Namanya Elmi Sumarni Ismau. Akrab disapa Elmi. Dia adalah difabel muda asal Kupang, Provinsi NTT. Meski fisiknya berada di atas kursi roda, namun semangatnya terus menyala. Di masa pandemi lalu, Elmi bersama teman-temannya membentuk organisasi GARAMIN. Sebuah gerakan untuk memberdayakan sesama disabilitas.
Perjuangannya menjadi aktivis untuk kaum disabilitas dimulai saat Ia menduduki bangku kuliah. Tepatnya pada tahun 2010, saat ia pertama kali merasakan menjadi seorang difabel karena sebuah kecelakaan. Elmi saat itu bergabung dengan organisasi Perkumpulan Penyandang Tuna Daksa Kristiani (Persani) Provinsi NTT.
Impian mendirikan organisasi GARAMIN sudah ada sejak lama. GARAMIN sendiri merupakan akronim dari Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi. Dibentuk pada awal tahun 2020 oleh enam orang anak muda yang terdiri dari non disabilitas dan penyandang disabilitas. Mereka masing-masing bernama Yeni Nunuhitu, Dinna M. Noach, Yafas Lay, Yunita Baitanu, Berli Soli Dilma Malingara, dan Elmi Sumarni Ismau sendiri.
Baru Berdiri, Ini Dia Kiprah GARAMIN di Awal Pandemi
Organisasi GARAMIN dibentuk pada tanggal 14 Februari 2020. Meski baru dibentuk, GARAMIN telah didaftarkan ke notaris dan menjadi organisasi disabilitas yang sah dan legal. GARAMIN pun resmi menjadi wadah aspirasi bagi kaum disabilitas di Tanah Timor. Elmi awalnya menjadi wakil direktur bagi organisasi ini. Namun sekarang dia berstatus sebagai sekretaris.
Lewat GARAMIN, Elmi dan kawan-kawan fokus dalam memperjuangkan isu-isu yang terkait dengan disabilitas. Ia ingin agar kaum disabilitas tak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Oleh karenanya disabilitas kerap kali mengalami diskriminasi dan selalu dikasihani.
Apalagi pada awal GARAMIN berdiri, pandemi mulai mengusik muka bumi. Banyak orang yang menderita, termasuk kaum disabilitas. Dirinya sebagai kaum difabel juga ingin berkontribusi dan membuktikan diri. Bahwa meski dalam keterbatasan fisik, Elmi juga aktif terlibat dalam membantu sesama.
Makanya saat pandemi berlangsung, di bawah GARAMIN Elmi menginisiasi vaknisasi Covid-19 untuk kaum disabilitas. Sebagai koordinator program tersebut, Elmi berupaya untuk mendampingi dan membantu menyukseskan vaksinasi Covid-19 di lingkungan disabilitas. Apalagi ia mengakui bahwa di Kupang akses masyarakat terhadap vaksin belum begitu baik.
Pendampingan Elmi kali ini dalam bentuk pembuatan identitas kependudukan yang merupakan persyaratan administrasi untuk mendapatkan vaksinasi. Selain itu, Elmi juga melakukan edukasi terkait Covid-19 dan pentingnya mengikuti protokol kesehatan.
Fokus pada Penyediaan Aksesibilitas untuk Kaum Disabilitas
Berkaca dari pengalaman pribadi, salah satu permasalahan yang menimpa kaum disabilitas adalah kurangnya aksesibilitas. Contohnya saja saat Elmi diundang menjadi narasumber dalam suatu kegiatan, sarana dan prasarana yang ada kurang memadai.
Selain itu, keterbukaan informasi bagi kaum disabilitas masih terhambat. Hal ini sering kali terjadi pada teman tuli dan disabilitas netra, ketiadaan juru Bahasa isyarat dan teks dengan huruf braille membuat mereka tidak mampu memahami materi webinar yang disajikan.
Hambatan yang dialami kaum disabilitas juga didapatkan dari masyarakat. Masih banyak anggapan bahwa kaum disabilitas itu sebagai warga kelas dua. Stigma negatif yang begitu besar, membuat kaum Ini pun terkucilkan dan mengalami diskriminasi.
Di bawah payung GARAMIN, Elmi dan rekan-rekannya berkerjasama dengan dinas pemerintahan dalam pembangunan infrastruktur ramah disabilitas. Serta tak lupa melakukan sosialisasi kepada masyarakat NTT agar lebih peduli terhadap kaum marjinal yang satu ini.
Elmi aktif melakukan berbagai kampanye dan sering berbagi kisah yang menginspirasi di sosial media. Ia berkoordinasi dengan rekan-rekan sesame disabilitas, para jurnalis, dan membangun networking dengan pihak yang terkait.
Bangun Desa Inklusif, Berdayakan Disabilitas Lewat Kegiatan Positif
Bersama GARAMIN, Elma memiliki impian untuk membangun sebuah desa inklusif di Kupang, NTT. Impian itu sudah direalisasikan. Pada bulan Juni lalu, Pemerintah Kabupaten Kupang telah meresmikan enam desa inklusi yang menjadi desa percontohan bagi pemberdayaan kaum disabilitas. Keenam desa tersebut, satu diantaranya Desa Oelomin yang menjadi tempat kelahiran Elma.
Motivasinya mendirikan desa inklusi berangkat dari pengalamannya sebagai anak desa. Menurutnya orang disabilitas di desa seperti dirinya dan teman-teman masih sering menerima stigma negatif dari masyarakat. Desa inklusi tersebut diharapkan tak cuma jadi tempat tinggal yang aman dan nyaman, tetapi juga mampu berdayakan kaum disabilitas. Sehingga pada akhirnya kaum disabilitas pun bisa berkegiatan positif.
Saat ini jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Kupang sebanyak 1022 orang. Perlahan demi perlahan, upaya Elma untuk memajukan kaum sesama disabilitas kian terwujud. Pemerintah Provinsi NTT telah mengeluarkan Perda Disabilitas guna pemenuhan kebutuhan yang aman dan nyaman bagi kaum marjinal ini. Terutama yang menyangkut akses pemenuhan sosial, kesehatan, dan bantuan hukum.
Tentunya ini merupakan hasil usaha dari Elma, GARAMIN dan komunitas disabilitas lain di Kupang. Tak heran, jika Astra memilihnya sebagai salah satu pemenang Satu Indonesia Award 2021 lalu. Elma dan rekan-rekannya terpilih untuk kategori khusus sebagai pejuang tanpa pamrih di masa pandemi COVID-19.
Referensi :
Astuti, Puji. 2022. “Peran Garamin dalam Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak” https://www.solider.id/baca/6956-peran-garamin-dalam-penghapusan-kekerasan-terhadap-perempuan-anak-ntt, diakses pada 7 Desember 2022.
Indonesia, Puan. 2020. “Gerakan Inklusi Kami Bangkit Saat Pandemi” https://puanindonesia{.}com/wp/berti-soli-dima-malingara/, diakses pada 7 Desember 2022.
Jahang, Benediktus Sridin Sulu. 2022. “Enam Desa di Kupang Jadi Contoh Pemberdayaan Disabilitas”
https://kupang{.}antaranews{.}com/berita/88569/enam-desa-di-kupang-jadi-contoh-pemberdayaan-disabilitas, diakses pada 7 Desember 2022.
Kristo, Gustavo. 2021. “Merintis Desa Inklusi, Nafas Baru untuk Disabilitas NTT” https://www.idntimes.com/life/inspiration/gustavo-kristo/merintis-desa-inklusi-c1c2, diakses pada 7 Desember 2022.
MaxFM. 2020. “Sempat Berniat Bunuh Diri, Kini Menginspirasi.” https://maxfmwaingapu.com/2020/08/sempat-berniat-bunuh-diri-kini-menginspirasi/4/, diakses pada 7 Desember 2022.
Mula, Putra Bali. 2022. “7 Catatan Penting dari Penyandang Disabilitas untuk Pemprov NTT” https://www.victorynews.id/humaniora/pr-3313281801/7-catatan-penting-dari-penyandang-disabilitas-untuk-pemprov-ntt, diakses pada 7 Desember 2022.
Pradipta, Dede Surya. 2021. “Mengenal Kiprah Elmi Sumarni Isnau, Sahabat Difabel dari NTT”
https://www.idntimes{.}com/life/inspiration/dede-surya-pradipta/kiprah-elmi-sumarni-ismau-c1c2, diakses pada 7 Desember 2022.
Ramadani, Anjar Triananda. 2022. “Elmi Sumarni Isnau, Sahabat Difabel yang Mantap untuk Mengabdi” https://www.idntimes.com/life/inspiration/anjar-triananda-ramadhani-1/kisah-inspiratif-elmi-sumarni-ismau-c1c2, diakses pada 7 Desember 2022.