JALAN-JALAN PERPUSNAS JAKARTA – Salah satu impian Molzania adalah mengunjungi Perpustakaan Nasional Jakarta akhirnya tercapai. Saat diundang oleh Kedutaan Besar Korea, Molzania sempatin juga ke sini untuk melihat langsung perpustakaan raksasa ini.
Ternyata masha Allah gedungnya luas dan megah sekali. Saat berkunjung ke sini, rame banget. Maklum pas ke sini itu hari minggu pagi. Ini untuk pertama kalinya Molzania mengunjungi perpusnas Jakarta. Seneng sekali rasanya. Nggak cukup waktu sehari penuh.
Pas ke sini kok beda gedungnya, adanya gedung ala-ala bangunan tua Belanda gitu. Ternyata gedung Perpusnasnya yang gede itu ada di bagian belakang. Molzania masuk dari gerbang utamanya.
Megah dan Tingginya Bangunan Gedung Perpusnas Jakarta
Molzania ke sini pas jam buka Perpusnas Jakarta. Fyi, Perpusnas Jakarta buka jam 09.00 – 16.00 WIB pada weekends. Sementara pas weekdays buka dari jam 08.00 – 21.00 WIB.
Seharian cuma cukup mendatangi beberapa lantai gedungnya saja. Alhasil pas jam tutup, berat rasanya meninggalkan Perpusnas Medan Merdeka ini. Soalnya besok udah pulang lagi ke Palembang. Hikz.
Main-main ke perpustakaan kesukaan Molzania dari kecil. Anggaplah itu bagian dari wisata alias jalan-jalan. Soalnya di sini kita bisa memilih dan membaca buku sepuas hati.
Bukunya tentu saja banyak dengan beragam tema. Dari pagi sampe sore pasti Molzania betah di sini. Kalau bisa ya, setiap hari ke sininya.
Perpusnas Jakarta ini mengingatkan Molzania pada National Library of Korea. Ternyata Indonesia tak kalah modern gedungnya dari perpustakaan nasional di Korea Selatan itu. Perpusnas Medan Merdeka Jakarta memiliki 24 lantai.
Tinggi sekali, ya? Masing-masing lantai memiliki sub tema buku tersendiri. Dari pagi sampe sore, Molzania hanya bisa menjelajah 3-4 lantainya saja. Gak nyesel banget berwisata ke sini.
Pamer Bikin Kartu Perpustakaan Nasional Jakarta GRATIS!
Dikarenakan ke sininya hari libur, jadi rame banget poolll manusia yang ke sini. Liftnya yang cuma ada enam, kewalahan menampung seluruh manusia.
Jadi Molzania seharian itu lebih banyak menghabiskan waktu antre lift bermenit-menit. Awal masuk ke sini, Molzania dibantu oleh Pak Satpam untuk naik lift. Tapi lama-lama ya mesti mandiri dong.
Saking luasnya, Molzania pertama datang bingung mau ke lantai berapa. Akhirnya nanya ke resepsionis. Disaranin buat bikin kartu dulu di lantai 2. Molzania pun segera ke sana. Pas sampe ke atas, komputernya penuh.
Untungnya disabilitas dapat prioritas. Banyak petugasnya yang mau bantu daftarin dan bikinin kartu. Molzania dipandu oleh petugas Perpusnas registrasi kartu. Ramah dan baik banget mereka semua! Jadi terharu, hiks. :’)
Pas di sana, Molzania juga minta password wifi Perpusnas. Maksud hati mau nyobain seberapa cepat wifinya. Yah, ternyata ngebut.
Oke, sip. Molzania makin kagum sama perpustakaan nasional Indonesia ini. Kalo ke Jakarta lagi, Molzania mau banget datang ke sini lagi.
Seberapa Nyaman Perpusnas untuk Disabilitas?
Well, seperti biasa Molzania kalau berwisata pasti selalu mereview dari sudut pandang disabilitas. Secara umum, sebagai pengguna wheelchair Molzania cukup senang dengan fasilitas publik yang ada di sini. Tapi karena luas banget, pasti bakal bikin tangan pegel untuk mendorong kursi roda.
Untuk disabilitas kursi roda, pastikan ada pendamping yang bisa bantu menemani. Soalnya biar gak kesasar sendirian, wkwk. Di bagian resepsionis, ada sih tempat peminjaman kursi roda. Tapi masih manual.
Ada pula tersedia kursi roda listrik di sana. Namun sepertinya mati karena jarang digunakan. Rusak atau nggaknya kurang tahu. Soalnya nggak ada tanda-tanda lampu yang menyala. Hikz,
Hal yang bikin amaze di sini ada pula perpustakaan khusus disabilitas. Lokasinya satu tempat dengan perpustakaan anak-anak. Tepatnya ada di lantai tujuh. Toilet khusus disabilitas daksa juga ada di sini.
Lumayan luas dan nyaman tempatnya. Selain toilet, di lantai tujuh juga ada musholla dan tempat nongkrong. Ada jalur kuning supaya disabilitas netra dapat berjalan aman dan nyaman.
Sayangnya masih terdapat beberapa area Perpusnas Jakarta yang kurang akses untuk disabilitas. Terutama saat menjelajah lorong-lorong rak buku. Itu kan perpustakaan ya? Mau nggak mau yang kita cari di sana itu buku.
Tapi sayangnya masih ada jarak antar lorong yang sempit. Gak bisa dilewati oleh kursi roda. Bahkan ban kursi roda milik Molzania sampai rusak karena dipaksa maşuk ke lorong. Nyesek..
Berkunjung ke Lantai Tujuh Perpusnas yang Khusus untuk Disabilitas dan Lansia
Kepo banget dengan layanan perpustakaan untuk disabilitasnya Perpusnas. Ternyata memang selengkap itu.
Ada banyak peralatan baru yang belum pernah Molzania lihat di sini. Bak menemukan harta karun, Molzania sibuk mengeksplore berbagai macam hal.
Ternyata nggak cuma itu, di sini pegawainya pun disabilitas. Molzania kenalan sama Mbak Umi yang jadi pustakawan di seksi ini. Beliau disabilitas daksa yang berkerja di Perpustakaan Nasional Jakarta.
So happy ngobrol banyak dengan beliau. Mbak Umi bercerita banyak tentang pengalamannya ikut seleksi pegawai asn disabilitas di Perpusnas.
Awalnya Mbak Umi ikut seleksi CPNS tahun 2018. Artinya sudah sekitar 5 tahun beliau berkerja di sini.
Dari mbak Umi, Molly baru tahu ada Perpusnas lain di luar Jakarta. Diantaranya perpusnas yang ada di Bukittinggi, Sumatra Barat.
Menurut Mbak Umi, ada sekitar lima orang disabilitas yang telah diperkerjakan di Perpusnas seluruh Indonesia. Khusus di Jakarta ada tiga orang.
Mbak Umi sendiri lulusan UT Jurusan Perpustakaan. Makanya beliau pun melamar di Perpustakaan Nasional Jakarta dan Alhamdulillah diterima.
Katanya Mbak Umi, ada banyak rombongan disabilitas di Jakarta yang berkunjung ke Perpusnas. Soalnya di lantai tujuh ini juga tersedia buku braille dan audio books.
Untuk pertama kalinya, Molzania melihat buku braille. Ternyata gede pake banget. Berat pula. Isinya kosong melompong. Eh, nggak denk, ada tonjolan huruf braillenya kalau kita sentuh.
Peralatan membaca untuk disabilitas di sini serba canggih. Molzania melihat ada komputer baca untuk low vision. Jadi bukunya dimasukin ke dalam alat komputernya itu.
Nanti si alat bakalan memunculkan visual buku yang bisa dimanipulasi. Bisa kita geser kanan kiri, diperbesar atau diperkecil tampilannya, atau diterang-gelapin cahayanya. Unik banget! Entah karena Molzania katrok apa ya baru ngeliat alat beginian? Haha.
Layanan perpustakaan untuk disabilitas bukunya rata-rata yang bertema kesehatan mental. Soalnya saat ini macam-macam penyandang disabilitas juga dikelompokkan menjadi ODGJ. Molzania belajar banyak dari buku-buku di sana.
Ohya, kalau mau pinjam buku, kita bisa masukin bukunya ke robot. Nanti si robot yang akan mengantar buku-buku pinjaman kita ke lantai berapapun yang kita mau. Sayangnya yang bisa pinjam cuma yang punya KTP Jakarta saja.
‘Dikarenakan kursi roda Molzania rusak sewaktu hunting buku di lorong sempit, Molzania pun curhat sama Mbak Umi. Maksudnya biar perpusnasnya bisa berbenah.
Lorong-lorong rak bukunya diperlebar. Biar kursi roda bisa masuk. Mudah-mudahan saran Molzania didengar.
Melihat Monas dari Lantai 24 Perpusnas
Nah ini yang tergolong seru. Molzania juga naik hingga lantai tertinggi. Ngeri-ngeri sedap rasanya. Awalnya pikiran buruk menghantui. Takut liftnya mendadak jatuh, ada gempa bumi dan jadi ayam geprek.
Tapi Alhamdulillah, nggak terjadi. Ini lantai gedung tertinggi yang pernah Molzania naiki. Seketika adrenalin pun berpacu.
Di lantai 24 ini ada layanan koleksi buku nusantara dan ekslusif lounge. Luas dan lebar banget tempat bacanya. Sekaligus bikin takut dan cemas.
Molzania memang ke sini untuk mencari buku tentang kebudayaan Palembang. Di sinilah tempat kursi roda Molzania rusak. Hikz. Tapi nggak apa-apa, Molzania berhasil dapat bukunya.
Asyik juga baca buku dari ketinggian lantai 24. Pemandangannya menakjubkan. Bisa melihat keindahan kota Jakarta.
Setelahnya Molzania pun sempatin untuk foto-foto di luar. Di depan sana ternyata berhadapan langsung sama Monas. Ternyata emasnya Monas tuh gede banget, ya. Kelihatan dari atas sini.
Biasanya Molzania melihatnya kecil dari bawah. Atau dari gambar-gambar di buku. Kira-kira kalau diambil sekilo aja terus dijual ketahuan nggak ya? Hahasyemm..
Berikutnya Molzania pun mampir ke lantai 9. Tempat koleksi Naskah-naskah kuno Nusantara. Kata Pak Satpamnya, di sini tempat kita ambil buku gratis. Langsung dong jiwa gratisan Molzania memberontak.
Kata petugasnya, buku gratis ini diperbaharui setiap satu tahun sekali. Jadi tahun ini, kita bisa ambil buku barunya gratis. Alhamdulillah bisa buat kenang-kenangan.
Makan Siang di Kantinnya Pusnas Lantai 4
Masuk jam makan siang, perut Molzania keroncongan. Untungnya di sini juga ada kantinnya. Rame banget pas ke sini pas jam makan siang, mana hari minggu pula.
Kantin perpusnas tidak terlalu luas. Pilihan makanannya juga nggak banyak. Rata-rata menu Indonesia simple macam masakan warteg.
Di sini Molzania mencoba menu ikan. Dalam seporsinya, kita dikasih nasi, ikan padeh, tempe goreng, dan sayur cah jamur. Oh ya untuk sayur, kita bisa milih mau sayur capcay atau cah jamur.
Harganya Rp. 20 ribu kalau nggak salah. Cmiiw. Untuk sekelas gedung Perpusnas yang segede ini, termasuk murah banget. Porsinya pas bikin kenyang.
Molzania paling suka sayur dan ikannya. Tapi kurang suka tempe gorengnya. Secara kualitas rasa makanan, sebetulnya tak ada yang istimewa.
Mirip kaya masakan warteg pada umumnya. Ayah Molzania beli nasi telor balado. Seporsi harganya Rp. 15 ribu.
Untuk minuman, Molzania bawa air putih dari rumah. Nggak beli minuman di sana karena biasa aja. Nggak ada minuman yang istimewa juga, sih. Paling teh, kopi, dan sebangsanya.
Saran dari Molzania mungkin perpusnas bisa banyakin jajanan dan makanan kekinian. Jadi pengunjung bisa ada variasi camilan dan makanan yang lain.
Nah itulah wisata Molzania ke Perpusnas Jakarta. Kalo ke Jakarta, saran Molzania jangan lupa sempatin berkunjung ke sini. Asyik banget, loh tempatnya. Nanti kalo ke sana lagi, Molzania insya Allah bakal mengeksplor lantai lainnya. Kapan? Doain aja ya bisa punya rezeki lagi ke sana. ^^
Alamat Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI:
Jl. Medan Merdeka Sel. No.11, RW.2, Gambir, Kecamatan Gambir,
Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110
Jam Buka Senin – Jumat : 08.00-21.00 WIB, Sabtu-Minggu : 09.00-16.00 WIB
ah asiknyaa~ ini agenda saya dari tahun lalu yang belum kesampean juga sampe sekarang :)) terimakasih ulasannya mol, jadi makin pengen deh aku ke sini, haha.. semoga bisa ikutan juga ke sini