487 Views

Seperti apa suka dukanya menjadi penyiar radio RRI ? Nah, Molzania berkesempatan untuk berbincang langsung dengan Mbak Tata. Beliau ini salah seorang penyiar radio RRI di Palembang loh..

Sebenarnya wawancaranya udah dari akhir bulan Oktober, nih. Tapi draftnya sempat kepending sekian lama. Huhuu.. jangan dicontoh, ya. Molzania beruntung banget bisa menyerap ilmu dari Mbak Tata ini.

Pertemuan pertama kami saat Molzania diundang oleh beliau untuk wawancara di radio RRI Palembang. Waktu itu Molzania berkesempatan menjadi narasumber bersama bu Febrita, istri gubernur Sumsel dan ibu Henny dari Dinas PPPA.

Pengalaman MenJadi Penyiar Radio RRI Palembang

Nama aslinya Zohoriyani Citra Asmara. Panggilannya Mbak Tata. Dulunya mbak Tata berkuliah di jurusan Administrasi Niaga, Universitas Sriwijaya. Mbak Tata orangnya humble dan selalu ceria.

Mbak Tata sudah menjadi penyiar radio RRI Palembang sejak kuliah. Waktu itu mbak Tata ikutan audisi penyiar. Nggak taunya Alhamdulillah lolos dan aktif menjadi penyiar sampai sekarang.

Cita-cita sebagai penyiar ternyata bukanlah keinginan dari kecil. Saat SD, Mbak Tata malah ingin menjadi dokter kandungan. Nah pas SMA, Mbak Tata hobi mendengarkan musik. Lantas sempat bercita-cita menjadi artis, kemudian pernah pura-pura jadi penyiar radio.

wawancara suka duka menjadi penyiar radio

“Sejak SMA, Mbak mulai suka ngomong-ngomong sendiri. Seolah-olah menjadi penyiar radio. Ajak temen pura-pura jadi penelepon. Setting studio sendiri” kenang mbak Tata.

Tapi sayangnya pas SMA itu, Mbak Tata belum kepikiran jadi penyiar. Soalnya pas SMA, Mbak Tata sibuk belajar. Harus ikut les ini dan itu. Jadi belum ada waktu untuk menekuni dunia broadcasting.

MERINTIS KARIER SEBAGAI PENYIAR

Pas kuliah semester dua, Mbak Tata nggak sengaja mendengar Radio RRI Pro 2 Palembang. Ternyata ada pengumuman pembukaan audisi menjadi penyiar radio. Mbak Tata pun ikut serta.

Setelah menjalani serangkaian tes, dari sekian orang yang ikutan audisi, Mbak Tata dinyatakan lolos menjadi penyiar radio RRI Palembang. Alhamdulillah, pasti seneng banget dong ya.

Awal berkarier sebagai penyiar, Mbak Tata tampil sebagai penyiar radio untuk program acara hiburan anak muda. Namun pada tahun 2018, Mbak Tata ditugaskan kantor untuk mengikuti pelatihan presenter. Durasi pelatihannya selama tiga bulan.

mbak tata, penyiar radio rri palembang

Setelah masa pelatihannya berakhir, Mbak Tata pun pindah tugas menjadi penyiar radio magang di RRI Pro 1 Palembang. Perbedaannya di radio RRI Pro 1 ini segmentasinya lebih luas. Jadi lebih banyak berdialog dengan orang lain.

Baca Juga:  Ciri-Ciri Bule Penipu Wanita Wajib Tahu

Setahun setelah bertugas di radio RRI Pro 1 ini, mbak Tata pun dipindahtugaskan kembali. Kali ini beliau berangkat ke Jakarta untuk menjadi penyiar magang radio RRI Pro 3. Ruang lingkupnya sudah nasional, sehingga tantangannya jauh lebih berat.

Dari cerita mbak Tata, Molzania baru tahu kalau tugas penyiar radio sama kayak tugas wartawan dan polisi. Sering pindah-pindah tugas sana sini.

Nah, Mbak Tata sudah teruji dong menjadi penyiar nasional di Jakarta. Maka sepulangnya dari magang di sana, mbak Tata pun diangkat menjadi penyiar radio di RRI Pro 1 Palembang. Tidak lagi coba-coba.

Di radio RRI Pro 1 ini, mbak Tata mengasuh program berita yang mengangkat topik dan isu-isu yang lebih berat. Tidak lagi membawakan program hiburan untuk anak muda seperti di RRI Pro 3 dulu.

Suka Duka Menjadi Penyiar Radio RRI Di Palembang

Menurut mbak Tata, enaknya menjadi penyiar radio RRI itu, kita bisa membangun jejaring pertemanan. Apalagi di tempatnya bekerja saat ini, segmentasi acaranya luas. Sehingga banyak mengenal orang dari berbagai kalangan.

Melalui program acara diskusi radio, mbak Tata dapat mengambil ilmu lewat berdialog dengan orang terkenal. Mulai dari tokoh publik, pejabat, anak-anak dan masih banyak lagi. Asyik banget, ya.

Penyiar radio berprestasi Palembang

Selain itu, Mbak Tata juga pernah melakukan wawancara tatap muka dengan rakyat biasa. Seperti ojek online, pedagang kecil, dan lain-lain. Dirinya juga berkesempatan untuk pergi ke banyak tempat di wilayah Sumatra Selatan.

“Pernah masuk hutan juga, saat mengunjungi air terjun di Kabupaten Empat Lawang. ” kenang mbak Tata. Di situ mbak Tata mengangkat tema berita tentang potensi pariwisata daerah, tapi akses menuju sana masih sulit.

Pengalaman menyedihkan sebagai penyiar radio, bagi mbak Tata saat dirinya menyiarkan berita duka. Misalnya ada tokoh publik yang meninggal, demo atau bencana alam yang memakan korban jiwa. “Mbak suka menangis saat siaran jika membaca berita itu.” ujarnya.

Bagi mbak Tata, menjadi penyiar radio RRI Palembang ini memiliki tantangannya tersendiri. Beliau mencontohkan dirinya sering kali tidak mendapat jatah cuti pas hari libur besar. “Di saat orang lagi libur lebaran, mbak masih harus siaran. ” ceritanya.

Hari libur untuk penyiar radio seperti mbak Tata memang sedikit berbeda. Jumlah harinya sama. Dalam seminggu libur dua hari. Tapi hari liburnya itu tak tentu. Soalnya mbak Tata justru kadang mendapat jatah libur saat orang lain sedang bekerja.

Baca Juga:  9 Jenis Dress Wanita yang Wajib Dimiliki Generasi Masa Kini

Pengalaman Mewawancarai Presiden Jokowi

Mewawancarai tokoh publik di Palembang bagi Mbak Tata itu biasa. Bahkan sudah menjadi santapan beliau sehari-hari. Tapi ternyata dulu semasa bertugas di Jakarta, Mbak Tata pernah berkesempatan untuk mewawancarai Pak Jokowi, loh.

Saat itu perayaan ulang tahun pramuka di Cibubur, Mbak Tata melakukan door stop interview dengan Pak Jokowi. Jadi door stop interview adalah wawancara singkat sambil jalan. Mbak Tata dan beberapa temannya ditugaskan bertanya langsung pada presiden ketujuh kita itu.

berdialog dengan dan lanud
Mbak Tata berdialog dengan Danlanud SMH Palembang Kolonel Pnb Sigit Gatot Prasetyo.

Namun karena durasinya terbatas, mbak Tata tidak bisa berlama-lama mewawancarai kakek Jan Etes tersebut. Soalnya mesti bergantian dengan wartawan lain yang juga mengerumuni beliau.

Molzania lantas kepo apakah penyiar radio senior seperti mbak Tata pernah dimarahin narasumber? Ternyata pernah guys. Saat itu masih pandemi COVID-19. Nah pertanyaan mbak Tata itu dianggap menyudutkan narasumber.

Padahal mbak Tata hanya bertanya saja. Tak ada maksud untuk menyerang lawan bicaranya. Sebagai penyiar radio, menyikapi narasumber yang seperti ini, mbak Tata pun minta maaf dan bersikap profesional. “Untung sama-sama pake masker, ” seloroh Mbak Tata sambil tertawa.

Tips Menjadi Penyiar Radio Ala Mbak Tata

Memiliki suara yang lancar adalah kekuatan penyiar radio. Untuk itu mbak Tata banyak belajar dari orang lain yang memiliki profesi yang sama. Tokoh panutan Mbak Tata itu Putra Nababan, Alfito Deannova Ginting, dan Rossiana Silalahi.

Mengapa mengidolakan mereka? Menurut mbak Tata, mereka itu bicaranya rapi, dan gaya komunikasinya to the point. Makanya mbak Tata ingin mencontoh ketiga presenter berita TV itu.

Agar dapat berkomunikasi dengan lancar dan jelas, Mbak Tata mengusahakan untuk berbicara apa adanya dan mengalir. Tidak perlu bicara sambil menahan perut. “Kalau durasinya lama, bisa bikin ngos-ngosan. ” terang mbak Tata.

pengalaman bekerja jadi penyiar radio rri

Jauh di dalam hati, ternyata ada keinginan terpendam dalam benak mbak Tata. Sebagai penyiar, dirinya tentu memiliki segudang pengalaman.

Berkat pekerjaannya ini, mbak Tata sering diundang sebagai narasumber, untuk berbagai seminar dan workshop bertema broadcasting dan public speaking.

Makanya Mbak Tata ingin menjadi dosen dan penulis buku. Ingin menerbitkan buku motivasi dan berbagi pengalaman menjadi penyiar radio.

Sekali waktu Mbak Tata ingin juga berkecimpung ke dalam organisasi wanita. Sehingga bisa blusukan kemana-mana. Dirinya ingin bermanfaat bagi orang lain.

Okay deh, mbak Tata. Semoga bisa terkabul mimpi dan cita-citanya, ya. Terima kasih banyak sudah meluangkan waktunya. See you on top! 🙂

Pin It on Pinterest

Share This