Buat sobat yang berencana berkunjung ke museum AK Gani di Palembang, ada baiknya dilakukan pada awal tahun. Soalnya mereka akan mengadakan Pameran Perang Lima Hari Lima Malam.
Pameran ini rutin digelar setiap tahun. Untuk memperingati peristiwa bersejarah perjuangan rakyat Palembang melawan penjajah. Tahun 2025 ini, pameran berlangsung dari tanggal 30 Januari – 4 Februari.

Molzania diundang oleh Oma Yanti, kepala museum Dr. AK Gani untuk berkeliling lihat pameran. Penasaran gimana serunya Pameran Perang Lima Hari Lima Malam. Yuk, simakin ulasannya di bawah.
Cerita Singkat Perang Lima Hari Lima Malam
Mungkin kita mengenal perang ini dari buku sejarah saat sekolah dulu. Ternyata perang ini termasuk perang yang penting bagi rakyat Palembang.
Sesuai namanya, perang ini berlangsung selama lima hari lima malam. Tepatnya pada tanggal 1 – 5 Januari 1947. Perang ini dicetus oleh Belanda yang ingin menjajah kembali Nusantara.
Caranya adalah dengan menunggangi tentara sekutu yang ingin melucuti senjata tentara Jepang. Soalnya kan dulunya Palembang bekas jajahan Jepang. Saat pihak sekutu pulang, mereka pun menyerahkan Palembang pada Belanda.
Sebelum ada Perang Lima Hari Lima Malam, pada bulan Desember 1946 telah terjadi pertempuran 13 jam yang berakhir dengan gencatan senjata.
Saat Belanda meminta Palembang untuk dikosongkon, tentu wong kito menolak dong. Maka para mujahid yang terdiri dari rakyat dan tentara berdatangan dari segala penjuru untuk mengusir Belanda.
Sebelum ada Perang Lima Hari Lima Malam, pada bulan Desember 1946 telah terjadi pertempuran 13 jam yang berakhir dengan gencatan senjata.
Mirip Isrewel, Pihak Belanda memulai lebih dulu peperangan selama lima hari ini. Tanggal 1 Januari 1947, Belanda menembaki wilayah di sekitar Benteng Kuto Besak (BKB) yang justru tidak boleh ditembaki. Soalnya melanggar batas demarkasi.
Sejak saat itu, baku tembak diantara kedua belah pihak pun tak terelakkan. Pihak Indonesia menggempur langsung markas tentara Belanda di Palembang.
Hari ketiga tentara Belanda mengerahkan segala kekuatannya. Mereka mulai menyasar ke rumah-rumah penduduk. Rakyat pun makin geram dan terjadilah pertempuran sengit.
Menjelang hari kelima, tentara Belanda mulai kekurangan amunisi. Mereka pun meminta gencatan senjata. Indonesia mengirim Dr. AK Gani sebagai utusan untuk melakukan diplomasi.
Hasilnya seluruh pasukan Belanda diminta mundur sejauh 14 km dari pusat kota. Sementara itu, tentara Indonesia mundur sejauh 20 km dari pusat kota.
“Satu aksi politik tanpa dukungan militer akan gagal. Satu aksi militer tanpa dukunan politik akan menjadi kekuatan raksasa yang buta. (Dr. AK Gani)“
Melihat Foto Jadul Perang Lima Hari Lima Malam
Pameran yang berlangsung di Museum AK Gani ini berkerjasama dengan Dinas Kearsipan Sumsel. Lokasinya berada di teras depan museum. Pamerannya gratis dan terbuka untuk umum.
Di sini dapat kita saksikan beragam koleksi foto-foto para pejuang Palembang dan tokoh masyarakat yang terlibat langsung dalam pertempuran lima hari lima malam.
Dipamerkan foto Dr. AK Gani, Kolonel Simbolon, dan dr. H. Ibnu Sutowo sebagai kepala kesehatan militer. Ada pula foto Abdurrahman Amantjik Rozak, pejuang Palembang yang merupakan ayah dari aktor kenamaan Opa Anwar Fuady. Baru tahu loh ternyata pemeran Datuk Maringgih ini ayahnya pahlawan Sumsel.

Foto-foto yang dipamerkan kebanyakan masih hitam putih. Molzania bangga dapat menyaksikan wajah para pahlawan bangsa. Soalnya selama ini hanya mengenal beliau dari buku-buku sejarah. Banyak pula yang namanya tidak Molzania kenal.
Selintas ada perasaan haru yang muncul di dada. Apalagi kata Oma Yanti perjuangan pahlawan dulu mempertahankan Palembang begitu berdarah-darahg.
Korban banyak berjatuhan dari kedua belah pihak. Jumlahnya sekitar 2500 – 3000 orang. Tapi dukungan untuk pejuang datang dari segala pihak. Berdatangan dari seluruh wilayah Sumbagsel hingga dari luar kota.


Tandanya rakyat Indonesia betul-betul ingin merdeka. Lepas seutuhnya dari para penjajah. Meskipun secara kertas, kekuatan kita tidaklah seberapa. Namun berkat bantuan Allah swt, kita bisa menang.
Dalam pameran ini juga ditunjukkan kumpulan berita koran yang memuat artikel tentang perang lima hari lima malam. Sungguh bikin merinding membacanya satu persatu.

Pameran Dihadiri Banyak Tokoh Sumsel
Saat Molzania ke sini, bertemu dengan mantan wartawan senior Sriwijaya Post (Sripo). Mereka semua kebetulan teman-teman orang tua Molzania. Jadilah pameran tersebut menjadi ajang reunian setelah lama tak jumpa.
Molzania banyak belajar dari pengalaman om dan tante semasa jadi wartawan dulu. Ada kisah haru, lucu, dan seram. Pokoknya seru banget deh.



Pas ke sini, Molzania juga bertemu dengan anak-anak SD yang didampingi oleh gurunya. Mereka terlihat senang dan antusias mengunjungi museum.
Seperti Molzania, mereka baru tahu tentang mesin tik jadul. Seneng deh kalau ketemu anak-anak yang kritis bertanya. hihii..

Kesimpulan
Molzania happy banget bisa ke sini. Soalnya bisa menyerap banyak ilmu sejarah perjuangan wong kito. Semoga kegiatan seperti ini terus digalakkan. Jadi anak muda makin banyak yang tertarik belajar sejarah.
Terima kasih banyak untuk Oma Yanti atas undangannya. Kalau ada acara lagi, jangan lupa undang lagi, ya. Semoga Oma selalu sehat, bahagia dan murah rezeki. Aamiin..