PENGALAMAN DISABILITAS VAKSIN TAHAP I DI RS BHAYANGKARA PALEMBANG – Kata siapa disabilitas tak butuh vaksin? Setiap orang Indonesia wajib vaksin Covid-19 demi menjaga diri dan keluarga. Termasuk untuk kaum disabilitas. Terlebih disabilitas fisik yang boleh jadi kerjanya di rumah saja kayak Molzania. Maka dari itu, Molzania bersemangat untuk ikutan program vaksinasi Covid-19. Alhamdulillah terlaksana.
Sempat sih dilanda kekhawatiran ini dan itu tentang vaksin. Malah dulunya orangtua sempat melarang Molzania untuk vaksin. Alasannya banyak sekali berita-berita tentang vaksin yang menyeramkan. Yang paling seram dibilang katanya vaksin covid itu berisi chip dari Cina. Orangtua ternyata termakan berita hoax seputar vaksinasi Covid ini. Jujur loh, susah banget menyadarkan orangtua yang udah termakan berita-berita hoax ini.
Hingga akhirnya, ayah Molzania terpaksa harus vaksinasi untuk persiapan haji beberapa bulan lalu. Untuk bisa berangkat haji, calon jamaah tentu harus selesai vaksinnya. Mau tak mau, ayah yang dulunya menentang vaksin jadi terpaksa ikut vaksinasi. Terjebak, beliau katakan begitu. Usai divaksin, ternyata tidak ada hal yang ditakutkan. Ayah justru baik-baik saja dan sehat hingga sekarang. Alhamdulillah..
Melihat hal tersebut mimi, sebutan Molzania untuk mama, akhirnya percaya bahwa berita yang beliau dengar dulu hoax. Meskipun masih khawatir, tapi perlahan orangtua mulai menerima. Tidak mau percaya lagi dan menelan mentah-mentah berita-berita sesat yang beredar. Malah kemudian, mimi mulai melunak. Tepatnya setelah beberapa anggota keluarga mulai banyak yang alumni Covid.
Hindari Hoax, Virus Covid-19 itu Nyata
Susah memang mempercayai kenyataan yang ada. Bahwa Indonesia ini darurat korona, sehingga vaksinasi ini harus terus digalakkan. Meskipun demikian, mimi masih dilanda kekhawatiran akan efek setelah vaksinasi. Apalagi banyak berita bahwa banyak orang yang meninggal usai divaksin. Namun ternyata kekhawatiran itu tidak berlaku untuk adik Molzania. Adik tiba-tiba mengutarakan permintaan ingin divaksin karena teman-teman di kampusnya sudah mulai banyak divaksin.
Awalnya mimi menolak. Tapi adik Molzania kekeh ingin divaksin. Berhubung adik ada kegiatan penelitian yang mengharuskannya untuk berinteraksi langsung dengan orang lain, mimi pun akhirnya menerima. Apalagi bertepatan dengan musibah bahwa uwak Molzania terkonfirmasi positif. Bahkan saat hari vaksinasi adik tiba, mimi mengantar hingga ke rumah sakit. Xixiii…
Ternyata adik sehat-sehat saja usai divaksin. Tidak mengalami gejala yang berarti. Mimi pun semakin menurun tingkat kekhawatirannya. Qadarullah, uwak Molzania yang terkonfirmasi positif kemarin meninggal dunia. Keluarga besar tidak boleh ada yang menjenguknya. Dibawa ke rumah, jenazahnya dimasukkan ke dalam peti. Beliau dimakamkan dengan protokol Covid. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun..
Melihat adik dan ayah yang sehat usai divaksin, mimi makin yakin kalau vaksinasi itu aman. Bahkan, mimi pun getol menyuruh Molzania untuk ikutan vaksin juga. Asal kita mengutarakan riwayat penyakit secara jelas kepada dokter. Insya Allah, semua akan baik-baik saja. Dengan vaksinasi, imun meningkat sekaligus mampu melindungi Indonesia.
Pengalaman Disabilitas Ikut Vaksinasi Covid Tahap I di RS. Bhayangkara M. Hasan Palembang
Awalnya bingung juga nih, Molzania mau vaksin di mana. Soalnya vaksinasi tahap I sekarang tidak mudah. Kalau dulu, ayah Molzania suntiknya di puskesmas. Sekarang, mesti nunggu ada yang buka pendaftaran dulu. Alhamdulillah, teman blogger Molzania share di grup kalau RS. Bhayangkara M. Hasan Palembang buka pendaftaran vaksinasi Covid untuk tahap I. Molzania pun segera daftar dan kebagian jadwal vaksin tanggal 13 Agustus.
Daftar vaksin di RS Bhayangkara Palembang ternyata mudah. Kita tinggal mengisi formulir secara online dan menentukan jadwalnya. Sempat maju mundur juga karena justru kebagian tepat di hari Jumat. Akhirnya dengan memantapkan hati, bismillah Molzania coba ikut daftar hingga selesai. Antusiasme rakyat yang besar, kuota akhirnya penuh hanya dalam beberapa jam saja. Alhamdulillah, Molzania dan mimi berhasil kebagian jatah.
Pendaftaran Vaksin Covid di RS Bhayangkara diumumkan via Instagram.
Biasanya sih mulai dibuka hari Sabtu jam 10 untuk jadwal minggu depan.
Pantengin aja ignya @rsbhayangkaraplg ..
Persiapan Disabilitas Sebelum Vaksin COVID-19
Berikut beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh disabilitas sebelum vaksin, yaitu:
Kondisi Fisik
Setidaknya satu minggu sebelum vaksin, kita mesti banyak istirahat dan makan-makanan yang bergizi. Tidak boleh banyak bergadang, tidur yang cukup selama 7-8 jam. Minum vitamin, perbanyak sayuran dan buah-buahan. Jaga kesehatan dan stamina diri. Jika ada obat-obatan rutin, jangan lupa diminum secara teratur. Banyakin berdoa, biar kegiatan vaksinasi berlangsung aman dan lancar.
Dokumen Penunjang
Setelah kita daftar online, kita diberikan nomor antrian lewat situsnya. Jangan lupa diprint atau screenshot via hp dan simpan dokumen pdf bukti pendaftaran. Ohya, sampai di sana jangan lupa bawa ktp asli dan fotokopinya satu lembar untuk ditunjukkan kepada petugas pendaftarannya.
Lokasi Vaksinasi
Sebaiknya datang ke lokasi pada pagi hari. Terutama bagi yang bawa kendaraan mobil. Alasannya lahan parkir di RS. Bhayangkara tidak terlalu besar. Kalau sudah kesiangan, takutnya gak dapat tempat parkir. WAJIB SARAPAN sebelum divaksinasi. Nggak lucu kalo kita pingsan pas divaksin. Ngerepotin nakes taukk..
Jujur dengan Riwayat Kesehatan
Pas isi formulir screening, jangan lupa jujur menulis jawaban pertanyaan yang diajukan. Ini penting banget demi kesehatan diri kita usai divaksin nanti. Beritahu semua penyakit yang kita alami pada dokter yang bertugas. Dokternya gak gigit kok. Insya Allah ramah semua hehe…
Vaksinasi COVID-19 Tidak Seseram yang Dibayangkan
Tibalah hari Molzania untuk vaksinasi Covid-19. Disuruh datang jam 6.30 WIB sesuai dengan himbauan admin instagramnya. Pas sampe, lokasinya ada di parkiran gedung baru RS. Bhayangkara. Ternyata di sana udah ramee banget. Padahal ruang pendaftaran belum dibuka. Keadaan masih kondusif. Rata-rata pendaftar berusia dewasa.
Di dalam, petugas vaksinasi ternyata baik-baik dan ramah. Biarpun berbaju polisi. Molzania yang tadinya takut dan cemas, jadi agak berkurang rasa gundahnya. Pas di dalam disuruh isi formulir skrining vaksin. Isinya berupa pertanyaan seputar kesehatan dan riwayat penyakit kita. Setelahnya ditensi tekanan darah. Bisa ditebak dong tekanan darah Molzania? 140/80. Tinggi, karena cemas pake banget.
Tapi Alhamdulillah, Molzania masih boleh divaksin. Jadilah di dalam, Molzania divaksin sama dokternya. Sakit sedikit sih, mana jarumnya panjang. Molzania kan ada trauma suntikan dari kecil. Langsung tutup mata pas liat jarumnya. Cuss.. Sakit sedikit sih, mana jarumnya panjang pula. Setelahnya Molzania masuk ke antrian observatory alias pengamatan sesudah vaksin.
Berikutnya giliran mimi yang mengantri vaksin. Kebetulan nomor mama juga udah dipanggil. Sementara Molzania duduk menunggu, sembari ibu petugasnya memasukkan data-data Molzania ke dalam server pusat. Prosesnya sebentar kok. Setelahnya kita diberikan kartu vaksin untuk dibawa pas jadwal vaksin kedua nanti. Rencananya vaksin tahap kedua dijadwalkan pada awal September.
Apakah Ada Gejala Usai Divaksin Covid?
Sejak awal daftar vaksin di RS. Bhayangkara, Molzania sudah diberitahu kalau jenis vaksin yang digunakan itu SINOVAC. Memang Molzania pribadi lebih memilih vaksin SINOVAC. Jadi antara harapan dan kenyataan sudah sesuai. Menurut situs WHO, vaksin SINOVAC direkomendasikan untuk usia 18 – 60 tahun. Kemanjurannya sendiri mencapai 51 persen. Jarak antara vaksin pertama dan kedua antara 2-4 minggu.
Alhamdulillah setelah vaksin pertama, Molzania hanya mengalami gejala yang tergolong ringan. Begitu selesai diencuss alias divaksin, tangan Molzania langsung otomatis pegal-pegal. Mirip kayak habis ngegym. Pain levelnya kira-kira 2 sampai 3 dari 10. Lalu, beberapa saat kemudian mendadak pusing. Penglihatan jadi sedikit berkunang-kunang. Tapi istirahat sebentar, aman kok. Keesokan harinya, rasa pegal di tangan sudah menghilang.
Adapun mimi Molzania merasa badannya mendadak kedinginan. Jadi ayah cepat-cepat membeli teh manis hangat di kantin. Mimi Molzania istirahatnya lumayan lama. Kira-kira satu jaman-lah, menunggu kira-kira badannya segeran. Alhamdulillah, mimi merasa baikan usai istirahat. Badannya menghangat lagi. Fyi, kita berdua memang punya komorbid darah tinggi. Tapi tadi pagi, kita berdua udah sarapan juga.
Vaksinasi COVID-19 yang Molzania ikuti ini, 100 persen GRATIS tanpa biaya. Memang disediakan oleh pemerintah. Ohya, bagi sobat yang punya komorbid dan menderita penyakit tertentu, sebaiknya divaksinasi di rumah sakit saja. Biar kalau ada gejala usai divaksin, bisa segera mendapat penanganan medis.
Untuk disabilitas yang belum divaksin, jangan takut untuk divaksin. Ada banyak kemudahan yang disiapkan oleh pemerintah. Baru-baru ini ada program Vaksin untuk Disabilitas yang baru tersedia untuk beberapa provinsi. Mudah-mudahan segera menjangkau seluruh Indonesia. Baca juga artikel pengalaman vaksin tahap II di RS Bhayangkara Palembang. ^^