembang, ada loh komunitas Korean Drama Lovers yang cukup aktif.

Beberapa kali Molzania coba untuk menghadiri berbagai event yang mereka selenggarakan. Kehausan Molzania tentang pengetahuan budaya Korea belum terpenuhi.

Gabung di K-SNS Online Supporters

Terinspirasi dari sifat orang Korea yang pekerja keras, Molzania pun mencari tahu banyak hal tentang negara Korea Selatan.

Dari internet, Molzania mencoba untuk belajar bahasa Korea secara otodidak. Artikel di blog pun banyak yang bercerita tentang ulasan drama dan film Korea yang pernah ditonton.

Ternyata tidak hanya Molzania yang menyukainya. Banyak pengunjung blog yang mengapresiasi tulisan Molzania.

Menjadi-WKS-untuk-pertama-kalinya-2

Meskipun cuma lewat komentar, tapi Molzania udah seneng banget. Rata-rata komentar yang Molzania terima bernada positif.

Lewat jejaring blog pula, Molzania bertemu dengan teman-teman blogger yang membuat konten Korea.

Hingga akhirnya, dari mereka pula Molzania menemukan komunitas yang jauh lebih besar. Molzania kemudian bergabung menjadi Wow Korea Supporters tahun lalu.

Wow Korea Supporters adalah komunitas bentukan Korea Tourism Organization (KTO), di mana anggotanya adalah para konten kreator terpilih yang khusus mengulas tentang dunia pariwisata Korea Selatan.

Jelajah Tur Virtual Korea,
Harapan untuk Pariwisata Indonesia

Meskipun belum pernah ke Korea, tetapi KTO menyediakan berbagai artikel dan video tentang pariwisata Korea Selatan.

Nantinya artikel dari KTO tersebut akan kami tulis ulang dengan gaya dan bahasa sendiri-sendiri.

Dari organisasi milik pemerintah Korea tersebut, Molzania pun tahu kalau ternyata Korea Selatan negeri yang ramah disabilitas.

Molzania pun bercita-cita agar Indonesia juga sama seperti Korea. Habis dari pengalaman perjalanan wisata selama ini, fasilitas disabilitas di sini kebanyakan ada di kota-kota besar. Itu pun perawatannya kadang tidak terurus.

Seperti halnya saat Molzania main-main ke Jakabaring Sport City (JSC), toilet disabilitas dibiarkan rusak dan terbengkalai. Sayang banget..

Travelling sambil memantau fasilitas disabilitas

Untuk itu saat Molzania berjalan-jalan selalu menyempatkan diri untuk melihat fasilitas disabilitasnya. Jika tersedia, langsung Molzania tulis di blog bagaimanapun kondisinya.

Mudah-mudahan cara tersebut bisa membuat pemerintah lebih peduli untuk membangun dan memelihara fasilitas disabilitas. Ibarat efek kupu-kupu, dari kepakan kecil bisa menjadi tornado yang besar.

Jadi Runner Up di Wow Korea Supporters

Pengalaman sebagai disabilitas juga Molzania masukkan di dalam konten sosial media dan blog.

Ternyata perpaduan antara hobi dan dunia disabilitas berhasil mengantarkan Molzania sebagai juara 2 Wow Korea Supporters 2021.

Seneng banget bisa menginspirasi orang lain supaya tidak malu akan keterbatasan diri sendiri.

Menjadi Runner Up dari Wow Korea Supporters 2021
hadiahnya adalah jalan-jalan ke Korea.
Qadarullah karena masih pandemi, hadiahnya ditukar jadi hp Samsung Galaxy S21 yang nominalnya setara. Saat ini kembali mendapatkan amanah di tiga komunitas Korea Selatan lagi.
Doakan cita-cita tahun ini ke Korea terkabulkan…

Hal tersebut membuka jalan Molzania untuk berpartisipasi menjadi narasumber untuk berbagai webinar online.

Utamanya dalam webinar tersebut, Molzania membagikan pengalaman menjadi blogger untuk para wanita Indonesia. Setiap manusia diberikan oleh Allah swt kelebihan dan kekurangan. Tugas kita ialah memperbaiki kekurangan dan terus berjuang untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri.

Alhamdulillah, orang tua Molzania selalu mendukung apapun keinginan anak-anaknya. Sejak Molzania berkuliah dulu, mereka memilih untuk berlangganan IndiHome.

Dikarenakan sekarang sudah berpenghasilan, IndiHome tetap menjadi pilihan Molzania.

Tidak terasa sudah hampir satu dasawarsa bersama dengan layanan internetnya Indonesia ini.

Rekam Jejak IndiHome Berdayakan Disabilitas 

Sebagai salah satu provider telekomunikasi Indonesia, IndiHome selalu melangkah jauh ke depan. Internetnya Indonesia tersebut.

Mengusung jargon digital untuk semua, IndiHome telah membangun jaringan fiber optic sepanjang 170.885 kilometer di seantero nusantara.

Hingga bulan Desember 2021 lalu, ada 251.116 Base Trasceiver Station (BTS) dan ada total 8,6 juta pelanggan tersebar di seluruh Indonesia.

Fakta IndiHome

Usaha tersebut sejalan dengan keinginan pemerintah Indonesia dalam forum G20 yang salah satunya membahas tentang Digital Innovation Network.

Bagaimana tidak! Negara Indonesia sendiri pun berperan sebagai salah satu pengguna internet dan media sosial yang aktif di dunia.

Pembangunan sektor digital di negeri ini akan membantu untuk memulihkan ekonomi dan menguntungkan pembangunan yang berkelanjutan.

Untuk pemerataan akses internet di nusantara, Telkom telah membangun 50 Wifi.id corner di ujung timur Indonesia. Khususnya di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Dilansir oleh Kompas, jaringan IndiHome telah tersebar hingga daerah terluar Papua seperti kota Sota di perbatasan Merauke, Raja Ampat, wilayah Papua Barat dan Tanamerah di Merauke.

Berbagai program CSR yang digagas oleh Telkom Indonesia juga lebih ditujukan untuk pembangunan digital.

Didasarkan pada tiga prinsip CSR milik Telkom yaitu lingkungan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital. Program ini juga menyasar kaum disabilitas.

Peranan Telkom Memajukan Disabilitas
dalam Dunia Digital

  • Masyarakat Digital

Dalam upaya mendukung penerapan masyarakat digital untuk kaum disabilitas, Telkom Community Development Center (CDC) memberikan pelatihan TIK di SMK Telkom Malang.

Pelatihan ini diikuti oleh 21 orang disabilitas dengan berbagai jenis hambatan, mulai dari fisik, netra, hingga rungu.

 Pelatihan TIK SMK Telkom Malang

Pesertanya merupakan bagian dari HWDI Malang dan rekomendasi dari Dinsos Kota Malang. 

Berbagai pelatihan TIK digelar oleh Telkom yang ditujukan untuk disabilitas remaja dan dewasa. Mulai dari konten kreator, digital marketing, landing page, dan lainnya. 

Baca Juga:  Menjadi Teman Hidup Traveloka, Jelajah Bali Ramah Disabilitas Pakai Kursi Roda

Berdasarkan laman SMK Telkom Malang, kegiatan serupa juga digelar di sebelas kabupaten/kota di Indonesia.

Tersebar di berbagai wilayah Jawa dan luar Jawa. Kesebelas kota yang dimaksud adalah kota Lampung, Medan, Jakarta, Bandung, Kabupaten Bandung, Purwokerto, Sidoarjo, Malang, Cirebon, Banjarbaru dan Makassar.

  • Lingkungan Digital

Pembangunan lingkungan digital untuk disabilitas dapat kita lihat pada MRT Jakarta. Soalnya di sana telah tersedia aplikasi Digital Intelligence Assistant (DINA).

Beberapa bulan lalu, Molzania sudah merasakan sendiri bagaimana pelayanan ini berjalan. Canggih dan tentu saja ramah disabilitas.

Pada stasiun MRT yang terletak di Bundaran HI Indonesia, terdapat booth Silang.id yang memberikan pelayanan aksesibel bagi para penyandang disabilitas rungu dan teman tuli. Khususnya menyediakan asisten yang bisa berbahasa isyarat dan mengerti budaya tuli.

Silang.id sendiri merupakan perusahaan start up binaannya Indigo yang merupakan program akselerasi dan pengembangan startup dari Telkom Group.

Menjajal MRT

Tidak hanya itu, di bawah naungan Indigo banyak sekali perusahaan start up bermunculan untuk membantu para disabilitas.

Hear Me contoh lainnya. Aplikasi ini menggabungkan teknologi translasi bahasa isyarat Indonesia dan animasi 3D yang memberikan teman tuli kesetaraan akses dalam mendapatkan informasi.

Nantinya Hear Me akan menerjemahkan bahasa isyarat dari Teman Tuli ke Teman Dengar.

  • Ekonomi Digital

Dari segi ekonomi digital, Telkom membantu umkm disabilitas di Provinsi Kalimantan Timur.

Melalui program “Lapak Berkah”, Telkom mengikutsertakan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) untuk menyalurkan bantuan kepada penyandang disabilitas dan kaum dhuafa.

Pada tahun 2021 kemarin, Telkom membantu 6 orang penerima manfaat, terdiri dari 3 kaum disabilitas dan 3 kaum dhuafa.

Dilansir dari Kumparan, seorang penyandang disabilitas daksa bernama Yuliana dihadiahi bantuan berupa kursi roda.

Telkom Bantu UMKM Dhuafa

Perempuan yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang itu merupakan penerima manfaat program “Lapak Berkah”.

Oleh Telkom Indonesia, Yuliana juga diberikan tablet untuk membantunya dalam berbisnis online.

Bentuk Telkom Disability Care,

Wujud Kepedulian untuk Kaum Disabilitas

Bantuan berupa alat bantu disabilitas juga diserahkan oleh Telkom Disability Care.

Itu merupakan divisi khusus Telkom Indonesia sebagai upaya untuk menunjukkan kepedulian langsung terhadap disabilitas.

Sebanyak 5200 orang disabilitas menerima manfaat tersebut.

Telkom Disability Care

Tidak hanya itu, Telkom Disability Care juga memberikan bantuan dana untuk kewirausahaan, aplikasi pendidikan untuk anak-anak SLB, juga telah memperkerjakan ratusan disabilitas.

Ada kurang lebih sebanyak 152 disabilitas yang telah berkerja di Telkom Group.

Pada tahun 2017, berkerjasama dengan Kick Andy Telkom meluncurkan Gentari Award yang merupakan penghargaan yang diberikan untuk disabilitas yang berprestasi.

Tiga Pilar Utama Telkom

Satu Inovasi untuk Semua dari Telkom Indonesia

  • Wifi Corner

Beberapa tahun lalu, Molzania berkesempatan untuk mengunjungi Wifi Corner yang ada di Palembang.

Saat itu sedang ada acara “How to be Translator” yang digagas oleh Akademi Berbagi.

Acara tersebut menghadirkan mbak Jenny yang berkerja sebagai seorang penerjemah tersumpah.

Pada kesempatan itu, untuk pertama kalinya Molzania mengenal tentang usaha freelance penerjemahan. Ternyata internet itu memiliki segudang manfaat.

Diantaranya mencari rezeki dengan bermodalkan passion.

Kalau kita jago berbahasa Inggris seperti mbak Jenny, kita bisa menghasilkan dollar lewat situs-situs freelance penerjemah.

Wifi.id corner ternyata tak cuma menghadirkan tempat untuk kita mengakses internet secara gratis. Tetapi juga menghadirkan acara-acara bermutu untuk anak muda.

Beruntung banget bisa hadir dalam acara tersebut dan bertemu dengan banyak teman.

  • Wifi.Id

Wifi.Id adalah layanan broadband milik Telkom Indonesia yang khusus untuk internetan. Saat ini wifi.id menyediakan kuota unlimited yang bisa diakses oleh banyak perangkat.

Di Kota Palembang, wifi.id bisa kita nikmati di tempat-tempat publik yang menjadi lokasi wisata atau tempat kumpul-kumpul. Dengan hanya berbiaya 5000 per harinya, wifi.id menjadi provider layanan internet yang terjangkau.

Jujur, Molzania sendiri jarang menggunakan Wifi.id. Kebanyakan pake layanan IndiHome untuk internetan di rumah. Tetapi Molzania sering menggunakan sinyal wifi.id saat berpergian ke luar kota. Terutama di  bandara dan lokasi wisata yang memang menjadi area publik.

Menurut Molzania, wifi.id bisa menjadi alternatif untuk internetan berbayar yang aman dan nyaman di area publik.

Daripada pakai sinyal wifi publik lain yang dibiarkan tanpa password. Rentan terhadap kejahatan di dunia maya.

Terkait hal ini, Molzania pernah mengalami akun email hampir menjadi sasaran hacker, karena pernah mengakses internet di layanan wifi publik.

  • Aplikasi myindihome

Layanan myindiHome adalah aplikasi milik Telkom yang dapat digunakan untuk mengakses layanan indiHome milik kita.

aplikasi myindiHome

Lewat aplikasi ini, kita bisa registrasi nomor baru, mengecek kuota, hingga melaporkan gangguan. Sebagai pengguna IndiHome, kita akan sangat terbantukan dengan adanya aplikasi ini.

Soalnya ibarat jargonnya Telkom sendiri, myindiHome memang satu aplikasi untuk semua.

  • Useetv

Untuk kalian yang hobi menonton, maka tidak ada salahnya memiliki layanan UseeTV. Soalnya ini layanan tv kabel milik Telkom yang harganya terjangkau.

Tidak hanya bisa untuk layanan tv streaming, tapi kita juga bisa mengendalikan apa yang mau kita tonton dan bahkan memutar ulang tontonan yang telah atau mau kita tonton.

Molzania belum berlangganan UseeTV. Tetapi Molzania sering menggunakan layanan ini ketika menginap di hotel.

UseeTV hadir dengan harga yang terjangkau. Mulai dari Rp. 385.000 saja per bulan.

Ada berbagai macam fitur di UseeTV, diantaranya:

  1. Playback, Pause dan Rewind dimana kita bisa menonton ulang tayangan favorit selama seminggu ke belakang. Kita juga bisa meghentikan sementara atau mempercepat tayangan yang ingin ditonton.
  2. TV Storage, tayangan tv favorit tidak akan hilang karena kita bisa menyimpannya dengan durasi 600 menit untuk kualitas SD dan 240 menit untuk kualitas HD. Puasin dah tuh nonton!
  3. Video on Demand, pilih sendiri acara kesukaan di channel TV yang ingin kita tonton.
  4. TV on Demand, tidak akan ketinggalan drakor seru atau acara tv favorit kita karena kita bisa menonton ulang drakor favorit selama 7 hari ke belakang.
  5. Karaoke, bagi yang hobi menyanyi fitur ini akan sangat sobat nikmati.

Satu Dasawarsa Bersama IndiHome

Sebagai disabilitas, Molzania beruntung sudah diperkenalkan dengan internet oleh orang tua. Sejak itu, gaya hidup Molzania berubah.

Internet membuka mata Molzania untuk mengenal dunia yang jauh lebih luas dan tanpa batas.Apalagi orang tua juga mendukung hobi anaknya dengan layanan internet yang berkualitas dari IndiHome.

Tidak terasa sudah sejak awal, IndiHome membersamai Molzania. IndiHome diluncurkan sejak tahun 2015.

 Keuntungan indiHome

Itu artinya sudah tujuh tahun lebih, Molzania dan keluarga sudah menggunakan layanan IndiHome.

Alhamdulillah, kecepatan IndiHome di Kota Palembang lumayan stabil. Sangat jarang mengalami kerusakan. Di sini, layanannya sudah menggunakan jaringan fiber optic.

IndiHome sangat membantu Molzania dalam urusan mencari penghasilan lewat internet. Menjalankan bisnis blog dari rumah, dan menghasilkan karya dan pundi-pundi uang.

Jika mengalami kerusakan, Molzania tinggal melaporkannya via aplikasi myindiHome. Sangat cepat dan mudah diakses oleh disabilitas daksa. Dikarenakan hanya menggunakan handphone saja.

Molzania menggunakan layanan IndiHome berkecepatan 20 mbps yang idealnya diakses hingga 3-5 gadget.bayar tagihan indihome

Besaran internet tersebut cocok untuk keluarga Molzania yang memang sehari-hari tidak terpisah dari internet.

Apalagi adik Molzania saat ini juga sedang skripsi.

Ditambah lagi internet juga menjadi sarana hiburan untuk Ayah dan Mama Molzania.

Beliau menggunakan internet untuk mendengarkan kajian dan ceramah dari para ustad dan ustadzah kesayangannya.

Menurut Molzania, tarif dan kualitas layanan IndiHome sangat bagus. Petugasnya cepat merespon jika ada kerusakan.

Hal yang paling berkesan jika kerusakan sudah tertangani, kita akan dihubungi kembali untuk ditanyai apakah internetnya sudah bagus atau belum.

Kita bisa memantau penanganan yang dilakukan petugas IndiHome via aplikasi.

Terakhir harapan untuk IndiHome semoga kualitas pelayanannya terus ditingkatkan. Terutama untuk menjangkau kaum disabilitas di Indonesia lewat program-program CSR dan benefit layanannya.

Indihome Molzania

Bila perlu adakan diskon IndiHome khusus untuk disabilitas. Tak lupa ditambah lagi beasiswa pelatihan teknologi dan keterampilan online untuk disabilitas.

Supaya makin banyak disabilitas muda yang bisa menjangkau dunia lewat internet. ^^

Sumber Artikel :

“Bantu UMKM Disabilitas, PT Telkom Regional VI Kalimantan Kolaborasi IZI Kaltim” kumparan.com Kumparan. 21 Agustus 2021. Web. 8 Juli 2022.

“Beri Bekal Keahlian TIK, Telkom Indonesia Upgrade Kemampuan Penyandang Disabilitas.” smktelkom-mlg.sch.id SMK Telkom Malang. 30 Juni 2022. Web. 9 Juli 2022.

Domingo, Mari Carmen. (2012). An overview of the Internet of Things for people with disabilities. Journal of Network and Computer Applications, 35, 584-596.

“G20 Digital Innovation Network, Inisiatif Presidensi Indonesia Fasilitasi Inovasi Digital Global.” kominfo.go.id Kementerian Komunikasi dan Informatika. 11 Oktober 2021. Web. 9 Juli 2022.

“Indigo Membantu Hear Me dan Psikku dalam Validasi Produk” Indigo.id Indigo. 8 Juli. Web. 10 Juli 2022.

Johanson, Gulliksen, and Katarina Gustavson. (2021) Disability digital divide: the use of the internet, smartphones, computers and tablets among people with disabilities. Universal Access in the Information of Society, 20, 105-120.

Jones, David R. (2022). Reclaiming disabled creativity: How cultural models make legible the creativity of people with disabilities. Cultural & Pshycology, Vol. 0, 1-15.

Karismakirti, Pelangi. 2017. “Telkom Disability Care Serahkan Alat Bantu untuk Ribuan Kaum Disabilitas” https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/Gbm6daxk-telkom-disability-care-serahkan-alat-bantu-untuk-ribuan-kaum-disabilitas, diakses pada 10 Juli 2022

Kreps, David. (2006). WEB ACCESSIBILITY: A Digital Divide for Disabled People? IFIP International Federation for Information Processing.

“Kursi Roda untuk Yuliana Pengusaha UMKM Disabilitas dari Telkom dan IZI Kaltim” kumparan.com Kumparan. 21 Agustus 2021. Web. 9 Juli 2022. 

Nurarifah, Iffah. 2019. “Laninka Siamiyono Ajak Difabel di Indonesia Pede Dan Tampil Cantik Lewat Donasi Lipstik” https://www.abc.net.au/indonesian/2019-08-30/laninka-siamiyono-ajak-difabel-pede-lewat-make-up/, diakses pada 8 Juli 2022.

Sari, Amalia Purnama. 2021. https://money.kompas.com/read/2021/04/26/211211026/terus-tingkatkan-layanan-indihome-bangun-50-wifiid-corner-di-papua, diakses pada 8 Juli 2022.

“Silang: Peringatan Hari Disabilitas Bersama Gubernur DKI Jakarta” Indigo.id Indigo. 9 Desember 2021. Web. 10 Juli 2022. 

Suparman, Sheena. 2022. “57th Anniversary: Telkom aims to be force behind Indonesia’s digital sovereignty” https://www.thejakartapost.com/business/2022/07/06/57th-anniversary-telkom-aims-to-be-force-behind-indonesias-digital-sovereignty.html, diakses pada 7 Juli 2022

“Wujudkan Masyarakat Inklusi Indonesia Dengan Sinergi Seluruh Komponen Bangsa.” menpan.go.id. Pan-Rb. 15 Januari 2021. Web. 8 Juli 2022.

Yanuar. 2021. “Hari Disabilitas Internasional 2021: Libatkan Penyandang Disabilitas PascaCovid-19” https://puslapdik.kemdikbud.go.id/artikel/hari-disabilitas-internasional-2021:-libatkan-penyandang-disabilitas-pascacovid-19, diakses pada 8 Juli 2022.

https://www.telkom.co.id

https://www.indihome.co.id

Pin It on Pinterest

Share This