Seorang gadis remaja tersenyum dari kejauhan. Dari pelupuk matanya, ia melihat seorang wanita yang begitu familiar semasa ia kecil dulu.
Akan tetapi wanita yang dilihatnya tak bisa mengenalinya. Wanita paruh baya itu terlihat sibuk dengan urusannya sendiri dan teman-temannya.
Bergegas gadis itu menghampiri wanita tersebut. “Bundaa.. ” serunya ceria. Suara serak gadis beranjak itu perlahan ditangkap oleh wanita yang dipanggilnya bunda itu. Lama wanita itu tertegun, “Ini siapa ya?” tanyanya.
“Ini Aku, ” jawab gadis itu, “Anak didik Bunda dulu di PAUD, “. Rasa penasaran Sang Wanita terjawab sudah. Berganti dengan perasaan haru. Ternyata setelah lama berlalu, dia masih dikenang anak didiknya sebagai guru.
Pertemuan berkesan antara guru dan muridnya adalah sebuah cerita nyata. Mengisyaratkan begitu kuatnya tali ikatan seorang guru dan muridnya. Meski masih duduk di bangku TK, ingatan itu tak lekang oleh waktu.
Boleh jadi usia gadis itu masih empat, lima atau enam tahun. Namun pesona gurunya semasa PAUD jadi kenangan indah. Mungkin termasuk pembelajaran dan didikan akhlaknya. Tak mudah dilupakan. Membekas seumur hidup.
Pengalaman ini diceritakan sendiri oleh Ibu Enny Mnur, pendiri sekaligus Pendidik di PAUD Sinar Harapan. Sekolah ini berdiri tahun 2007 dan sudah meluluskan ratusan murid.
Tahun ini PAUD menerima 39 peserta didik. Terdiri dari 15 anak perempuan dan 24 anak laki-laki. Usia rata-ratanya antara lima hingga enam tahun.
PAUD Sinar Harapan, Sekolah Rintisan di KBA 13 Ulu Palembang
Letaknya bisa dibilang berada di pedalaman Kota Palembang. Dulunya daerah ini terkenal dengan angka kriminalitas yang tinggi. Lokasinya tepat berada di Jalan KH. Azhari Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang. Di sini masih banyak rumah-rumah yang terbuat dari papan kayu.
Dari luar PAUD ini tidak terlihat. Pencarian di situs Google masih sangat sedikit infonya. Satu-satunya penunjuk jalan untuk mencapai area ini adalah lewat Google Maps.
Untuk memasukinya, kita mesti melewati gerbang bertuliskan Kampung Berseri Astra (KBA) 13 Ulu, Palembang. Terus lagi berjalan, hingga ada jalanan bercabang. Dari situ, masih harus berjalan kaki karena jalannya sempit dan becek saat hujan tiba. Jalan yang hanya bisa diakses oleh motor.
Sekilas orang yang melihatnya, kesan kumuh boleh jadi tercipta. Akan tetapi, salah satu rumah di situ, tampak seperti rumah biasa. Mungkin jua tak banyak perbedaan dengan rumah-rumah di sekitarnya.
Tak ada yang tahu kalau sepetak rumah bercat biru dan hijau itu milik ibu Enny. Halamannya yang tak terlalu luas itu dipayungi kanopi. Setiap hari ramai anak-anak belajar, bernyanyi dan mengaji.
Ya, disinilah tempatnya. PAUD Sinar Harapan yang merupakan bagian dari Astra Cerdas. Sebuah program dari PT. Astra International, tbk. untuk membina pendidikan bagi anak-anak di KBA 13 Ulu Palembang. Sudah sekitar 3 tahun ini, PAUD menjadi sekolah binaan Astra.
Di bagian samping rumah, ada pemakaman tua. Hampir saja tidak terlihat karena tertutup semak belukar. Batu nisannya kemungkinan terbuat dari batuan sandstone, bertuliskan langgam Chadian Arab. Diperkirakan kuburan tua itu berasal dari kisaran akhir abad 18 hingga pertengahan abad 19.
Meskipun agak sedikit horror, tetapi anak-anak tak merasa diteror. Tetap ceria belajar dan bermain di PAUD Sinar Harapan. Ditemani oleh guru-guru kesayangan mereka.
Halaman rumah Bu Enny dijadikan tempat bermain. Sementara ruang tamu rumah Bu Enny yang tak terlalu luas, disulap menjadi ruangan kelas. Kelas untuk anak perempuan letaknya di bagian depan. Sementara itu di bagian dalamnya untuk anak laki-laki.
Di bagian depan, ada beberapa mainan khas anak TK. Inilah mungkin satu-satunya penunjuk bahwa di situ, memanglah berdiri sekolah untuk anak usia dini.
Gema Riangnya Anak-Anak Pembelajar di Ring Satu Astra
Setiap harinya, ramai bersahut-sahutan suara anak-anak. Tak jarang anak-anak tersebut menangis, karena berebut mainan. Atau malah saling bertengkar satu sama lain.
Meskipun demikian, Ibu Enny dan keempat pengajar lainnya tetap bergembira. Semua dilakukan dengan penuh kesabaran. Dilatarbelakangi oleh keinginan mendidik dan kecintaan pada dunia kanak-kanak.
Ada sekitar 21 perusahaan Group Astra di kota pempek. Sebagian besarnya ada di wilayah Seberang Ulu. Tak heran kalau wilayah 13 Ulu saat ini, menjadi bagian dari program pembinaan perusahaan-perusahaan Grup Astra.
PAUD Sinar Harapan menjadi tonggak pendidikan anak usia dini bagi masyarakat KBA 13 Ulu, yang mana kebanyakan berasal dari level ekonomi menengah ke bawah. Sebagian besar penduduknya berpencaharian sebagai buruh dan pedagang di pasar.
PAUD Sinar Harapan, sekolah perintis untuk anak usia dini yang ada di wilayah tersebut. Sesuai namanya, menurut Bu Enny PAUD ini ingin menjadi harapan bagi anak-anak yang tinggal di lingkungan tersebut. Dulunya di sana belum ada satupun sekolah TK.
Bu Enny mengaku bahwa lurah 13 Ulu yang menjabat dulu berkeinginan membangunnya. Dia ingin membantu masyarakat menengah ke bawah untuk mendapatkan pendidikan tanpa mengeluarkan biaya besar.
Kehadiran PAUD Sinar Harapan memberikan angin segar bagi para ibu yang tinggal di KBA 13 Ulu Palembang untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada jenjang usia pra-SD.
Rata-rata para orang tua itu berharap anaknya dapat menimba ilmu sedini mungkin. Bila perlu sampai setinggi-tingginya. “Jangan sampe anakku cak aku dulu, ” jelas Ibu Enny yang menirukan alasan para orang tua. Maknanya mereka tak ingin anaknya mengikuti jejak orang tuanya.
Oleh karenanya, biarpun bernama PAUD tetapi peruntukannya sudah seperti TK. Nantinya setelah menempuh PAUD, anak-anak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang SD.
Kalau PAUD biasanya ditujukan untuk anak-anak usia 2 – 4 tahun. Tetapi PAUD Sinar Harapan berbeda. Materi pembelajarannya sudah seperti materi untuk jenjang TK. Boleh dibilang ini PAUD, tetapi rasa TK.
Biarpun Penghasilan Tak Seberapa, Mengabdi untuk Mencerdaskan Anak Bangsa
Sudah hal yang lumrah, kalau di negeri ini penghasilan guru di daerah masih sangat rendah. Ternyata hal ini benar-benar dijumpai saat berbincang bersama Ibu Enny. Dikarenakan sebagian besar orang tua murid dari golongan bawah, PAUD tidak menerapkan biaya SPP yang mahal.
“Biayanya Rp. 70 ribu per bulan, ” balas Ibu Enny ketika ditanyai. Penghasilan PAUD dibagi rata untuk 6 orang; dirinya, 4 orang guru, dan seorang petugas administrasi. “Angkanya tak sampai 500 ribu per bulan,” jelas Bu Enny saat ditanya berapa penghasilannya.
Biarpun berasal dari ekonomi lemah, namun anak-anak PAUD Sinar Harapan dapat menorehkan prestasi. Diantaranya tahun ini berhasil menjadi Juara Favorit Lomba Mewarnai Tingkat Kota Palembang. Para orang tua siswa pun seringkali memuji jasa besar Bu Enny dalam mendidik anak-anak mereka.
Terbukti lulusan PAUD dapat bersaing dalam hal nilai pelajaran dengan anak-anak lain yang lulusan TK. Bu Enny mengaku bangga melihat kenyataan tersebut.
Makanya orang tua yang anaknya alumni PAUD, tak segan menyekolahkan kembali adik-adiknya di sana. “Padahal sih, emang anaknya aja yang udah pinter dari sononya, ” seloroh Ibu Enny rendah hati.
Lima belas tahun sudah PAUD Sinar Harapan berdiri. Berhasil meluluskan ratusan generasi penerus bangsa. Saat ini lulusan PAUD paling besar sedang menempuh pendidikan universitas. “Berkuliah di semester lima,” aku Bu Enny bangga.
Bantu Asah Skill Siswa, Astra Adakan Berbagai Lomba
Agar otaknya berkembang, daya pikir dan kreativitas seorang anak mesti diasah. Seorang guru haruslah pandai menstimulasi siswanya di dalam kelas, lewat berbagai aktivitas fisik dan materi pembelajaran.
Dunia anak sesungguhnya adalah dunia bermain. Kegiatan yang mengasah kemampuan harus dalam atmosfer yang ceria dan menyenangkan.
Seorang guru, menurut Ibu Enny, sosok yang tak tergantikan untuk anak PAUD. Bahkan kadang bisa mengalahkan posisi orang tua. Dikarenakan setiap hari bertemu. Mengajak anak didiknya bermain dan belajar.
Terkadang sang anak tidak bisa sepenuhnya bermanja dengan orang tuanya. Maka kepada gurunyalah, dia akan manja sekali. Begitulah hal yang diupayakan oleh Bu Enny selama ini.
Ketika melihat anak-anak PAUD, terpancar kegembiraan dari wajah-wajah lugu mereka. Saat ditanyai cita-cita saat dewasa nanti, rata-rata mereka menjawab berbagai profesi yang sering dilihat.
“Guru! Dokter! Polisi!” sahut mereka semua lantang. Pada usia dini, anak-anak itu sudah mampu bermimpi besar. Ngomong-ngomong tak adakah yang ingin jadi Youtuber? Ha Ha.
Untuk membantu mereka menemukan potensinya, Bu Enny dan guru-guru di sana sepakat untuk rutin mengadakan lomba. Biasanya lomba-lomba itu disesuaikan dengan peringatan hari nasional. Awal Desember ini, diadakan lomba memasak dan mewarnai bersama para ibu mereka.
Gemas sekali rasanya melihat anak-anak kecil PAUD Sinar Harapan ikut berlomba. Banyak cerita lucu terjadi. Ada anak yang awalnya tampak khusyu’ berkegiatan bersama ibu mereka. Banyak diantaranya malah asyik berlarian ke sana ke mari. Para ibu yang justru antusias mewarnai.
Biar mereka tak cepat bosan, Bu Enny dan guru-guru di sana memiliki cara tersendiri. Mereka kompak menyuruh anak-anak bernyanyi dan menari bersama. “Lombanya dibatasi hanya satu jam, ” ujar Bu Enny.
Astra Group mendukung sepenuhnya anak-anak PAUD berkegiatan. Sebelum lomba mewarnai digelar, satu minggu sebelumnya Astra mengundang seniman untuk mengajari anak-anak teknik mewarnai yang benar. Pada kesempatan tersebut, anak PAUD dan ibunya dilatih untuk mewarnai gambar agar tetap rapi dan indah.
Usai kegiatan lomba, perusahaan multinasional tersebut menyiapkan berbagai hadiah seperti piala dan alat sekolah. Para ibu yang ikut menemani anaknya lomba juga diikutsertakan dalam undian doorprize. Hadiah doorprize tersebut berupa peralatan rumah tangga.
Harapan Bu Enny dan Pengajar PAUD Sinar Harapan untuk Astra Group
Menjadi seorang pendidik adalah cita-cita Ibu Enny sejak kecil. Makanya beliau merelakan sebagian rumah dan halamannya dijadikan PAUD. Menjadi tempat bagi anak-anak belajar membaca, berhitung dan mengaji. Tak lupa ia juga merekrut teman-teman perempuannya sendiri sejak kuliah mengajar bersama.
Bisa dibilang Ibu Enny wong kito penggagas gerakan literasi anak di kampungnya. Ini sedikit mengingatkan pada perjuangan tokoh perempuan Palembang dari abad 17. Namanya Ratu Sinuhun yang mahsyur. Dia terkenal di kalangan masyarakat Sumatra Selatan karena kepeduliannya terhadap lingkungan dań kampung halamannya.
Sebagai permaisuri penguasa Palembang saat itu, Ratu Sinuhun berhasil menerbitkan Undang-Undang Simbur Cahaya. Undang-Undang tersebut memuat berbagai peraturan hukum adat di Kota Palembang. Dalam kitab tersebut, Ratu Sinuhun menegaskan isu kesetaraan gender dan perlindungan bagi perempuan.
“Ada seorang anak di sini yang kurang bisa mendengar. Sehingga tidak bisa maksimal dalam menyerap pelajaran. Jadi kami para gurunya berusaha memberikan perhatian lebih, dalam membantunya memahami pelajaran. ” jelas Bu Enny panjang lebar.
Keinginan Bu Enny, Astra Group bisa memfasilitasi anak yang berkebutuhan khusus ini untuk mendapatkan bantuan kesehatan dan jika memungkinkan alat bantu tambahan.
Jauh di lubuk hati Bu Enny tersimpan harapan dan asa. Boleh jadi hal ini juga menjadi impian dari anak-anak PAUD dan para orang tuanya. Mereka semua menginginkan agar bangunan PAUD punya bangunan sendiri. Tak lagi menyatu dengan rumah pribadi Bu Enny. Ingin biarkan anak-anak bebas berkreasi dan belajar.
Harapan PAUD semakin mendekat menuju kenyataan. Astra Group sudah menyetujui gagasan tersebut. Mereka menurunkan beberapa petingginya untuk melakukan survey lapangan. Salah seorang diantaranya Pak Rendra Bangsawan, manajer FIF Group yang menjadi koordinator wilayah KBA 13 Ulu Palembang.
“Saat ini sedang dipertimbangkan, ” tanggap Pak Renda, “Mudah-mudahan tahun depan dapat masuk dalam anggaran, “. Ah, semoga cita-cita Ibu Enny dan anak-anak terkabul ya.. aamiin.
Untuk itu, Grup Astra sudah melakukan donasi. Sudah terkumpul dana sebesar 70 juta, dari total anggaran 150 juta. Nantinya PAUD akan dibangunkan bangunan satu tingkat. Konsepnya rumah limas dengan dua buah kelas. Lantai bawahnya memiliki konsep panggung sebagai tempat anak-anak belajar dan bermain.
Potensi KBA 13 Ulu Berkembang, Buah Kesuksesan Binaan Astra Group Palembang
Segala pencapaian yang dialami anak didik di PAUD Sinar Harapan, tentunya tak lepas dari peran serta Astra Group Palembang. Adalah peran Pak M. Fadly yang bertugas untuk menjembatani warga KBA 13 Ulu Palembang dengan Astra Group Palembang.
Sejak ditetapkan menjadi Kampung Berseri Astra tahun 2021 lalu, Alhamdulillah KBA 13 Ulu sudah banyak berubah. Sebelumnya KBA ada di pemukiman Kampung Arab Almunawar. Tetapi sekarang bergeser ke sini.
Astra Group melihat potensi yang dimiliki oleh KBA 13 Ulu sangat besar. Namun wilayahnya belum berkembang. Sehingga kampung ini perlu mendapat bantuan. Cara Astra Group membangun KBA 13 Ulu tidak dengan memberikan materi langsung, tetapi dalam bentuk dukungan moral dan pembinaan.
Kampung Berseri Astra sendiri memiliki empat buah pilar; Astra Cerdas, Astra Sehat, Astra Kreatif, dan Astra Hijau. Mewakili Astra Cerdas, PAUD Sinar Harapan dipilih sebagai tempat pembinaan. Selain itu, KBA 13 Ulu juga memiliki Posyandu Cempaka sebagai lokasi Astra Sehat.
Usaha pot dari ban bekas milik Pak Akbar terpilih sebagai tempat pembinaan Astra Kreatif. Terakhir Astra juga berupaya untuk melakukan upaya penghijauan masyarakat yang bertempat tinggal di lingkungan KBA. Salah satu usahanya didirikan Bank Sampah Beringin Jaya.
Suasana KBA yang tadinya kumuh, kini disulap menjadi lebih ceria. Di setiap sudutnya, dibuat gambar mural berwarna-warni yang menandakan bahwa KBA 13 Ulu bukanlah lagi sekedar kampung biasa.
Kisah Inspiratif KBA 13 Ulu, Contoh Astra Berdayakan Wong Kito Galo
Apa yang Astra Group lakukan mengingatkan pada suatu tradisi lisan khas Sumatra Selatan. Judulnya Puyang Depati Konedah yang berasal dari Musi Banyuasin.
Kisahnya dilatarbelakangi oleh seseorang bernama Konedah yang berasal dari Kerajaan Mataram. Konedah seorang pemuda yang arif bijaksana dan berakhlak mulia, sehingga Ia disegani rakyatnya.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang berani, jujur dan bertanggungjawab. Tak segan, Puyang Konedah mengerahkan rakyatnya untuk mau berladang. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Akhir cerita ini, orang baik akan selalu mendapat kebaikan. Dikarenakan Puyang Konedah memiliki sifat baik. Ia pun diangkat oleh Raja Palembang menjadi pemimpin di Musi Banyuasin. Sejak itu, dia pun dikenal dengan nama Puyang Depati Konedah.
Dengan membangun KBA 13 Ulu, Astra Group telah memberdayakan wong kito galo. Lewat KBA, kita menemukan banyak sisi yang memotivasi dilakukan oleh warga Palembang.
Selain cerita PAUD di atas, UMKM yang dirintis oleh Pak Akbar juga tak kalah inspiratif. Dia bersama anak-anaknya berhasil menyulap ban bekas menjadi berbagai macam pot. Ban-ban bekas limbah pabrik tersebut, dikirim langsung dari salah satu anak perusahaan Astra Group.
Setelah diproduksi oleh Pak Akbar, ban-ban itu pun berubah menjadi pot-pot cantik berwarna-warni. Sebagian dijual ke masyarakat umum, sebagian lagi dikirim kembali ke perusahaan Astra Group.
Lewat ide kreatif ini, Pak Akbar pun mampu menghidupi keluarganya dan turut pula memberdayakan masyarakat sekitar. Harga satu buah pot dibandrol Rp. 20 ribu – Rp 50 ribu tergantung ukuran.
Pot-pot bikinan Pak Akbar juga dibagikan ke warga KBA untuk tempat tanaman TOGA dan hidroponik. TOGA merupakan singkatan dari tanaman obat-obatan keluarga.
Bibitnya pun diberikan oleh Astra Group lewat program Astra Hijau. Adapun bibit tumbuhan yang sudah dibagikan antara lain cabai dan jahe merah.
Lain lagi dengan Posyandu Cempaka. Dibuka tanggal 10 setiap bulannya. Posyandu ini melayani balita, ibu hamil dan ibu menyusui yang merupakan warga KBA 13 Ulu Palembang dan sekitarnya. Ada sekitar 80-90 ibu dan anak balita yang berpartisipasi.
Menurut Pak Fadli, kegiatan ini bermanfaat untuk mengurangi angka stunting di Kota Palembang. Soalnya berdasarkan laporan BKKBN, angka stunting di kota pempek ini hingga Agustus 2022 mencapai 16,1%. Angka ini dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Kehadiran posyandu membuat masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan secara cuma-cuma. Selain mendapatkan layanan kesehatan gratis, Astra Group juga memberikan bantuan berupa susu dan makanan bergizi untuk balita dan ibunya.
All Images and Photos are edited by Canva Free.
Referensi :
Gaffar, Zainal Abidin dkk. 1989. Struktur Sastra Lisan Musi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kusumo, Rizky. 2022. “Ratu Sinuhun: Tonggak Lahirnya Undang-Undang Ramah Perempuan di Palembang “ https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/10/14/ratu-sinuhun-tonggak-lahirnya-undang-undang-ramah-perempuan-di-palembang, diakses pada 22 Desember 2022
Maya. 2022. Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Astra Palembang Renovasi PAUD KBA 13 Ulu. https://detiksumsel.com/tingkatkan-kualitas-pendidikan-astra-palembang-renovasi-paud-kba-13-ulu/, diakses pada 25 Desember 2022
Suheni, Nety. 2022. “Walikota Palembang : Penurunan Kasus Anak Stunting Tetap Jadi Prioritas”. Catatan Berita UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan.
Dedikasi yang luar biasa untuk anak-anak. membangun pondasi negara melalui anak-anak berusia muda. Memang pantas diberi apresiasi Astra