PENGALAMAN DISABILITAS VAKSIN BOOSTER – Setelah menunggu enam bulanan dari vaksin kedua, akhirnya beberapa hari lalu, berhasil menunaikan tugas negara. Ya, Molzania menganggap vaksin booster itu tugas negara saking pentingnya. He he.
Berbeda dari dua kali vaksin sebelumnya, kali ini Molzania memilih lokasi yang berbeda. Sebelumnya di RS Bhayangkara, sekarang Molzania memilih di puskesmas. Maklum, di RS Bhayangkara belum tersedia vaksin Pfizer. Anyway, Molzania memang disuruh mama untuk vaksin Pfizer saja. Entah apa alasannya. Mungkin karena untuk pengurusan haji.
Well, mudah-mudahan tahun ini dilancarkan, ya Allah. Dua tahun tertunda karena pandemi. Maka Molzania berharap, seiring dengan berita haji yang cerah akhir-akhir ini, tahun ini jadi berangkat. Persiapan pemeriksaan hendak dilakukan pekan depan. Maka jamaah seperti halnya Molzania sudah harus vaksin tiga kali.
Cari-cari di laman vaksinonline.com, Molzania dapat info kalau di Puskesmas Sabokingking menerima vaksin booster Pfizer. Ini bukan lokasi puskesmas terdekat dari rumah, sih. Tapi letaknya juga nggak terlalu jauh. Sekitar 10 menitan-lah kalau pake mobil. Jadi Molzania sekeluarga pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke sana.
Puskesmas Sabokingking Palembang Ramah Disabilitas
Begitu nyampe ke sana, Molzania terkejut. Ternyata puskesmasnya terletak di samping kuburan. Oh, ternyata Sabokingking itu nama tempat area pekuburan. Semacam makam keramat bekas raja-raja dan keturunannya pada zaman dahulu. Seumur-umur Molzania baru tahu soal ini pas ke sini. Dipikir-pikir agak serem juga suasana puskesmasnya.
Begitu masuk, ternyata salah. Puskesmasnya bangunannya nyaman dan cukup luas. Sudah dilengkapi AC pula. Menurut Molzania sih ini sudah mirip rumah sakit beneran. Hanya saja area parkirnya sempit. Jadi yang bisa masuk cuma ambulans puskesmas doang. Ha ha.
Satu lagi yang bikin amazing, puskesmas Sabokingking Palembang sudah ramah disabilitas. Di sini tersedia kursi roda dan ramp untuk pasien pengunjung. Udah gitu ada wc disabilitasnya. Pas Molzania masuk, wcnya lumayan bersih dan toilet duduknya baru. Disabilitas kaya Molzania betah, deh. Wah, beneran gak nyangka, loh. Ternyata emang sebagus itu puskesmasnya.
Pengalaman Vaksin Booster di Puskesmas Sabokingking Palembang
Persiapan sebelum divaksin, ya seperti biasa aja. Pagi-pagi wajib sarapan sebelum berangkat. Molzania ke sininya pagi-pagi. Sekitar pukul 7-an. Pas nyampe suster dan dokternya aja baru pada datang. Untungnya puskesmasnya masih sepi.
Sama kayak yang sudah-sudah, Molzania disuruh bawa fotokopi kk dan ktp. Pertama kita mesti registrasi dulu di tempat pendaftaran. Sesudahnya disuruh nunggu suster dan dokternya di ruang imunisasi. Kebetulan mereka juga baru datang. Jadi mesti siapin alat-alat dan obatnya dulu.
Setelah siap, Molzania pun diperiksa tensinya. Mungkin karena udah terbiasa, jadi yang ketiga ini nggak terlalu tegang. Meski tetep deg-degan juga sih. Alhamdulillah tensinya normal. Kalau vaksin pertama dan kedua dulu tensi Molzania tinggi, sih. Ha ha.
Pas disuntik, ya sakit. Menurut Molzania sakitnya disuntik booster lebih sakit dari vaksin pertama dan kedua. Setelahnya gak berasa apa-apa. Oh ya Molzania di puskesmas ini disuntikin sama dokter Yosi dan suster Widya. Beda nih sama mama Molzania. Pas selesai disuntik, beliau merasakan aliran hangat mengalir di tubuhnya. Molzania sih lumayan gak berasa. Gak pusing kayak vaksin sebelumnya.
Gejala Sesudah Vaksinasi Booster Pfizer Covid-19
Kalau ditanya apa efek yang dirasakan setelah vaksin booster? Mama Molzania pulangnya sih langsung demam. Namun Molzania baru merasakan pada malam harinya. Di lengan tempat bekas suntikan terasa nyeri dan pegal. Pas diangkat ke atas tangannya juga terasa pegal. Pas malam pertama itu kebangun terus. Soalnya lengannya kalo tersentuh bantal pasti sakit.
Anehnya nyerinya makin sakit pas hari kedua dan ketiga. Tapi baru mulai mengecil pas hari keempat. Sampe sekarang pun masih sakit. Padahal udah hari kelima. Gak tau sampe kapan nih sakitnya menghilang. Gejala nyeri berhari-hari ini baru kali ini kejadian. Padahal sebelum-sebelumnya gejalanya udah menghilang semua pas maksimal 3 hari.
Mana bentar lagi mau suntik meningitis pula untuk persiapan haji. Mudah-mudahan nggak dalam waktu dekat, deh. Lengannya masih nyeri soalnya. Kesenggol dikit tuh rasanya maknyus, ha ha.. Dulu pas suntik meningitis tahun 2020 lalu, gejalanya lumayan gak enak. Selain demam, lengan Molzania juga membiru dan terasa sakit. Gejala pasca suntik meningitis itu pun baru 3 hari kemudian perlahan menghilang.
Alhamdulillah, terlepas dari gejala usai vaksinasi, semuanya sudah kelar. Molzania sudah dapat vaksinasi lengkap. Mudah-mudahan pandemi segera usai. Jadi kita gak perlu lagi jaga jarak dan pakai masker pas di luar rumah. Bisa balik normal kayak dulu. Sobat, ayo lekas vaksin booster. Jangan takut, ya. 🙂