REVIEW SINOPSIS FILM GLO, KAU CAHAYA – Indonesia patut berbangga. Sekarang mulai banyak film-film yang bertema inklusivitas dan keberagaman. Khususnya yang berbau soal disabilitas.
Setelah sebelumnya Molzania pernah mereview film anak disabilitas berjudul Tegar. Sekarang Molzania excited untuk mereview film disabilitas selanjutnya yang berjudul “Glo, Kau Cahaya”. Film lokal asli Indonesia yang mengangkat cerita tentang kisah atlet disabilitas berprestasi asal Papua.
Tak hanya soal kisahnya yang menyentuh dan memotivasi. Film “Glo, Kau Cahaya” ini juga menyuguhkan sisi lain kehidupan disabilitas dan keindahan alam Papua. Penasaran dengan ulasannya? Yuk, simakin artikel review film “Glo, Kau Cahaya” ini sampai habis.
Sinopsis Film “Glo, Kau Cahaya”, Kisah Atlet Disabilitas dari Papua
Awalnya kehidupan Gloria sebagai remaja wanita penuh dengan keberuntungan. Dia memiliki nenek dan teman-teman yang menyayanginya. Gloria, yang dipanggil dengan nama Glo, menjadi atlet renang Papua yang berprestasi. Ia mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di UGM lewat jalur prestasi. Dirinya sangat bangga akan hal tersebut.
Akan tetapi, sebuah kecelakaan terjadi. Kebahagiannya berubah menjadi petaka. Tepat pada hari Gloria akan pindah ke Yogyakarta, dia malah harus dilarikan di rumah sakit. Gloria terjatuh dan membuat tulang panggulnya hancur. Sebelumnya Gloria memang memiliki trauma pada panggulnya karena jatuh terduduk usai dibully teman-temannya sesama atlet yang iri.
Meskipun demikian nenek dan teman-temannya terus-menerus memotivasi Gloria. Terlebih sahabat prianya sesama atlet renang yang naksir sama Glo. Akankah Glo bisa bangkit? Bagaimana dia menjalani kehidupan setelah tak mampu lagi berenang normal dan berjalan? Yuk, tonton sendiri filmnya.
Review Film “Glo, Kau Cahaya”, Tetap Semangat Semua Ada Jalan
Film ini dibuka dengan penampilan Anggun C. Sasmi yang menjadi cameo bagi dirinya sendiri. Dirinya menyanyikan lagu “Mimpi”. Ada alasan tersendiri mengapa dia menyanyikan lagu ini. Judul lagu ini akan memberikan nyawa tersendiri untuk keseluruhan film. Mendengar lagunya, jujur membuat Molzania sedikit merinding. Hihiii..
Akting semua pemain keren. Molzania suka sama peran Tatyana Akman dan Kevin Royano. Chemistry diantara keduanya terjalin dengan erat. Terlebih lagi Mbak Wulan Guritno yang jadi coach renang. Sifat tegas yang dimiliki seorang coach dapet banget.
Menonton film ini, Molzania banyak belajar bahwa semua masalah pasti ada jalan keluar. Kuncinya mesti semangat dan ceria menatap masa depan. Tidak ada kehidupan di dunia ini yang mudah. Terlebih bagi kita yang awalnya bukan disabilitas. Lantas ditakdirkan menjadi disabilitas.
Hidup Glo bak roller coaster. Dia yang awalnya diliputi keberuntungan demi keberuntungan. Mendadak merasa hampa karena harus menjadi disabilitas. Sosok Glo yang awalnya ceria dan semangat, mendadak layu patah arang. Memang tak mudah menerima diri penyandang disabilitas. Terlebih sebelumnya telah memiliki banyak prestasi di dunia renang seperti Glo.
Dunia renang umumnya menuntut kita memiliki fisik sempurna dan prima. Bagi seorang atlet, berenang mengandalkan kaki dan tangan yang lincah dan bergerak cepat. Wajar jika Glo yang tadinya berfisik sempurna, mendadak depresi dan ingin bunuh diri. Glo merasa mimpinya menjadi atlet renang nasional dan internasional perlahan kandas.
Melambung jauh, terbang tinggi bersama mimpi Terlelap dalam lautan emosi, uh Setelah aku sadar diri, kau t’lah jauh pergi Tinggalkan mimpi yang tiada bertepi.
Keluarga dan Sahabat, Support System Tangguh Bagi Disabilitas
Glo yang emosional karena diejek sesama atlet renang, lantas jatuh terduduk. Rupanya itu menimbulkan cedera fatal yang lambat tertangani. Sehingga kali kedua, Glo jatuh tulang panggulnya pun remuk hingga tulang belakangnya. Hal itu membuat Glo menjadi penyandang disabilitas seumur hidup.
Bagi disabilitas, keluarga adalah support system utama. Orang tua Glo sendiri digambarkan sudah meninggal dunia karena kecelakaan pesawat. Jadi justru bukan sosok orang tua, melainkan nenek Isy-lah yang menjadi penyemangat. Dirinya tampil all out terus memotivasi dan menyemangati Glo yang sedang terpuruk.
Bahkan Nenek Isy rela mengantar cucu satu-satunya itu untuk melanjutkan kuliah di Yogya. Sang nenek yang juga coach renang mencarikan Glo solusi. Bahwa dia masih bisa berprestasi, tak serta merta meninggalkan mimpinya menjadi atlet. Meski dalam kondisi disabilitas. Caranya adalah dengan menjadi atlet disabilitas.
Melalui Nenek Isy, Glo belajar bahwa ada banyak orang disabilitas di luar sana. Hidup mereka terbukti baik-baik saja, meski memiliki hambatan. Pelan-pelan Glo dapat belajar untuk membangun mimpinya lagi.
Sahabat Glo tak kalah perannya dari Nenek Isy. Mereka rela melakukan apa saja demi melihat Glo ceria. Termasuk sosok Julvri, cowok yang diam-diam naksir Glo. Bahkan Julvri rela terbang dari Papua ke Yogya untuk menemani Glo. Saat Glo nyaris menenggelamkan diri, Julvri orang pertama yang menyematkannya.
Disabilitas Manusia Biasa yang Punya Kesalahan
Disabilitas punya stigma negatif. Dianggap lemah dan tak berdaya. Sering dikucilkan dan dikasihani. Tetapi sesungguhnya mereka juga manusia biasa. Punya luapan emosi dan perasaan. Tak luput dari kesalahan. Seperti halnya hidup Glo yang naik turun.
Meski sempat terpuruk, Glo pelan-pelan belajar berenang lagi. Tidak pakai kaki, tetapi mengandalkan kedua tangannya. Glo latihan berjam-jam setiap hari, demi ikut kompetisi. Namun ternyata tak cukup sampai disitu. Di film ini Glo mendapatkan pelecehan seksual. Pelakunya sendiri sesama atlet disabilitas yang telah berprestasi di tingkat Asia.
Sayangnya tak banyak yang diungkap dari kasus predator ini. Meskipun dia penyandang disabilitas, wajib tetap dihukum bila melakukan kesalahan fatal. Minimal diceritain masuk penjara, kek. *kok jadi emosi? :/
Tetapi coach Glo yang justru seorang wanita memilih menutup kasus ini. Malah menyuruh Glo untuk fokus ke kompetisi saja. Ini sangat tak bisa diterima nalar, sih. Mungkin inilah sisi lain orang Indonesia yang cenderung permisif terhadap kasus kekerasan seksual.
Di sisi lain, sebagai disabilitas bukan berarti kita harus terus menjadi prioritas. Kita juga perlu menjadi support system bagi keluarga tersayang bila mereka membutuhkan. Hal itu pula yang dilakukan Glo saat neneknya sakit keras. Meski dirinya lagi sibuk kompetisi, tetapi Glo tetap mendoakan dan menjenguk neneknya yang sedang sakit COVID.
Iya, si Covid juga dibahas di film ini. Enak banget doi jadi cameo. Maklum latar belakangnya dibuat mirip seperti event PON Papua tahun 2021 lalu. Jadi kita akan familiar dengan karantina dan protokol kesehatan. Hihii..
Keindahan Alam Indonesia dari Kaca Mata Disabilitas
Seperti yang Molzania katakan di awal, film “Glo, Kau Cahaya” juga mengangkat tentang keindahan alam Papua. Di sepanjang film, kita disuguhkan berbagai tempat wisata dan kehidupan masyarakat Papua. Sanggup ingin membuat Molzania terbang juga ke negeri cenderawasih itu.
Banyak sekali adegan romantis, namun tetap santun yang disuguhkan dalam acara PDKT pasangan Glo-Julvri. Seru banget sewaktu diajakin paralayang dari atas bukit Papua. Alamnya begitu indah dan memesona.
Ada lagi adegan ngobrol Glo dan kawan-kawan sama Mama-Mama Papua yang jadi pedagang pasar tak kalah lucu. Melalui para mama, Molzania belajar cara berteman yang tetap santun dengan yang lebih tua.
Tak cuma Papua, kehidupan Glo kuliah saat di Yogya juga ikut disorot. Kita dapat melihat suasana jalanan Malioboro yang ramai penduduk. Selain itu Molzania juga diajakin ke kampus Universitas Gajah Mada (UGM) yang sudah ramah disabilitas. Seneng banget, semoga suatu hari bisa kuliah juga di UGM. Aamiin.
Terakhir adegan yang tak kalah seru, saat Glo bertanding di Perparnas XVI Papua. Kita diajak melihat-lihat Stadion Lukas Enembe yang megah dan modern. Di sana sudah ada Anggun yang tampil menyanyi. Film ini katanya diadaptasi dari event nyata yaitu PON Papua 2021 lalu.
Banyak rekan-rekan sesama disabilitas yang dijadikan naradamping atlet. Bukti bahwa Stadion Lukas Enembe sudah ramah disabilitas. Ada sosok disabilitas daksa yang gagap ditampilkan di sini. Dia berkerja sehari-hari sebagai Youtuber. Haha, jadi ingat diri sendiri.
Romantisme Glo-Julvri yang Tetap Santun
Uhuk-uhuk, di film ini juga banyak loh adegan pacar-pacaran. Maklum biarpun ratingnya untuk semua usia, tetapi pada dasarnya ceritanya anak muda. Jadi bumbu-bumbu tentang cinta agak susah dihilangkan oleh sutradaranya.
Meskipun demikian, gaya berpacarannya masih bisa diterimalah. Paling banyak adegan ngobrol bareng dan jalan berduaan. Julvri tergolong nekat juga sih anaknya. Dia rela nyamperin Glo terbang ke Yogya. Padahal dia sendiri pengangguran. Haha..
Sedikit kurang masuk akal cerita hubungan Glo-Julvri ini. Mungkin kekurangan film ini ada di sini. Hubungan keduanya digambarkan berjalan begitu cepat. Tapi ya namanya cinta anak muda. Agak susah untuk ditebak.
Rating Molzania untuk film ini 8/10. Kalian harus nonton sendiri kalau ingin tahu ceritanya secara langsung. Menurut Molzania, cukup seru ceritanya. Anak-anak juga bisa ikutan nonton, sekalian belajar tentang kehidupan disabilitas. ^^
Identitas Film :
Judul : Glo, Kau Cahaya
Tanggal Rilis : 9 Maret 2023
Produksi : Bhuana Art Sinemart
Sutradara : Ani Ema Susanti
Produser : Hamka Handaru
Pemeran : Tatyana Akman, Kevin Royano, Wulan Guritno
Penulis Naskah : Ani Ema Susanti
Negara : Indonesia
Durasi : 93 menit