1,493 Views

“Adek Daffa sakit batuk dan pilek belum sembuh-sembuh nih..” kata Mbak Fanny.

Molzania tertegun. Dalam hati, Adek Daffa kan umurnya baru dua bulanan?

“Iya, karena asap. ” ujar Pak Ahmad, suami Mbak Fanny mengiyakan isi hati Molzania.

“Daffa belum pernah ke luar rumah. Kami ogah bawa Daffa keluar rumah. ” seru Pak Ahmad lagi.

Percakapan di atas adalah kejadian nyata di bulan September. Pengalaman pribadi saat berkunjung ke rumah teman yang baru saja melahirkan bayi bulan Juli lalu.

Semua memang gara-gara asap. Tahun ini, Palembang kembali darurat asap. Kebakaran hutan yang tak kunjung selesai. Mau sampai kapan?

Gara-Gara Kabut Asap, Wong Kito ‘Betangas’

Setiap tahunnya, wong kito galo harus terus bersabar. Persoalan asap terus-menerus meneror warga Palembang. Pengalaman pribadi Molzania kabut asap sudah mulai dirasakan sejak sembilan tahun yang lalu.

Tahun 2015 malah makin parah. Meski belum ditetapkan sebagai bencana nasional, asapnya sudah mencapai internasional. Negara tetangga pun kena dampaknya.

Lahore di Pakistan kota nomor dua tertinggi. Palembang menduduki posisi nomor satu dunia.

Molzania ingat pernah membagikan beberapa tulisan mengenai bencana kabut asap ini. Sungguh pemandangan yang mengerikan. Tak hanya di luar rumah, asapnya juga sampai masuk ke dalam rumah.

Kebayang nggak sih pagi-pagi ketika bangun tidur, pandangan mata kabur karena rumah dikepung asap? Begitu parahnya loh itu. Sampai sekarang pun masih sama. Setiap tahun penderitaan terus berlanjut.

Pada pagi hari, kabut asap pekat. Cerita dari Pak Satpam, saking pekatnya sampai tidak tembus senter. Asap perlahan menipis menjelang siang hari. Pelan-pelan naik ke langit.

Asap membuat oksigen berkurang. Tetapi kandungan karbon dioksida bertambah. Mengakibatkan dada terasa sesak, bersin-bersin, mata berair, pilek, hidung tersumbat, pusing, dan kesulitan bernafas.

Di rumah lantai penuh debu dan kotor. Membuat kaki menjadi hitam. Sehingga Mama Molzania mesti mengepel rumah dua hari sekali.

Molzania jadi malas berjalan pagi. Soalnya udaranya kotor. Tidak sehat sama sekali. Jadi pagi-pagi keluar rumah, malah bersin-bersin.

Akhir-akhir ini, suhu udara Palembang berkisar antara 36-38 derajat celcius. Cuaca panas ditambah kabut asap ini jadi mirip sedang ‘betangas’. Bahasa Palembang betangas itu artinya mandi sauna.

Wong Palembang biasanya betangas jelang menikah. Maksudnya untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Tetapi kabut asap ini malah mengandung racun.

Anak-anak sekolah pun ikut terimbas. Sekolah terpaksa diliburkan. Namun sejak pandemi, anak-anak dapat bersekolah daring. Penyakit ISPA pun bergentayangan dimana-mana. Bahkan merenggut korban jiwa.

Memasuki bulan Agustus, Molzania pasti dihantui rasa cemas. Apakah bencana kabut asap kembali melanda ? Sampai kapan ini berakhir?

Kabut Asap dan Upaya Pengendalian Pemerintah

Bencana kabut asap dimulai dari munculnya titik api di lahan gambut. Di Sumatra Selatan khususnya, titik-titik api biasanya muncul di beberapa kabupaten, semisal Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, PALI, Banyuasin, Muara Enim dan OKU.

Jarak Palembang dan kabupaten-kabupaten di atas sebenarnya jauh. Puluhan hingga ratusan kilometer. Tetapi kenapa asapnya bisa mencapai kota?

Alasannya lahan gambut itu jika sudah terbakar maka asapnya akan menjalar kemana-mana. Mengapa demikian? Soalnya apinya sudah mencapai bawah permukaan, sehingga sulit dipadamkan.

Jika kabut asap melanda, pemerintah selalu mengupayakan hujan buatan. Saat pelaksanaan Asian Games 2018 lalu, hampir setiap hari bunyi helikopter pembawa air meraung-raung di udara. Kabut asap pun sedikit terkendali.

Gambar kondisi langit Palembang 18 Oktober 2023 pagi hari.
Langit putih mendung ketutup awan, dengan warna matahari kemerahan.

Olahraga tingkat Asia itu tentunya membawa prestise bagi Indonesia. Makanya Palembang harus segera pulih dari bencana. Untungnya musim penghujan pun segera datang.

Baru-baru ini, laman Tempo memberitakan bahwa ada sepuluh perusahaan di Sumsel yang disegel pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) karena menyebabkan karhutla.

Berdasarkan rilis KLHK pula, ratusan personil diterjunkan untuk memadamkan titik api penyebab kebakaran hutan. Totalnya sudah ada 256 orang.

Kejadian karhutla di wilayah Sumatera Selatan tahun 2023 ini ada sebanyak 44 titik. Hingga akhir September, hanya delapan titik yang sudah dipadamkan.

Upaya pengendalian karhutla ini tidak hanya dalam bentuk teknologi modifikasi cuaca. Caranya dengan menyemai larutan garam (NaCl) ke udara. Selain pemadaman langsung di darat, water bombing dari udara juga dilakukan di area kebakaran.

Tahun 2023 ini musim penghujan di Palembang diperkirakan akan terjadi akhir Oktober. Puncaknya akan terjadi mulai Desember 2023 hingga Januari 2024.

Salat istisqa pun digelar guna meminta hujan. Baik dilakukan oleh pihak kepolisian, pemerintah, ASN, dan masyarakat. Tetapi hujan tetap tak kunjung turun.

Kalau zaman Rasulullah dulu, Allah swt langsung menurunkan hujan usai salat. Mungkin tahun ini Allah swt hendak menguji hamba-hambanyanya. Huhuu… Sebenarnya apa sih penyebab utamanya?

Setelah mencari di Google, ternyata tahun ini dunia sedang dilanda El Nino. Apa itu El Nino? Mengapa hal ini bisa terjadi?

Fenomena El Nino Perparah Karhutla

Tahun 2023 ini kejadiannya mirip seperti tahun 2015-2016. BMKG memperingatkan bahwa Indonesia kembali dilanda el nino. Kejadian ini sering terjadi setiap 3-4 tahun sekali.

Baca Juga:  Kispray Sahabat Setia Keluarga Kami

Penyebab terjadinya El Nino dipicu oleh melemahnya angin pasat timur dan pergerakan air hangat dari Pasifik Barat menuju pantai barat Amerika.

Kondisi ini mengakibatkan musim penghujan yang lama di wilayah barat daya AS. Sedangkan di negara-negara pasifik barat, seperti Indonesia dan Australia, terjadi kebalikannya. Terjadi kekeringan dan musim kemarau yang panjang.

Fenomena El Nino ini sudah diprediksi NASA sejak pertengahan tahun. Pengamatan mereka dari satelit pada tanggal 1 – 10 juni 2023 bahwa terdapat anomali ketinggian permukaan laut di wilayah Samudera Pasifik.

Gambar Penampakan Bumi

Pusat pengamatan iklim NOAA mengatakan bahwa suhu permukaan laut meningkat. Dua tahun terakhir, para peramal cuaca memprediksi bahwa akan ada kemungkinan El Nino berkekuatan sedang sampai ke berat.

NASA juga mengatakan bahwa musim panas 2023 adalah musim panas yang terpanas sepanjang sejarah. Data mereka menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan suhu musim panas setiap tahunnya.

Data NASA
Suhu Musim Panas 1960 – 2023

Dengan adanya peringatan seperti ini, tentunya kita semua mesti waspada. Dunia tempat tinggal kita sudah berubah. Makin menua. Penyebabnya? Ya, tangan kita sendiri.

Perubahan Iklim Akibat Ulah Manusia

Peristiwa el Nino ini sebenarnya merupakan peristiwa yang biasa. Perubahan gerakan angin memang terjadi setiap tahunnya.

Akan tetapi terjadinya El Nino yang makin parah, merupakan dampak nyata perubahan iklim di bumi. Penyebabnya peningkatan 90 persen emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia menyebabkan El Nino yang makin parah.

Emisi gas rumah kaca dapat terbentuk dari pembakaran bahan bakar minyak, batu bara, dan bahan organik lainnya.

Soalnya lautlah yang menyerap sebagian besar panas tersebut di bumi. Kejadian ini terjadi jika suhu di laut Pasifik Timur sedang sangat dingin.

Hanya saja saat terjadi el Nino, sebagian panas ini dilepaskan kembali ke atmosfer. Soalnya pergerakan air hangat di Pasifik membekap perairan yang lebih dingin.

Di Indonesia, emisi gas rumah kaca paling banyak dari kebakaran lahan hutan dan gambut. 1Data Climate Watch 2020 menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan emisi gas rumah kaca 1,48 gigaton karbon dioksida. Angka ini mencakup 3,1 persen jumlah global.

Penyebab Kebakaran Hutan

Menurut Lindungihutan.com, ada beberapa penyebab kebakaran hutan. Diantaranya adalah sebagai berikut :

penyebab-kebakaran-hutan-part-2

Ternyata selain karena faktor alam, juga karena ulah manusia.
Lantas bagaimana kita bisa berkontribusi terhadap lingkungan?

Easy Green Living : Cinta Lingkungan Itu Mudah

“Bahkan sesimpel matikan saklar listrik yang tidak digunakan itu sudah bagian dari menjaga lingkungan, ” gumam Molzania ketika membaca buku Easy Green Living.

Buku tersebut karya Mbak Valerina Daniel. Beliau adalah runner up Putri Indonesia Lingkungan 2005 yang kini jadi penyiar berita.

Banyak sekali insight yang berhasil Molzania dapatkan dari bukunya mbak Valerina Daniel. Sesungguhnya kita semua bisa berkontribusi dalam mencegah perubahan iklim semakin buruk.

Dalam bukunya tersebut, Molzania akhirnya mengetahui kalau kasus perusakan lingkungan sudah marak terjadi semenjak puluhan tahun lalu.

Mbak Valerina banyak membagikan kisah dan pengalaman inspiratifnya kala menjadi jurnalis. Salah satu cerita menyentuhnya ketika beliau berkunjung ke hutan di Riau.

Ya Tuhan! Aku bergumam pelan. Hitam! Semua serba hitam akibat pembakaran hutan. “Jadi setelah mereka menebangi, sisa-sisanya ya dibakar kayak begini” jelasnya lagi. Jadi, benar semua cerita itu. Bukan omong kosong belaka! (Easy Green Living, hal. 3).

Ngeri! Sungguh mengerikan membaca ceritanya. Ada juga pengalaman seram ketika Mbak Valerina berusaha untuk mewawancarai anak buah para cukong penebangan hutan.

Mereka yang awalnya sudah setuju, mendadak membatalkan janji wawancaranya. Soalnya mereka mendapat informasi dari petugas bahwa akan ada razia! Artinya mereka juga melakukan kerjasama dengan pihak kepolisian.

Buku itu diterbitkan tahun 2009. Apakah kondisinya masih sama? Kemungkinan besar iya! Soalnya sekarang masih banyak kasus penebangan liar yang menggerogoti hutan Indonesia.

Gak cuma pengalaman horror, Molzania pun bisa mengetahui tips dan trik mudah untuk menyelamatkan bumi.

Ada total 12 bab yang dibagikan. Di bagian akhir, Mbak Valerina dengan cerdas membagikan pengalaman kecilnya yang ternyata bermanfaat menjaga bumi.

Oh! Oh! Oh, begini toh! Sepanjang membaca buku ini, Molzania jadi tersadar sendiri. Bahwa selama ini banyak melakukan kesalahan.

Peduli terhadap lingkungan dapat dilakukan di mana pun. Baik itu di rumah, di sekolah, dan di kantor. Bahkan saat belanja, pesta, dan pergi liburan! Hah?! Kebayang nggak tuh. 😀

Berikut Molzania tuliskan tips mudah menyelamatkan bumi dari bukunya Mbak Valerina Daniel. Tips ini juga sudah Molzania praktekkan di rumah. Beberapa diantaranya, yaitu :

Disabilitas Bantu Jaga Lingkungan Lewat UMKM Hijau

Berbicara soal kontribusi terhadap lingkungan, Molzania jadi teringat akan kisah inspiratif salah seorang teman disabilitas di Palembang.

Molzania memanggilnya Bunda Gendhis. Beliau bersama suaminya Mas Wide merintis usaha seni dekorasi rumah “Teras Gendhis”. Hebatnya lagi pasangan tersebut keduanya berstatus disabilitas daksa.

Bunda Gendhis berkursi roda, sementara Mas Wide sehari-hari berjalan menggunakan tongkat. Tetapi keduanya berhasil merintis usaha kerajinan tangan dari limbah sampah.

Usaha “Teras Gendhis” ini sudah dirintis dari tahun 2019. Berawal dari melihat limbah bambu tak terpakai dari usaha furnitur milik saudara. Terpikirlah untuk memanfaatkan limbahnya daripada sayang dibuang.

Mas Wide pun iseng bikin-bikin kerajinan tangan dari limbah bambu. Tak disangka ternyata banyak teman yang suka. Awalnya untuk konsumsi pribadi, malah laku terjual.

Baca Juga:  (Terima Kasih Asian Games 2018) Dukung Bersama Asian Games 2018

Merintis usaha seni dekorasi, Bunda Gendhis dan suaminya banyak belajar. Untungnya keduanya penyuka seni. Jadi mereka berdua pun berguru ke ahlinya, para seniman di Yogya.

Rumah Bunda Gendhis penuh dengan produk dekorasi rumah.

Saat ini sudah banyak varian produk yang dihasilkan. Ada vas bunga, lukisan, anyaman bambu, karpet, dan bunga artifisial. Harga jualnya mulai dari Rp. 8000 hingga jutaan rupiah.

Target pasar mereka adalah pemilik usaha foto studio, wedding organizer, atau pasangan muda yang baru punya rumah.

Biasanya konsumen langsung mendatangi rumah mereka yang juga dijadikan galeri seni. Di samping itu, Mereka juga menjual produk lewat online.

Tantangan dalam membuat seni dekorasi seperti ini, menurut Bunda Gendhis terletak pada bahan baku, lama dan proses pembuatannya. Terkadang bahan bakunya sulit untuk didapat. Sehingga harus berkerjasama dengan pihak lain.

“Seperti pembuatan buah mojo kering, kita kerjasama sama tukang sapu di Jakabaring Sport City. Nanti mereka kumpulin, lalu kita ambil. ” jelas Bunda Gendhis.

Artinya bisa mengurangi sampah juga, dong. “Lantas, kenapa milih berusaha seni dekorasi, sih bun?” tanya Molzania.

“Soalnya selain pangsa pasarnya luas, Bunda berharap bisa mempekerjakan disabilitas lainnya. ” jawab Bunda kalem.

Saat ini Teras Gendhis sudah punya lima karyawan disabilitas, loh. Nanti Bunda dan Mas Wide mengantarkan bahan baku ke rumah mereka. Nanti mereka kerjakan di rumah.

Kunci sukses merintis usaha kreatif bagi disabilitas, kita jangan malu dengan kekurangan diri. Harus terus belajar dan menjalin hubungan baik dengan semua orang.

Stigma negatif disabilitas yang sering kali dianggap menyusahkan. Kini bisa berdaya lewat sesama disabilitas. Kisah Bunda Gendhis dan suaminya yang mendirikan UMKM Hijau sungguh inspiratif.

Diskriminasi Kampanye Lingkungan Hidup terhadap Disabilitas

“Kita wajib naik transportasi publik untuk mengurangi polusi udara. ” tulis seseorang di laman online. Membacanya Molzania sedih. Soalnya Molzania sendiri belum bisa naik transportasi umum.

Di Palembang, transportasi umum banyak yang belum ramah disabilitas. Jika pun ada tempatnya jauh dari rumah. Wong kito sehari-hari berpergian dengan kendaraan pribadi. Semisal mobil dan motor.

Transportasi publik ada. Misalnya bus Trans Musi atau angkot. Tapi susah untuk disabilitas daksa menaikinya. Apalagi bawa kursi roda. Pasti makan tempat. Belum lagi masih harus naik tangga.

Senang banget sewaktu berjalan-jalan ke LRT Palembang. Udah ramah disabilitas. Tetapi rutenya nggak ada yang dekat rumah. Serba salah kan?

Makanya sewaktu pergi haji ke Makkah kemarin, Molzania kaget. Ternyata di sana ada bus yang ramah disabilitas. Namanya Makkah Bus. Tersedia papan ramp biar kursi roda bisa naik ke atas bus. Di dalam sudah ada dua tempat duduk khusus kursi roda.

Gak heran kalau transportasi publik di sana selalu ramai. Di dalam Makkah Bus juga tersedia perangkat audio visual. Jadi disabilitas netra dan disabilitas rungu bisa mengenal rute perjalanan dengan baik.

Selain Makkah Bus, di sana juga disediakan bus shalawat. Biarpun Molzania susah naik tangga, tetapi supirnya baik banget.

Pak supirnya berkenan menunggu Molzania naik ke atas, baru busnya jalan. Tak sedikit juga yang bersedia menggotong kursi roda Molzania hingga ke atas bus.

Lantas kalau di Indonesia, disabilitas daksa seperti Molzania dianggap menyusahkan lingkungan, karena mesti menggunakan kendaraan pribadi ? Duh, sedihnya.

Apa yang Molzania rasakan di atas ternyata dinamakan Eco-Ableism. Kampanye lingkungan hidup sering tidak memperhatikan kebutuhan disabilitas.

Di Indonesia, banyak daerah yang belum tersentuh transportasi publik ramah disabilitas. Padahal kita sudah ada UU Disabilitas yang menjamin pengadaan transportasi publik yang ramah untuk semua.

Mudah-mudahan para pemangku kebijakan mau membuat fasilitas publik untuk semua. Bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga ramah disabilitas.

Pergilah Jauh Kabut Asap dari Palembang

Mumpung lagi demam Petualangan Sherina 2, Molzania menuliskan keinginan agar teror kabut asap tak lagi menghantui wong kito galo. Kata-katanya dibuat mirip kayak penggalan lirik lagu di film tersebut.

Tahun demi tahun menghirup udara buruk. Apalagi saat bencana asap melanda. Sudah saatnya ada perubahan untuk kota Palembang.

Pergilah kabut asap! Pergilah jauh-jauh!
Jangan pernah kembali lagi..

Tak hanya Molzania saja. Mungkin hampir keseluruhan masyarakat kota Palembang. Pun wilayah-wilayah lainnya di Indonesia yang juga memiliki pengalaman yang sama.

Semoga pihak-pihak terkait dapat membaca tulisan ini. Terutama oleh pembakar lahan dan hutan. Sudah cukup ulah kalian menyengsarakan kami semua!

Sebenarnya ada banyak cara untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Tinggal muncul komitmen dari diri sendiri. Setiap orang bisa berpartisipasi menjaga lingkungan dengan caranya sendiri. Sekecil apapun.

Kalau bukan sekarang, mau kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Mulai dari sekarang..

 Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan! #UntukmuBumiku #TeamUpForImpact #MudaMudiBumi #BersamaBergerakBerdaya 

ALL PICTURES AND INFOGRAPHICS ARE MADE FROM CANVA FREE

Sumber Artikel :

  1. https://news.detik.com/berita/d-3031412/bnpb-kabut-asap-tidak-penuhi-semua-syarat-penetapan-status-bencana-nasional
  2. https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7416/delapan-titik-karhutla-di-sumsel-telah-berhasil-dipadamkan
  3. https://brin.go.id/news/111205/mengenal-teknologi-modifikasi-cuaca-berawal-untuk-pertanian-kini-berperan-dalam-mitigasi-bencana
  4. https://www.cnbcindonesia.com/news/20230302124154-4-418277/ri-siaga-fenomena-ekstrem-kekeringan-parah-2015-terulang
  5. https://earthobservatory.nasa.gov/images/151481/el-nino-returns
  6. https://www.nasa.gov/image-article/nasa-september-2023-temperature-data-shows-continued-record-warming/
  7. https://www.theguardian.com/environment/2023/jun/24/el-nino-how-the-weather-event-is-affecting-global-heating-in-2023
  8. http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/home/index.php?page=detail_news&newsid=474
  9. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/19/berapa-besar-kontribusi-indonesia-bagi-emisi-gas-rumah-kaca-global
  10. https://bisnis.tempo.co/read/1780929/daftar-10-perusahaan-yang-lahannya-disegel-imbas-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-sumsel
  11. https://iklim[.]sumsel[.]bmkg[.]go[.]id/buletin-prakiraan-musim-hujan-tahun-2023-2024/
  12. https://greeneration.org/en/publication/green-info/what-is-eco-ableism-and-how-does-it-affect-people-with-disabilities/
  13. Daniel, Valerina. 2009. Easy Green Living : Langkah Mudah Menyelamatkan Bumi dari Kisah – kisah Inspiratif Seorang Duta Lingkungan. Jakarta : Hikmah.

Pin It on Pinterest

Share This