Tak terasa tahun 2019 baru saja tiba. Awal tahun ini Molzania sangat excited dan juga bersemangat. Meskipun ada suatu kekecewaan, karena kemarin sempat salah menerka. Dikira bakal berangkat tahun ini. Tak tahunya setelah dicek ulang di Kemenag, tahun keberangkatan hajinya 2020. Hashtag popular #2019NaikHaji pun urung disebarluaskan. :’)
Persiapan Mental dan Fisik
Bagi seorang disabled tuna daksa, berangkat haji membutuhkan kekuatan fisik dan mental yang mumpuni. Molzania sempat bertanya pada grup backpacker mengenai kondisi di kota Makkah dan Madinah sendiri. Mereka banyak yang menginformasikan bahwa di sana saat ini Alhamdulillah telah disediakan oleh pemerintahnya terkait fasilitas disabilitas.
Ada cukup banyak tempat peminjaman kursi roda baik yang listrik dan manual di sekitar Masjidil Haram. Jumlah kursi roda yang disediakan pun banyak. Tapi masalahnya kalau haji sendiri akan banyak sekali jamaah. Jutaan. Peminjamnya pun banyak dan sudah pasti rebutan. Nah untuk mengantisipasinya sebaiknya bawa kursi roda sendiri dari tanah air.
Hal berikutnya yang tak kalah penting ialah mempersiapkan fisik dan mental pendamping. Selama disana nanti, Molzania bakalan ditemani mahrom yang tak lain ayah dan adik kandung sendiri yang berbadan sehat. Dari sejumlah perbincangan Molzania di grup backpacker tersebut, diperoleh kesimpulan kalau kita harus mandiri. Ada yang mengatakan kalau jumlah petugas hajinya sedikit di sana. Solusinya kita bisa minta bantuan mukimin-orang Indonesia yang tinggal di Makkah/Madinah, atau pendamping KBIH-nya. JADI GABUNG KBIH ITU WAJIB, INTINYA.
Selanjutnya untuk menambah semangat, kita banyakinlah do’a kepada Allah SWT. Itu sih wajib dan paling utama sih. Konon setiap doa kita dikabulkan Allah SWT. Niat sudah baik ingin beribadah ke tanah suci. Mudah-mudahan Allah SWT berkenan mengabulkan do’a kita.
Perlengkapan Haji
Sudah jauh-jauh hari Molzania menyicil perlengkapan untuk haji nanti. Diperkirakan tahun depan pelaksanaan ibadah haji jatuh pada musim panas. Hal yang dibutuhkan diantaranya ialah busana syar’i yang berbahan adem, agar tidak kegerahan. Pilih warna yang tidak mencolok, seperti hitam atau putih.
Skincare yang perlu dipersiapkan saat berangkat haji terutama untuk kulit kering. Disana daerahnya panas kan ya? Makanya butuh banget tabir surya dan lotion untuk kulit kering. Pelembab bibir juga nggak kalah penting. Soalnya pengalaman mama kemarin itu udara di Arab cenderung bikin bibir jadi retak-retak. So, Molzania udah berusaha menyicil satu demi satu skincare yang digunakan saat berhaji nanti.
Persiapan Biaya
Bila kalian seorang disabled tuna daksa, maka banyak yang menyarankan untuk memilih transportasi taxi untuk berpergian. Alasannya bus yang tersedia, masih tidak ramah disabled. Untuk mencapai bus, kita harus naik tangga. Bagi disabled hal tersebut akan menyulitkan. Naik taxi berarti akan ada tambahan cost alias biaya. Sebagai perbandingan untuk transportasi dari penginapan ke Makkah berjarak 2 km, biayanya hanya 10 riyal. Kira-kira Rp. 40.000 sekali jalan. Kalau kita bolak-balik 2x selama 40 hari, diperkirakan biayanya sekitar Rp. 3.200.000. Lumayan juga, ya?
Hal kedua adalah kegiatan tawaf dan sa’i, biayanya minimal sekitar 200 Riyal alias Rp. 750.000 untuk sekali jalan. Ini bisa kita hilangkan jika kita membawa pendamping yang membantu untuk mendorong kursi roda sendiri. Molzania disarankan untuk didorong sama mukimin yang tinggal di sana. Jadi bisa lebih hemat. Terus apa lagi ya antisipasi biaya tambahan haji bagi penyandang disabilitas? Sementara sih itu saja dulu.
semoga informasi ini bermanfaat bagi orang difabel yg mau naik haji