2,314 Views
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azabku sangat pedih.”
Itulah sepenggal ayat Al-Qur’an yang mewajibkan ummat Islam untuk senantiasa bersyukur. Rasa syukur ini pula yang melandasi setiap nilai-nilai kebudayaan Melayu. Makanya kita mengenal istilah budaya “syukuran” dimana di Kota Palembang sendiri masih dilestarikan hingga saat ini. Mulai dari kelahiran anak, hingga perayaan menyambut bulan Ramadhan atau yang lebih dikenal dengan istilah ruwahan.
Dimulai ketika seorang pangeran Palembang bernama Parameswara mencoba melarikan diri ke Melaka pada saat penjajahan Majapahit. Sang pangeran tersebut lalu mendirikan kerajaan Melaka. Sekarang kota Palembang genap berusia 1334 tahun. Tak heran kota ini menyimpan kebudayaan Melayu yang amat kental. Hal ini tergambar dari beberapa peninggalan bersejarah yang tersimpan di Museum Balaputradewa.
Beberapa waktu lalu Molzania sempat berkunjung ke museum ini. Museum Balaputradewa terdiri dari beberapa ruangan pameran, salah satunya ruangan kebudayaan Melayu. Ini merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Sumatera Selatan dan Kerajaan Melaka di Malaysia. Sayangnya saat berkunjung kesana, seluruh ruangan dalam keadaan gelap gulita. Cahaya hanya berasal dari sinar matahari dari pintu masuk dan jendela.
Hal pertama yang menjadi daya tarik Molzania ialah aneka perabot masakan kue-kue tradisional Palembang. Ternyata beberapa kue khas yang Molzania sering makan saat ini merupakan peninggalan kebudayaan Melayu. Kue-kue tersebut ialah kue satu sagu dan bolu kojo. Kue satu sagu merupakan cemilan manis berbentuk ikan yang terbuat dari sagu. Sementara itu bolu kojo itu bolu pandan manis yang bertekstur kenyal berwarna hijau.
Tak hanya itu, disini juga ada peninggalan mangkuk dan piring bercorak Cina Melayu yang terbuat dari porselin. Nenek Molzania sendiri memiliki banyak perabot makanan khas Melayu. Namun sayangnya banyak diantaranya sudah hancur saat kebakaran berpuluh tahun silam. Jadi sisanya yang ada masih terus disimpan hingga saat ini. Ntar deh kapan-kapan Molzania foto-foto ya guys..
Terakhir disini juga ada peninggalan pakaian khas Melayu. Bentuknya berupa pakaian kebaya untuk perempuan, dan sarung kotak-kotak untuk lelaki. Sepintas mirip baju tradisional yang sering dikenakan oleh Upin-Ipin. Hihihi. Well, itulah beberapa peninggalan Budaya Melayu di Sumatera Selatan. Mudah-mudahan menjadi tambahan pengetahuan bagi sobat-sobat semua. Ditunggu ya artikell dari Molzania lainnya. Salam hangat dari Molzania. ^_^
*tulisan ini juga diikutsertakan dalam event Collaborative Blog “Komunitas Emak Blogger” Kelompok Dian Sastro dengan trigger post “Pesta Adat Seren Taun” karya Erin Herlina #KEBBloggingCollab
aku kapan ya bisa ke Palembang haha mudah2an kalo ada rejekin sama kesempatannya main kesana ah..
Ayo ke Palembang nanti Molzania traktir pempek 😀
Jadi kangen pengen pulang ke palembang
ibu saya masih keturunan darah melayunya kental banget
Jadi gimana perbedaan budaya diantara kedua orangtua mas? Pasti seru nih diceritain 🙂