REVIEW FILM AYLA THE DAUGHTER OF WAR – Film ini bukan film baru. Melainkan telah ditayangkan pada tahun 2017 lalu. Namun akhir-akhir ini, film ini mendadak viral di Tiktok. Berkisah tentang seorang tentara Turki yang ditugaskan untuk berperang membantu Korea Selatan pada Perang Korea tahun 1950. Dia tak sengaja menemukan seorang anak Korea Selatan yang menjadi korban perang.
Film ini berasal dari negara Turki. Dirilis pada tanggal 27 Oktober 2017. Durasinya selama sekitar dua jam dan diproduksi oleh Warner Bros. Penggarapannya melibatkan dua negara; Turki dan Korea Selatan. Kita bisa menyaksikan keadaan dua negara pada masa lalu yang berbeda kondisi. Turki yang dalam keadaan damai, sementara Korea Selatan sedang berkecamuk dengan perang. Tentunya berbeda dengan kondisi Korea Selatan di masa sekarang.
Sinopsis Singkat Film Ayla, The Daughter of War
Tentara itu bernama Sulayman. Ditugaskan ke Korea Selatan untuk berperang melawan sekutu Korea Utara. Sebagaimana kehidupan para tentara, dia terpaksa harus meninggalkan segala sesuatunya. Demi melaksanakan tugas berjuang di medan perang. Mengesampingkan kehidupan pribadinya, termasuk urusan percintaan. Ya, Sulayman terpaksa harus berpisah dari tunangannya. Padahal mereka rencananya hendak melangsungkan pernikahan.
Tentunya sang tunangan tidak terima. Namun apa mau dikata. Meskipun sudah berusaha melarang, Sulayman tetap kekeh pergi bertugas. Sang tunangan ditinggal lagi, meskipun harus menahan rasa khawatir. Tak terduga, keputusan Sulayman pergi berujung pertemuannya dengan anak perempuan korban perang. Anak tersebut yang tak bisa berbicara karena trauma kemudian diberi nama Ayla,
Tak dinyana, Sulayman menganggap Ayla sebagai anak kandung. Begitupun Ayla memanggilnya Ayah. Kemana ada Sulayman, disitu ada Ayla. Anak perempuan Korea Selatan itu belajar mengatasi rasa traumanya bersama Sulayman dan teman-temannya. Namun pertemuan harus diakhiri dengan perpisahan. Akankah keduanya kemudian tak terpisahkan? Lalu, bagaimana dengan kehidupan percintaan yang ditinggalkan oleh Sulayman di Turki?
Review Film AYLA THE DAUGHTER OF WAR : Bertemakan Inklusifitas
Jujur tadinya Molzania tak berekspektasi banyak dengan film ini. Tertarik menonton hanya karena film ini memiliki cerita tentang Perang Korea. Tapi ternyata setelah ditonton, filmnya bagus banget. Banyak hikmah yang terkandung di dalamnya. Film ini mengajarkan tentang persaudaraan. Meski berbeda bangsa, namun diikatkan oleh rasa kemanusiaan. Boleh dibilang, film ini mengandung arti kebhinnekaan yang sesungguhnya.
Bagi sobat yang ingin menonton film ini, siap-siap untuk banjir air mata. Film ini membuat kita belajar lebih jauh tentang sejarah perang Korea tahun 1950. Ternyata saat itu, Turki adalah negara pertama yang mau membantu AS menyelamatkan Korea Selatan. Sementara itu, Korea Utara dibantu diam-diam oleh negara Cina. Bagaimanapun, Molzania lumayan gemes. Kenapa sih mesti ada perang segala? Gak bisa hidup damai aja semuanya?
Jangan dikira film ini hanya berisi kesedihan. Ibarat hidup, film Ayla, The Daughter of War ini nano-nano. Kehidupan tentara tidak melulu dihiasi perang. Kalian bahkan bisa tertawa terbahak-bahak melihat aksi kebanyolan teman-teman Sulayman sesama tentara. Sebut saja Ali yang ngefans banget sama Marilyn Monroe. Ada pula Pepe, tentara sohibnya Sulayman yang seorang gagap. Tentu bisa dibayangkan aksi para tentara itu bila disatukan.
Sulayman, dibintangi oleh aktor Turki yang bernama Ismail Hacioglu. Sementara itu, Ayla kecil dibintangi oleh aktris cilik bernama Kim Seol yang waktu itu berusia 6 tahun. Meski berbeda bangsa, namun keduanya sangat menghayati perannya masing-masing. Molzania sangat menyukai hubungan ayah angkat dan anaknya di sini. Ayla dikisahkan seorang anak yang penurut dan menggemaskan.
Meskipun mengangkat kisah tentang anak, sayangnya film ini agak kurang cocok ditonton oleh anak-anak. Kalaupun mau menonton, sebaiknya didampingi oleh orangtua. Beberapa adegan berdarah dan tembak-tembakan ikut juga dipertontonkan. Pertemuan Ayla dan Sulayman untuk pertama kalinya berlangsung di dalam hutan. Ayla ditemukan dalam kondisi yang dramatis. Ia menjadi satu-satunya korban selamat, sementara Ayla tergeletak di tengah kumpulan mayat sambil memegang tangan jenazah orangtuanya.
Apakah Diangkat dari Kisah Nyata?
Well, jawabannya iya. Kisah yang disajikan dalam film Ayla, The Daughter of War diangkat dari kisah nyata. Kalian bisa melihat cuplikan video aslinya di bagian ending. Pada akhirnya, hubungan erat Ayah angkat dan anak itu haruslah diakhiri. Ketika perang Korea berakhir, Sulayman pun harus turut kembali ke negara asalnya. Meninggalkan anak angkatnya, Ayla, menjalani hidup yang sebatangkara.
Kalian bisa melihat banyak adegan mengharukan pada detik-detik perpisahan mereka ini. Sulayman sebagai ayah lantas kemudian berjanji pada Ayla bahwa mereka akan bertemu kembali suatu hari nanti. Namun tentunya tidak semudah itu. Ada banyak jalan berliku yang harus keduanya hadapi. Pun dengan kehidupan Sulayman sekembalinya ke Turki.
Seorang ayah berjuang untuk anak dengan janji-janji yang dibuat untuknya.
Aku tak akan mati sebelum janji yang kubuat kutepati.
Diketahui seperti yang dilansir oleh Dailysabah.com, keduanya kembali dipertemukan. Ayla yang telah berusia 71 tahun terus menemani ayah angkatnya yang sakit keras. Hingga Sulayman pun meninggal dunia. Nama asli Ayla diketahui bernama Kim Eunja. Sungguh mengharukan ya, Sobat! Tapi Alhamdulillah, mereka bisa bertemu kembali. Hal yang lebih menyayat hari, istrinya Sulayman meninggal dunia beberapa jam setelah kematian suaminya.
Sebaiiknya sobat tonton sendiri ceritanya untuk tahu info selengkapnya. Jangan lupa siapkan tisu banyak-banyak, karena banyak adegan yang mengandung bawang. Bila ingin legal, kalian bisa menonton film Ayla, The Daughter of War ini di Netflix.
Tau ini dari tiktok tapi belum jadi nontonnya. Bagus banget yaa.. Kayaknya setelah dari blog ini otw nonton hehe
ayoo nonton, sedih filmnya 🙂
ini film kisah nyata dan sangat bagus…
terharu dengar kisahnya..
kasian si ayla jadi anak korban perang
udah liat kmrn di dutafilm hehehe
iyaaa sedihh banget. huhuu