4,393 Views
Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Kamis tanggal 14 Desember Molzania pergi memenuhi undangan istimewa tersebut. Pastinya ini akan menjadi kenangan yang paling berkesan seumur hidup. Tak akan pernah terlupakan. Bayangkan saja seorang disabled mewujudkan impiannya pergi ke istana negara. Ada apa aja sih disana? Maukah sobat mengetahuinya?



Selama ini Molzania hanya bisa melihat istana melalui televisi. Kelihatannya begitu megah dan mewah. Tentu saja hanya orang-orang terdekat presiden yang boleh kesana. Atau minimal tamu kenegaraan saja yang diperkenankan masuk. Alhamdulillah… Molzania yang bukan siapa-siapa ini diizinkan pula. Berkesempatan untuk merasakan segala hal yang sudah pernah dirasakan oleh orang-orang yang pernah masuk ke area Istana.

Sekitar pukul 8 pagi, Molzania sudah duduk manis di dalam pesawat Batik Air. Pesawat inilah yang selanjutnya akan menemani Molzania pergi ke Jakarta. Selama hampir satu jam, Molzania menyibukkan diri dengan menonton film yang disediakan. Sebenarnya pikiran Molzania tak melulu fokus di film. Akan tetapi pikiran Molzania sesungguhnya terbang ke satu hari kedepan membayangkan situasi Forum Group Discussion (FGD) kelak.


Akan seperti apa presentasi Molzania nanti?

Apakah pesan Molzania untuk Pak Jokowi tersampaikan?


Mudah-mudahan sih iya. Ada suatu kebanggaan tersendiri ketika mendapatkan undangan tersebut. Sempat terpikir nggak salah apa Pak Jokowi memilih Molzania sebagai penyalur aspirasi masyarakat? Akhirnya pikiran tersebut berubah menjadi suatu keyakinan manakala Molzania betul-betul berada di dalam pesawat yang membawa diri ini ke Jakarta.


Berfoto bersama Mbak Putri di Bandara SMB Palembang tepat sebelum keberangkatan

Alhamdulillah pesawat Batik Air yang membawa Molzania mendarat dengan mulus. Ini memang bukan kali pertama Molzania bertandang ke ibukota negeri ini. Tapi ini kali pertama Molzania pergi kesana untuk membawa aspirasi Molzania yang mungkin juga merupakan aspirasi generasi muda Indonesia lainnya.

Baca Juga:  Peristiwa Malam Lailatul Qadar 2008



Disini Molzania tidak sendiri, melainkan bersama dua orang blogger pemenang lainnya. Mereka adalah koh Deddy Huang yang waktu itu juara I dan Mbak Putri pengganti mbak Alma menjadi juara kedua. Sementara itu Mbak Ainun yang menjadi Juara Harapan akan terbang menyusul kami keesokan harinya. Mereka bertiga merupakan langganan juara blog dari Kota Palembang, suatu kehormatan tersendiri bagi Molzania bisa hang out bersama mereka. Siapa tau kebagian ilmu ngeblog dari mereka semua. 





Berfoto di Grab saat Perjalanan Menuju Hotel

Sesampainya di Jakarta, Molzania dan Putri bergegas menuju hotel. Kami diinapkan di Hotel Amaris Juanda yang tak jauh dari Istana Negara. Perlahan namun pasti Gocar yang kami naiki menuju hotel. Ketika Gocar kami melintas tepat di area Istana Negara, Molzania dan Putri lantas berseru, “Ini dia tempat kita singgah besok!” Pada masing-masing pikiran kami terbayang suasana seperti apa esok hari.


“Eh, tapi kito kan di Kemsekneg-nyo? Di sebelah manonyo, Put kiro-kiro?!!”
“Hmm.. idak tau. Liatlah besok..”

Sekilas pemandangan area Istana Negara begitu luas terhampar di depan kami. Semua gedung-gedung disana dicat warna putih. Namun di mata Molzania gedung-gedung disana tampak bercahaya. Seakan memanggil-manggil nama Molzania untuk menyinggahinya. Rencananya esok hari FGD kami akan digelar di Ruang Rapat Kementerian Sekretaris Negara. Acaranya akan digelar usai Shalat Jum’at.


Hotel yang kami tempati ternyata tidak begitu besar bila tampak dari depan. Hotel Amaris Juanda memiliki lahan parkir yang juga tidak begitu luas. Tapi bukan itu yang menjadi fokus utama Molzania saat ini. Sejujurnya Molzania merasa terbebani. Pundak Molzania terasa berat bahkan sejak awal. Tidak seperti sebelumnya, Molzania ke Jakarta dengan membawa misi utama.

MALAM PERTAMA YANG MENDEBARKAN



Kata orang, malam pertama itu selalu mendebarkan. Sungguh tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Begitupun dengan Molzania saat hari pertama menginap di hotel. Pada malam itu Molzania isi dengan mengutak-atik slide presentasi. Rupanya masih ada banyak hal yang perlu ditambah dan dikurangi. Sambil berdiskusi dengan ayah, sembari berlatih untuk presentasi.


Ternyata pemandangan dari hotel di malam hari begitu menakjubkan. Jendela kamar Molzania persis menghadap ke arah Masjid Istiqlal. Suara adzan pertanda shalat darisana sangat lantang nan merdu. Sesekali suara nyaring kereta yang melintas terdengar. Tepat di sebelah hotel adalah stasiun Juanda. Makanya tadi sore daripada suntuk di dalam hotel mendingan Molzania berjalan-jalan kecil kesana bersama ayah.


Baca Juga:  Kerja Keras Terbayar Sudah
Pemandangan yang Terlihat dari Hotel

Berjalan-jalan ke Stasiun Juanda

Molzania sungguh tidak dapat tidur nyenyak beberapa malam ini. Tidur siang pun juga demikian. Entah karena insomnia atau terlalu excited dengan semua ini. Yang jelas Molzania ingin hari esok segera berlalu. Agar semua hal yang dilalui telah menjadi kenangan yang siap diceritakan berulang-ulang. Tentang bagaimana seorang disabled berusaha menyuarakan aspirasinya di tengah tepat di depan orang-orang terdekat Presiden. 🙂


Ini merupakan rangkaian cerita kedua dari perjalanan Molzania ke Jakarta untuk memenuhi undangan Tim Komunikasi Presiden. Cerita pertama berjudul “Diundang Presiden ke Istana Negara“. Simakin terus ya cerita selanjutnya hanya di www.molzania.com! Salam hangat dari Molzania. ^_^


Baca Juga rangkaian cerita perjalanan singkat Molzania di Istana Negara lainnya:

Part Keempat : Mewujudkan Indonesia Negeri yang Ramah Disabilitas
Part Kelima (THE END) : Akhir yang Berkesan di Istana Negara

Pin It on Pinterest

Share This