Akhirnya kesampaian juga. Sudah lama Molzania ingin berkunjung ke Museum AK. Gani di Palembang. Nama lengkap museumnya Museum Pahlawan Nasional Mayjend TNI Purn Dr. AK Gani. Sebenarnya apa sih yang menarik dari museum ini?
Ternyata museum ini menjadi saksi perjuangan rakyat Palembang melawan penjajah. Koleksinya merupakan peninggalan dari Dr. AK. Gani, pahlawan nasional Indonesia yang berjasa bagi kemerdekaan di tanah wong kito ini.

Nah, penasaran dengan kisah lengkapnya? Yuk, simakin pengalaman Molzania mengunjungi museum AK. Gani ini. Baca artikelnya sampai habis, ya?
Lokasi Museum AK. Gani
Harga Tiket Masuk Museum
Museum AK Gani tidak menetapkan tarif tiket masuk alias gratis, bagi yang ingin berkunjung. Tapi kita bisa berdonasi berapa pun di kotak donasi yang tersedia di depan museum. Kebanyakan pengunjung mahasiswa dan anak-anak sekolah.
Apakah museum ini ramah disabilitas? Bangunan museum terdiri dari satu lantai. Jadi disabilitas seperti Molzania cukup nyaman untuk berkunjung. Akan tetapi untuk masuk ke dalam, ada undakan. Jadi kita tetap membutuhkan bantuan untuk mengangkat kursi roda.
Siapa Itu Dr. AK. Gani?
Dr. AK. Gani lahir pada tanggal 16 September 1905 di Palembayan, Sumatra Barat. Nama lengkapnya Adnan Kapau Gani. Dia awalnya bersekolah di Bukittinggi, lalu melanjutkan pendidikan kedokteran di STOVIA Jakarta.
Namun sayangnya kampusnya tutup. Tak menyerah, AK Gani pun kembali bersekolah setingkat SMA milik Belanda bernama AMS. Tahun 1928, beliau pun berkuliah di Geneeskundige Hoge School (GHS) yang sekarang dikenal dengan FK UI.

Sebagaimana pemuda Indonesia terpelajar lainnya, Dr. AK. Gani aktif di berbagai organisasi kepemudaan. Dia pun dikenal dekat dengan pahlawan nasional lain seperti Muhammad Yamin dan Soekarno.
Pada tahun 1928 hingga 1968, dirinya bergabung menjadi anggota Kongres Pemuda II. Oh ya, AK Gani yang memiliki wajah rupawan ini juga pernah membintangi film berjudul Asmara Moerni. Di sana dia berpasangan dengan Djoewariah.
Dengan kiprahnya sebagai artis menjadikan Dr AK. Gani satu-satunya pahlawan nasional yang pernah bermain di layar kaca. Pada masa pendudukan Jepang, AK Gani menolak untuk berpartisipasi. Sehingga dia ditangkap dan dibebaskan setahun kemudian.
Oleh Belanda, AK. Gani mendapat julukan sebagai raja penyelundup, karena sering kali menyelundupkan barang-barang kebutuhan rakyat seperti amunisi, pakaian, dan senjata. Dirinya melakukan barter dengaan Singapura. 1
Tokoh Pembangunan Sumatera Selatan
Saat Indonesia merdeka, Dr. AK Gani diamanahi sebagai residen Sumatra Selatan dan komisaris PNI. Itulah awal keterlibatannya dalam membangun Sumatra Selatan.
Dia berpendapat bahwa Palembang layak menjadi penggerak ekonomi untuk bangsa yang baru merdeka. Soalnya ternyata kekayaan alamnya banyak banget.

Gak heran kalau Belanda ingin merebut kembali kota pempek ini. Dengan menunggangi pihak sekutu yang ingin melucuti senjata milik penjajah Jepang, sehingga tercetuslah Perang Lima Hari Lima Malam di bumi Sriwijaya ini.
Nah dalam perang tersebut, Dr. AK. Gani berperan sebagai mediator dari pihak Indonesia. Lalu terjadilah gencatan senjata dari pihak Indonesia dan Belanda.
Di Sumatra Selatan ini, peran AK. Gani cukup besar. Dirinya pernah menjabat sebagai Gubernur pertama dan Panglima Daerah Sumbagsel, lalu menghabiskan akhir hayatnya mengabdi kepada rakyat Palembang.
AK Gani juga menjadi pengusul pembangunan Jembatan Ampera yang biayanya didapat dari dana rampasan perang milik Jepang. Tak hanya itu, Dr. AK Gani juga menjadi pencetus dibangunnya PT. Pupuk Sriwijaya, loh.
Selain itu, beliau juga menjadi pendiri pabrik ban yang sekarang bernama PT. Intirub Palembang. Ayahnya Oma Yanti tersebut juga menjabat Komisaris Umum Bank Nasional dan pencetus Bank Pembangunan Sumsel yang telah berganti nama jadi Bank Sumsel Babel.
Tak hanya sebagai pemimpin Sumsel, Dr. Ak Gani juga pernah menjadi kurator alias pengelola dan pengawas Universitas Sriwijaya tahun 1954.

Tak heran, kalau kemudian Dr. AK Gani menerima banyak penghargaan kemiliteran seperti Bintang Gerilya dan Bintang Mahaputra. Tahun 2007, Presiden SBY memberikannya gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
Dr. AK Gani meninggal di RS. Charitas pada tanggal 23 Desember 1968 dalam usia 63 tahun. Dia meninggalkan seorang istri bernama Masturah yang orang Cirebon. Makamnya berada di Taman Makam Pahlawan Kesatria Ksetra Siguntang, Palembang.
Namanya kini diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit tentara RS. AK Gani Palembang yang berlokasi di dekat Benteng Kuto Besak (BKB).
Menjelajahi Lorong Waktu di Museum Dr. AK Gani
Museum AK Gani bisa dibilang cukup tersembunyi. Lokasinya tepat berada di belakang SPBU di Jalan RE. Martadinata. Dahulu SPBU ini milik keluarga mendiang. Tapi sekarang sudah dijual.
Siapa sangka dari luar terlihat sempit, di dalamnya ternyata luas. Di bagian belakang museum, ternyata sudah ada masjid Al-Ghaniy dan gedung Graha Masturah yang difungsikan sebagai gedung serbaguna.
Museum AK Gani ini sekarang dikelola oleh Oma Yanti, anak dari Ibu Masturah dan Dr. AK Gani. Beruntung banget, Molzania bisa berkenalan dan berdiskusi langsung dengan anak dari pahlawan nasional yang tersohor.

Beliau sekarang juga menjabat sebagai kepala Museum AK. Gani. Molzania diajak beliau untuk berkeliling melihat berbagai koleksi museum yang rata-rata peninggalan Dr. AK Gani.
Tak lupa bercerita tentang keseharian Dr. AK Gani di luar tugas kenegaraan. Sosoknya sebagai suami, dan seorang ayah yang penyayang kepada anak-anaknya.
Oma Yanti bercerita dulu semasa beliau kecil, dirinya sering diajak berkeliling Palembang naik mobil jeep. Di museum ini kita bisa melihat langsung mobil jeep willys milik Dr. AK. Gani. Wah, ini mah sama banget kayak Molzania dan ayah dulu!

Tahu makanan kesukaan Dr. AK Gani? Jawabannya jengkol! Ya, di rumahnya ini yang sekarang jadi museum, Dr. AK Gani suka sekali bermain kartu bersama teman-temannya sesama pejuang Palembang.
Dirinya dekat sama Letjend. Bambang Utoyo, Sutan Syahrir, dan lain-lain. Sekarang beliau-beliau itu Molzania kenal dari nama jalan di kota Palembang. Ternyata zaman dulu, beneran ada orangnya ya. Hehe..
Melihat Benda-Benda Koleksi Museum AK. Gani Palembang
Menurut Oma Yanti, dulu Dr. AK Gani jarang berada di rumah. Beliau lebih sering bertugas di luar. Dr. AK Gani lebih banyak berada di rumahnya di Jakarta. Maklumlah ya, sibuk banget. Sekalinya pulang ke rumah, hanya beberapa hari saja.
Tapi, rumahnya di Palembang ini beliau membawa serta kursi dan meja kerja miliknya. Di sana sudah ada mesin tik jadoel. Hihihii.. Molzania seumur-umur baru melihat benda yang bernama mesin tik jenis ini. Kalau salah ketik, konon harus ngulang dari awal. Duh capeknya.

Masuk ke museum ini bener-bener bikin merinding. Soalnya kayak kembali ke masa lalu. Plus juga bikin terharu. Rasanya ingin berdiskusi langsung dengan para pahlawan yang Molzania baca di buku sejarah.
Di museum ini juga ada sepeda ontel milik Dr. AK Gani, yang menurut Oma sering diikutsertakan dalam pameran koleksi benda-benda jadul. Sepeda ontelnya masih manual digowes pake kaki, bukan pakai mesin. π

Selain itu, ada pula pakaian tentara dan radio-radio jadul yang sering dikenakan Dr. AK Gani. Molzania juga baru pertama kali nih melihat radio yang bentuknya gede banget. Pasti berat banget kalau diangkat.
Ada pula dipertontonkan peralatan perang milik beliau. Mulai dari topi, tumblr, korek api, dan lain-lain. Karena beliau termasuk orang penting, Dr. AK. Gani juga sering dapat cinderamata dari koleganya. Di museumnya ini, kita bisa melihat aneka hadiah dari luar negeri untuk beliau.



Oh ya, Dr. AK Gani juga jago melukis loh. Beliau melakukan hobinya itu di sela-sela waktu senggangnya. Makanya di museum ini, dipajang pula berbagai hasil lukisan karya beliau. Gambarannya asli bagus banget. Salut, deh.
Suka Baca dan Seorang Dokter yang Polyglot
Bangga banget rasanya! Para pahlawan kita termasuk orang jenius. Contohnya Dr. AK Gani yang multitalenta. Dokter bisa, tentara bisa, jago diplomasi, ahli strategi, ahli melukis pula. Wah, Molzania ngaku kalah.
Hikmahnya sebagai generasi muda, kita hendaknya harus terus menggali potensi semaksimal mungkin. Molzania banyak belajar dari Dr. AK Gani ini.
Molzania melihat langsung barang-barang perlengkapan semasa beliau jadi dokter. Ada mikroskop, jubah dokter, alat tensi, stetoskop, wadah-wadah untuk meracik obat, hingga lensa kacamata.

Katanya Oma Yanti, dulu dokter itu mesti serba bisa. Jadi tak hanya pandai memeriksa, tetapi mesti pandai mendiagnosa dan meracik obat. Mungkin jaman dulu, penyakitnya tidak sekompleks sekarang ya.
Yang menakjubkan, Dr. Ak Gani juga terkenal suka membaca buku. Di museum ini ada banyak buku-buku peninggalan beliau. Banyak sekali buku yang telah beliau baca dan lintas genre. Ada tentang ilmu politik, kenegaraan, sejarah hingga kedokteran.


Buku-buku yang beliau baca rata-rata berbahasa asing. Yang kelihatan sih, ada Bahasa Belanda, Inggris, Jerman, dan masih banyak lagi. Itu artinya Dr. AK Gani juga seorang polyglot. Keren. Kira-kira berapa lama ya beliau belajarnya dan fasih? Betul-betul menginspirasi kita untuk terus belajar di usia muda.
Melihat Diari Milik Ibu Masturah, Ingat Sosok Ibu Kartini
Molzania juga diajak oleh Oma Yanti untuk masuk ke dalam kamar milik Dr. AK Gani. Ruangannya terletak di samping, yang terhubung langsung dengan teras.
βIni kayak rumah nenek, β ujar Molzania. Memang sekilas rumah milik Dr. AK Gani ini mirip kayak rumah Mbah Molzania di Jakarta. Kebetulan Mbah juga seorang pejuang kemerdekaan. Tapi sayang, rumah kedua Molzania itu sudah dijual dan dihancurkan. Sedih!

Katanya Oma, dulu di kamar ini ada ranjang besi. Tapi sekarang sudah dipindah. Yang tersisa, di dalam kamar ini ada meja belajar Ibu Masturah dan lemari pakaian beliau.
Ups, Molzania ketemu harta karun di sini. Di atas meja belajarnya, ada buku harian yang ditulis tangan langsung oleh Ibu Mastura. Tulisannya bagus banget, meskipun tintanya sudah mulai pudar.

Ternyata ada banyak buku harian milik Ibu Masturah. Ada yang ditulis di buku tulis biasa juga. Semuanya disimpan dengan rapi oleh Oma Yanti. Di buku itu, tertera secara lengkap berbagai pengalaman beliau semasa hidup. Selagi beliau muda hingga menikah dengan Dr. Ak. Gani.
Dulunya Ibu Masturah ini berprofesi sebagai seorang perawat. Saat menikah, beliau pun tetap menjalani profesinya. Pada tanggal 22 November 2022, Ibu Masturah berpesan agar barang-barang peninggalan suaminya disimpan rapi dan jangan dijual. Sosok almarhumah ini mengingatkan Molzania pada RA. Kartini yang sama-sama hobi menulis.

Kepengen banget baca buku diarinya Ibu Masturah. Semoga ada pihak yang ingin menerbitkannya jadi sebuah buku. Seperti surat-surat milik Kartini dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Pada tanggal 22 November 2002, Ibu Masturah meninggal dunia. Tepat di malam ke-17 Bulan Ramadan hari Jumβat. Almarhumah dimakamkan di belakang museum.
Kesimpulan
Mengunjungi museum kegiatan yang menyenangkan. Kita bisa belajar banyak dari koleksi benda bersejarah. Ada banyak kisah heroik di balik tokoh museum yang belum banyak kita ketahui. Berkunjung ke museum AK Gani Palembang ini berkesan banget bagi Molzania. Apalagi mereka juga sering mengadakan kegiatan pameran sejarah. Lanjut baca di sini.^^
Senang banget rasanya aku diajak jalan-jalan langsung ke museum AK Gani ini sama Kak Molly. Aku pun jadi tahu tentang bliau. Ternyata ada ya pahlawan nasional kita yang seorang dokter sekaligus jadi bintang film pada masanya juga. Pun kebanyakan ya, orang jaman dulu tuh pada jadi polyglot semua untuk tahu banyak hal.
iyes, jenius bgt y bpk2 pendiri bangsa ini.