Stigma Negatif di Masyarakat
Ketersediaan Aksesibilitas Publik
Salah satu hal paling mendasar untuk disabilitas dapat hidup bermasyarakat ialah tersedianya sarana dan prasarana untuk disabilitas. Di Indonesia sayangnya masih sangat kurang fasilitas publik untuk kaum disabilitas. Kalaupun ada masih sangat sedikit jumlahnya, dan banyak pula yang tidak dirawat dengan baik sehingga tidak bisa lagi digunakan.
Foto by : Ichsan Rosyid, Kompasiana. |
Lapangan Pekerjaan untuk Kaum Disabilitas
Ada banyak catatan menarik dari penerimaan CPNS pada era pemerintahan Pak Jokowi tahun 2017 lalu. UU Penyandang Disabilitas tahun 2016 mensyaratkan kuota penerimaan BUMN untuk disabled yang jumlahnya 2 persen. Dibandingkan dengan kuota untuk orang normal dan putra-putri Papua berprestasi tentunya ini sangat kecil.
Sebagai gambaran jumlah kuota penerimaan CPNS Kemenkumham 2017 ialah sebanyak 17.526 formasi. Formasi itu terdiri dari 346 cumlaude, 280 putra-putri Papua, 1 kuota disabilitas dan sisanya diperuntukkan untuk orang normal. Adanya ketimpangan ini sangat disayangkan dimana dari sekian belas ribu lowongan untuk CPNS, kuota disabilitas hanya 1 formasi, yaitu analis perlindungan hak-hak sipil dan HAM. Dari segi kualifikasi pendidikan pun, tamatan S1 Akuntansi seperti Molzania tdak akan bisa ikut serta karena peruntukan formasi disabilitas diutamakan untuk lulusan S1 hukum / sosial politik.
Tidak adanya lowongan CPNS disabilitas untuk tamatan SMU juga sangat disayangkan. Pada tahun 2017 lalu misalnya, lowongan CPNS untuk tamatan SMU sebanyak 14 ribu formasi. Dari sekian banyak, kuota hanya diperuntukkan untuk cumlaude 468 orang dan putra-putri Papua sebanyak 301 orang. Padahal penyandang disabilitas di Indonesia kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu. Mungkin saja orangtua mereka hanya bisa menyekolahkan hingga ke jenjang SMU.
Pembebasan batasan IPK dan penerimaan lowongan CPNS bidang industri kreatif untuk disabilitas bisa menjadi solusi untuk pemerintahan Jokowi untuk mengangkat nasib kaum disabilitas. Menurut data survei Universitas Indonesia, mayoritas warga disabilitas (65,5%) bekerja di bidang sektor informal. Akan sangat elok jika pemerintah mau memperkerjakan warga disabilitas yang berbakat di bidang non akademis semisal industri kreatif dengan tanpa melihat persyatatan IPK.
Kehadiran situs lowongan Kerjabilitas.com memberikan energi baru bagi nasib kaum disabilitas di Indonesia. Kiranya pemerintah bisa mensupport situs seperti ini untuk ke depannya. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, diharapkan perusahaan-perusahaan swasta tidak lagi memandang sebelah mata kaum kami. Sebabnya selama ini banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia melakukan diskriminasi terhadap kaum disabilitas.
Terkait hal ini, Molzania pernah mengalami sendiri. Ketika itu Molzania menggunakan dua akun untuk mendaftar lowongan pekerjaan pada situs online. Satu akun Molzania isi dengan menyertakan keterangan bahwa Molzania seorang disabilitas, sementara akun lainnya tidak. Dan hasilnya akun yang tanpa menyertakan keterangan disabilitas berhasil mendapatkan undangan wawancara, sedangkan akun yang menyertakan keterangan disabilitas tidak berhasil sama sekali.
Harapan Blogger Disabled untuk Indonesia
Sebagai bagian dari generasi muda Indonesia, Molzania berusaha menyampaikan beberapa aspirasi Molzania untuk pemerintahan Presiden Jokowi. Harapannya mudah-mudahan Pak Jokowi bisa lebih memedulikan disabilitas. Perhatian pemerintah yang sebetulnya sudah ada kedepannya berharap lebih ditingkatkan lagi. Tidak hanya itu sosialisasi kepada para menteri beserta jajaran terkait dilakukan agar mereka menyampaikan kepada masyarakat luas untuk tidak lagi melakukan hal-hal yang bersifat diskriminatif terhadap kaum kami.
Bila diperlukan, Pak Jokowi bisa melibatkan kaum disabilitas untuk hadir pada agenda-agenda edukatif di pemerintahan. Termasuk membuat kebijakan yang lebih pro disabilitas. Utamanya dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Tentunya ini semua dilakukan dalam rangka implementasi UU Disabilitas yang lebih baik lagi. Sehingga pada akhirnya kaum disabled tidak terbelakang di tengah kemajuan.
Oke, sekian pengalaman Molzania presentasi di depan Tim Komunikasi Presiden. Nggak inget sih berapa menit, pokoknya mengalir aja deh ceritanya. Artikel ini merupakan rangkaian keempat dari cerita Jalan-Jalan ke Istana Negara bersama Molzania. Mudah-mudahan menjadi inspirasi dan tambahan ilmu untuk kalian semua. Terima kasih telah membaca sampai akhir. Ditunggu cerita selanjutnya dari seri ini.
Part Ketiga : Aspirasi Blogger Palembang untuk Pak Jokowi
Part Kelima (THE END) : Akhir yang Berkesan di Istana Negara
Sumber Bacaan:
Idhom, Adi M. 2017. Lowongan CPNS Kemenkumham Cari 14 Ribu Lulusan SMU. https://tirto.id/lowongan-cpns-kemenkumham-2017-cari-14-ribu-lulusan-sma-cssK (diakses tanggal 6 Januari 2018)
Primus, Josephus. 2017. Perluas Kesempatan Kerja bagi Penyandang Disabilitas.
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/30/195809526/perluas-kesempatan-kerja-penyandang-disabilitas (diakses tanggal 5 Januari 2018)
Solehudin, Mochamad. 2017. Berapa Jumlah Penyandang Disabilitas yang Nganggur? Ini Kata Menaker https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3591422/berapa-jumlah-penyandang-disabilitas-nganggur-ini-kata-menaker (diakses tanggal 13 Desember 2017)
Susilawati, Dessy. 2016. Sebagian Besar Penyandang Disabilitas Kerja di Sektor Informal.
http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/16/oi9rpj384-sebagian-besar-penyandang-disabilitas-kerja-di-sektor-informal (diakses tanggal 12 Desember 2017)
Hidayat, Reja. 2016. Menghentikan Diskriminasi Penyandang Disabilitas https://tirto.id/menghentikan-diskriminasi-penyandang-disabilitas-bHGp# (diakses tanggal 5 Januari 2018)
Halo k Molzania tetap semangat ya k, saya juga ngalamin diskriminasi di masyarakat mereka ketika lihat saya membuat mereka menjerit ga keruan yang paling parah di bilang gila, cacat mental. Ada juga yang maksa malu dengan menjerit, "Tunanetra malu.","cacat mental ih malu ih","Dibilang gila ga malu seharusnya kan malu.". Yah segitu ga ramahnya. Cpns 2016 kemarin anu, membuat tunanetra ga bisa ngakses karna ga bisa dilihat dengan latar belakang hitam dan talkback semoga diperhatikan pemerintah tentang ini. Huft.
Salam kenal Tya…
Semoga feedbacknya Tia bisa didengar oleh pak Presiden ya sehingga kedepannya fasilitas untuk kaum disabilitas semakin baik di Indonesia. Aamiin 🙂