Rencananya LRT Palembang berdiri sepanjang 23,40 KM. Membentang mulai dari area Bandara Sultan Mahmud Badaruddin hingga kawasan Jakabaring. Diatasnya akan dibangun sebanyak 13 Stasiun. Namun hanya sebanyak 5 Stasiun yang diperkirakan selesai tepat waktu. Itu artinya sebanyak 8 stasiun lainnya belum bisa digunakan.
Nilai investasi pemerintah untuk proyek LRT tadinya mencapai 12,5 T. Namun kemudian Departemen Perhubungan melakukan evaluasi anggaran menjadi 10,9 T. Adanya penghematan anggaran sebesar 1,6 T ini bisa digunakan untuk pembiayaan infrastruktur lainnya. Langkah ini patut diapresiasi sebagai bagian dari kebijakan efisiensi.
Selain menjadi pilihan transportasi baru, LRT juga dipastikan akan menarik minat wong kito untuk mencobanya. Kehadiran LRT akan mencetak sejarah transportasi di Indonesia. Apalagi kota Palembang merupakan kota pertama yang membangun LRT. Selama ini, LRT identik sebagai alat transportasi di negara maju seperti Singapura dan Jepang. Jadi bisa dipastikan antusiasme masyarakat kota berpenduduk 1,5 juta orang ini.
Pro dan Kontra Masyarakat
Kota Palembang saat ini boleh dibilang termasuk kota metropolis. Gaya hidup masyarakatnya sudah sangat jauh berbeda dibanding 20 tahun lalu. Mall-mall sudah banyak berdiri dan dibangun. Baru-baru ini berdiri pula Trans Studio Mini. Salah satu wahana dibangun disana yaitu jet coaster mini yang menjadi favorit. Dipastikan pada akhir pekan, warga berjubel di pusat-pusat hiburan kekinian.
Semenjak muncul wacana akan dibangunnya LRT, mulai timbul pro dan kontra di masyarakat. Kebanyakan masyarakat menyambut baik, tetapi banyak pula yang bertanya-tanya. Di lingkungan penulis sendiri, mereka kebanyakan masih menanyakan apa urgensi dan keuntungan dari membangun proyek yang tidak murah ini. Sementara itu, lebih banyak lagi yang bertanya-tanya soal keamanannya.
“Kalau LRT dibangun, saya gak mau naik untuk pertama kali. Takut “nganjok”!”
(nganjok = jatuh dari atas, bahasa Palembang)
Itu adalah seloroh yang diutarakan oleh dosen Molzania sendiri ketika ditanyai mengenai pendapatnya tentang LRT. Saat itu pembangunan LRT masih sampai pada tahap pemasangan tiang beton. Tampaknya dosen Molzania tersebut merasa ngeri ketika melihat tiang-tiang beton raksasa berada di bahu jalan. Takut kalau-kalau tertimpa ketika tengah berkendara.
Tantangan yang Harus dihadapi Pemerintah Terkait LRT Palembang
Ada beberapa tantangan yang sempat terpikirkan oleh penulis. Boleh jadi ini bisa dijadikan masukan saran untuk pemerintah setempat. Pertama terkait harga tiket LRT. Menurut berita yang dirilis oleh Liputan6.com, harga tiket resmi untuk LRT Palembang sebesar Rp. 5000 per orang. Menurut penulis, harga tiket ini sebetulnya murah, namun mengingat kedepannya akan bersaing dengan transportasi online ini harus dipikirkan.
Semenjak masuknya transportasi online di Palembang, sejatinya masyarakat sudah menemukan ritmenya sendiri. Maksudnya transportasi online yang bisa dipesan via android bisa sangat mudah diakses. Soal harga relatif lebih murah. Hanya berkisar Rp. 10.000 untuk satu kali jalan jarak kurang dari 5 km. Keuntungan lainnya dengan memesan transportasi online berupa mobil, banyak orang bisa diangkut sekaligus. Ini akan sangat memudahkan mereka yang ingin pergi bersama-sama.
Dibandingkan LRT yang harga tiketnya Rp. 5000 per orang, tentu saja transportasi online terkesan lebih efisien. Lain kalau halnya mereka yang ingin pergi sendiri-sendiri. Tentu transportasi LRT lebih murah dan cepat. Tugas pemerintah untuk menarik minat masyarakat kota Palembang dan bersaing dengan alat transportasi swasta lainnya.
Kedua, penulis menagih komitmen pemerintah untuk menyediakan fasilitas umum untuk kaum disabilitas. Hal ini sebagai upaya untuk menjadikan Indonesia negeri yang ramah disabled. Tidak hanya penyediaan tangga dan lift. Tetapi juga fasilitas tempat duduk khusus di dalam gerbong dan tersedianya toilet umum untuk disabled. Tujuan lainnya tak lain untuk menjadikan LRT bisa digunakan oleh semua rakyat Indonesia. Mengingat pembangunan LRT ini tidak hanya untuk persiapan menyambut Asian Games, tetapi betul-betul dimanfaatkan untuk kemaslahatan ummat.
Source:
Nurmayanti. 2018. Beroperasi Juni 2018, Tiket Sementara LRT Palembang Rp. 5.000.
Iya siih, masalah biaya ini memang hrs diperhatiin banget. Jgn sampe terlalu mahal yg bakal bikin orang2 males naik. Kalo bisa ada regular pass utk bulanan misalnya, jd buat yg srg banget memakai lrt, bisa kebantu dgn hrg yg biasabya lbh murah.. Tp aku appreciate krn akhirnya kita bisa merasakan Lrt di negara sendiri 🙂
terima kasih atas tambahan sarannya. Mudah2an didengar oleh pejabat yang berwenang 😀
Nah balek palembang naek LRT
Ayoo mudek ke palembang 😀
Sekarang pembangunan LRT merata ya, tidak hanya di jakarta ternyata
Iya pemerintah lagi menggenjot infrastruktur luar jakarta. Semoga daerah2 lain terutama daerah timur kebagian juga yaa aamiin. 😀