REVIEW FILM KOREA “JOSEE” – Film Korea Josee mengangkat tentang kehidupan disabilitas di Korea Selatan. Berkisah tentang seorang perempuan muda bernama Josee dengan segala lika-liku kehidupan sebagai seorang disabilitas daksa.
Film Josee erat kaitannya dengan kemanusiaan. Dilatarbelakangi pertanyaan bagaimana orang-orang disabilitas yang berasal dari kalangan bawah memandang kehidupan yang keras. Di Korea, film ini ditayangkan pada 10 Desember 2020 di bawah naungan Warner-Bros, Korea. Film Josee disutradarai oleh Kim Jong Kwan dan dibintangi oleh sejumlah artis ternama Korea, Han Ji Min dan Nam Joo Hyuk.
Sebagai seorang disabilitas daksa yang juga menggunakan kursi roda, drama ini sedikit banyak membuat Molzania tersentuh. Selama ini tak banyak Molzania saksikan drama dan film yang mengangkat kisah disabilitas. Khususnya tokoh utama yang memiliki disabilitas daksa. Sebagian besar hanya berupa cameo atau tokoh sampingan belaka. Makanya begitu Molzania tahu ada drama ini, Molzania pun tertarik untuk menontonnya.
Ketangguhan Perempuan Disabilitas Daksa yang Bermimpi Besar
Saat menonton film ini, Molzania merasa sangat related dengan kehidupan sehari-hari Josee. Cerita diawali dengan pengenalan tokoh utama Josee, yang diselingi suara pacarnya Yeong Sook. Diceritakan Josee lahir pada tahun 1987 di Budapest, Hungaria setahun setelah ayah dan ibunya bertemu di Berlin. Josee menyebut dirinya sebagai orang Korea campuran. Ibunya orang Korea, dan ayahnya orang Hungaria.
Makanya sejak kecil, Josee terobsesi dengan kota kelahirannya. Dia sangat menyukai buku-buku. Wawasannya luas. Koleksi bukunya banyak, memenuhi hampir seluruh kamar. Josee mendapatkan buku-buku usang tersebut dari nenek angkat yang merawatnya.
Josee juga sangat menyukai minuman bir anggur dan hapal semua tentang anggur tersebut. Termasuk rasa dan aromanya hanya dengan mencium dan melihat botolnya saja. Obsesinya ialah ingin berpergian ke tanah kelahirannya itu.
Saat berada di lokasi wisata akuarium, Josee menganggap hidupnya seperti ikan yang ada di akuarium. Josee bersyukur akan hidupnya yang bahagia. Orang-orang mungkin menganggap ikan-ikan itu hidup terkurung. Tapi Josee sesungguhnya merasa bebas. Karena ia gemar membaca, dan pengetahuannya itu membuatnya bisa terbang ke seluruh dunia melebihi orang-orang lain.
Untuk yang satu ini Molzania setuju. Di sini, Josee sedikit menyentil orang-orang non disabilitas yang umumnya sibuk berkerja, sehingga lupa membaca. CMIIW !! *Molzania tersentil juga ini mah 🙁
Sisi Lain Kehidupan Disabilitas Miskin di Korea Selatan
Menurut Molzania, tokoh disabilitas yang diangkat di film Josee menggambarkan umumnya kehidupan disabilitas di Korea sana. Tokoh Josee digambarkan sebagai sosok wanita disabilitas mandiri yang pandai memasak. Dia tinggal sehari-hari bersama nenek angkatnya yang miskin. Josee beraktivitas sehari-hari menggunakan kursi roda listrik. Dia jarang ke luar rumah.
Tentunya kisah Josee tidak dapat digeneralisir ya. Film ini menunjukkan sisi lain kehidupan Korea yang terkenalnya sudah ramah disabilitas. Di Indonesia sendiri tidak banyak disabilitas daksa yang memiliki kursi roda listrik. Umumnya masih manual. Josee pun ketika kursi roda listriknya rusak, dia menggunakan kursi roda manual.
Tokoh Josee mendapatkan kursi roda listrik bekas itu dari hasil pungutan neneknya yang berkerja sebagai pemulung. Ternyata di negara manapun, harga kursi roda listrik itu mahal. Bagaimanapun, Josee beruntung bisa mendapatkan kursi roda listrik bekas itu. Kalau tidak, mungkin otot tangannya akan besar karena terbiasa mendorong kursi roda. Hehehe… (kayak Molzania :P)
Di rumah, Josee tidak menggunakan kursi roda. Ia melakukan aktivitas sehari-hari di rumah dengan menyeret tubuhnya alias mengesot. Dia hobi memasak karena itu tempat memasaknya diletakkan di bawah. Di Korea, makanan dianggap sebagai penyambung kehidupan. Makanya saat Jo See bertemu Yeong Seok, dia mengajaknya makan sebagai rasa terima kasih.
Sebagaimana kehidupan masyarakat kalangan bawah, Josee memiliki tampilan fisik yang kurang terawat. Rumahnya pun kotor dan kumuh. Barang-barang bekas bertebaran dimana-mana. Meskipun demikian, Josee masih lebih beruntung karena memiliki rumah tinggal. Di Korea, orang-orang terbiasa tinggal di flat atau apartemen. Menjadikan rumah yang dibangun di atas sana harganya selangit.
Isu Kejahatan Seksual yang Menimpa Perempuan Disabilitas
Menariknya, di film ini juga dikupas pula tentang isu perempuan disabilitas. Korea Selatan ternyata tak lepas dari hal itu. Di dunia ini, wanita disabilitas rentan akan kejahatan seksual. Apalagi bagi disabilitas yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Josee awalnya sempat menjadi korban kejahatan seksual. Dia terjatuh dari kursi roda usai menerima pelecehan seksual dari orang yang tak dikenal. Josee menyebutnya “orang gila”. Sebelum akhirnya ia bertemu dengan Yeong Seok yang menyelamatkannya. Beruntung dia bertemu dengan Yeong Sok, mahasiswa tanggung yang mau membantunya tanpa pamrih.
Di sini juga dikupas tentang sifat individualistik orang-orang Korea dan perspektif mereka terhadap kaum disabilitas. Seperti halnya di mana saja, kaum disabilitas sering dijadikan objek cemoohan dan sikap rasis dari orang-orang non-disabilitas. Josee pun demikian.
Saat ia jatuh dan kursi rodanya rusak, nggak ada satu pun orang mau membantunya. Yeong Seok terpaksa harus menyewa dan mengeluarkan uang demi gerobak milik penjual warung. Jadi Josee pun dibawa menggunakan gerobak itu oleh Yeong Seok pulang ke rumahnya. (Apa salahnya coba digratisin? :O)
Tau gak sih? Molzania pernah mengalami hal yang sama. Jadi sewaktu jalan-jalan ke mall di Palembang, Molzania kecapekan berjalan menggunakan walker. Waktu itu tak bawa kursi roda, sih. Kakinya jadi kaku dan tidak bisa digerakkan. Jadi oleh Ayah, Molzania didudukkan di trolley barang yang tak terpakai yang ada di dekat restoran bakmi di mall tersebut. Gratis sih, nggak bayar. Tapi sempat minta ijin dulu pada mbak-mbak yang jaga restorannya. 😛
Kisah Percintaan Disabilitas dengan Non-Disabilitas
Pertemuan Josee dengan sosok pemuda tampan bernama Yeong-Seok terjadi karena tidak sengaja. Josee termasuk salah satu wanita disabilitas yang beruntung. Dapat bertemu dengan sosok pemuda yang tulus mencintainya. Rela berjuang demi mengurusnya setelah nenek angkatnya sudah meninggal. Usaha PDKT Yeong Sok berlangsung manis dan hati-hati. Takut menyinggung Josee.
Molzania bisa katakan kalau percintaan seperti ini termasuk Too Good To Be True. Kenapa? Karena banyak disabilitas wanita yang sulit sekali mencari jodoh. Kebanyakan para lelaki yang non disabilitas menganggap wanita disabilitas menyusahkan mereka. Boro-boro dicintai, malah didekati saja pemuda itu kabur. Padahal nggak naksir juga sih. * pengalaman pribadi *
Sayangnya di sini, percintaan Josee dengan Yeong Seok tidak berakhir mulus. Setelah sempat ‘tinggal bersama’ beberapa lama, hubungan mereka pun berakhir. Meskipun menurut Molzania, Yeong Seok mengurus Josee dengan baik. Mereka pun melalui drama percintaan dengan manis dan baik. Yeong Seok membawa Josee mengenal dunia keluar dari buku.
Tak segan, Yeong Seok menggendong Josee di punggung. Mereka menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan sebagaimana pasangan normal lain. Josee pun mengurus Yeong Seok dan berperan sebagai ‘istri’ dengan sangat baik. Yeong Sok mengajari Josee bagaimana mencari sesuatu di internet. Josee digambarkan masih gaptek. Dia bahkan tidak punya ponsel.
Meskipun menurut Molzania, Yeong Seok terkesan memanfaatkan Josee dengan tinggal di rumahnya. Sementara ia sulit mencari pekerjaan setamat kuliah. Tetapi bagi Josee, Yeong Seok adalah cinta pertamanya. Jadi, Josee sedikit bucin pada Yeong Seok dan enggan berpisah.
Wanita tetaplah wanita. Tetaplah dia seorang manusia. Butuh mencintai, dan ingin dicintai. Molzania merasakan apa yang Josee rasakan. Perasaan ingin dihargai oleh manusia lain. Perasaan ingin mengenal lebih dalam seorang laki-laki. Josee akhirnya memilih untuk dicintai seseorang, meskipun nantinya berakhir pahit.
Memiliki Imajinasi yang Kelewat Tinggi
Sayangnya karakter Josee di film Korea ini tidaklah terbuka. Mungkin dilatarbelakangi keinginan untuk dihargai, dia menutup sebagian masa lalunya yang kelam. Meskipun Josee tahu Yeong Seok sangat mencintainya, Josee tetap merasa enggan menceritakan masa lalunya tersebut pada kekasihnya. Josee lebih memilih membuat kisah hidupnya dalam versi imajinernya sendiri.
Kisah masa lalu Josee, Yeong Seok ketahui justru dari temannya, yang dianggap Josee sebagai anaknya. Josee yatim piatu yang kabur dari panti asuhan. Dia merasa bersalah karena telah meracuni kepala panti asuhan yang jahat kepada anak panti. Oleh sebabnya itu, Josee pun menjadi pribadi yang tertutup. Dia merasa telah membunuh seseorang. Padahal kepala pantinya hanya masuk rumah sakit, sih. Hehe..
Yeong Seok : Bagaimana kau bisa menjadi ibu?
Jo See : Apakah kau membutuhkan alasan untuk menjadi ibu? Ibu adalah ibu.
Dari sini, Molzania sebagai penonton merasa dipermainkan oleh Josee. Molzania merasa Josee menyembunyikan fakta di hampir sebagian besar jalan cerita di film ini. Dari situ, Molzania bertanya-tanya apakah kisah percintaan Josee dan Yeong Seok benar-benar terjadi? Mengingat Josee diketahui kemudian sebagai wanita yang gemar berimajinasi tentang kehidupannya sendiri.
Kebohongan demi kebohongan Josee terkuak. Tentang Josee yang berbohong pada Yeong Seok bahwa ia lahir di Budapest. Ayahnya yang seorang bule, sementara ia mirip ibunya. Termasuk pula nama aslinya, latar belakang keluarganya dan mengapa ia lebih memilih menggunakan nama Josee.
Pertemuannya dengan Yeong Seok mungkin saja benar. Tentang Yeong Seok yang membantunya merenovasi rumah Josee karena pacarnya kebetulan bekerja di salah satu yayasan disabilitas. Itu juga benar. Mungkinkah kebohongan Josee juga menjadi penyebab hubungan mereka kandas? Jika hubungan percintaan mereka benar terjadi.
Dan kemudian aku menemukan. Josee ada dalam novel Sagan. Nama seorang pahlawan wanita. Josee menyukai Josee dalam novel. Jadi dia menamai dirinya Josee.
– Yeong Seok.
Di akhir percintaan mereka pun, diketahui bahwa Yeong Seok sempat membawa Josee berjalan-jalan ke Budapest. Meski akhirnya itu hanya imajinasi Josee belaka. Dia tidak kemana-mana. Masih di Korea. Josee pun putus dari Yeong Seok di tempat wisata akuarium.
Yeong Seok sendiri diceritakan sudah punya kekasih, bukan? Sangat mencintai kekasihnya yang pintar dan berasal dari non disabilitas. Saat akhirnya Yeong Seok menikah dengan pacarnya itu, Josee diketahui berpapasan dengan mobil Yeong Seok. Ini sedikit mengisyaratkan bagi Molzania, bahwa Josee pada akhirnya melupakan kisah percintaan imajinernya tersebut. Josee memilih kembali pada kehidupan normalnya saja.
Ending Film Josee : Sebatang Kara Akhirnya Meninggal ?
Ini asumsi Molzania setelah melihat beberapa adegan terakhir dari film Josee. Asumsi penjelasan ending film Josee. DIceritakan pada akhirnya Josee tidak memiliki siapa-siapa lagi. Nenek yang merawatnya sudah meninggal. Josee hidup sebatang kara di rumahnya. Hanya mengandalkan sumbangan dari yayasan, dan bantuan teman prianya. Adegan di akuarium menyiratkan bahwa Josee yang ingin putus dari Yeong Seok. Josee merasa hidupnya tidak sendirian, meski ia putus dari Yeong Seok. Josee tak hendak lagi memberatkan hidup Yeong Seok.
Lalu saat Josee berjalan-jalan dengan Yeong Seok di malam hari saat bunga-bunga sedang bermekaran. Sangat Indah sebenarnya adegan ini. Tapi Josee disitu berkata bahwa hidupnya seperti bunga di musim gugur. Musim dimana bunga-bunga itu layu dengan indah. Dengan indah, diam-diam layu. Apakah Josee akhirnya meninggal menyusul neneknya?? Apakah kata-kata layu di sini menyiratkan kematian?? Entahlah… ini kan hanya asumsi Molzania belaka. 🙁
Molzania jujur loh saat menonton film ini merasa sangat amat nyesek. Secara tidak langsung, Molzania juga berkaca pada diri sendiri. Melalui film ini, kisah cinta Josee digambarkan dengan begitu realistis. Bisa dibilang lengkap malah. Meskipun pada awalnya, yah jujur sih too good to be true. Bak Cinderella berkursi roda yang bertemu dengan pangeran tampan yang hatinya sebening kristal.
Ohya, adegan selanjutnya yang bikin nyesek itu ialah ketika Josee memberikan test pack garis satu pada Yeong Seok. Setelah ‘menikah’, tentunya seorang perempuan berharap bisa hamil. Apakah hamil juga bagian dari keinginan terpendam Josee? Apakah ini juga penyebab mereka putus jika hubungan mereka benar? 🙁
Buat lucu-lucuan aja sih, film Josee itu bagusnya dilanjutkan dengan film Start Up. Karakter Yeong Seok dan Nam Do-San hampir mirip-mirip. Polos, canggung, agak kuper gemes gitu (Sorry canda dong ah, eyke tim Han Jip Yeong :P). Akhirnya Do San kan nikah juga sama ceweknya? Hehe.. 😛
Akting Han Ji Min dan Nam Joo Hyuk yang Memukau
Jujur Molzania pun baru tahu kalau sosok yang memerankan Josee itu Han Ji Min Eonni. Doi pernah main juga di film Rooftop Prince yang jadi favorit sepanjang masa. Makanya sekilas kok kayak mengingatkan pada seseorang. Sorot mata Josee saat sedih mengingatkan sama Park Ha di Rooftop Prince. Ternyata mereka dua orang yang sama, hahaha..
Akting Nam Joo Hyuk pun mengingatkan Molzania pada sosok Do San di drama Start-Up. Karakter keduanya juga hampir mirip. Sangat berbeda dengan akting Nam Joo Hyuk di Bride of Habaek misalnya. Di film Bride of Habaek, Nam Joo Hyuk tampil lebih gentleman dan kuat sekali. Tidak cengeng dan agak lembek pas main di film Josee dan Start-Up. Awas aja kalo perannya berlanjut kayak gini terus.. -_-
Keduanya boleh dibilang daebakk lah. Sangat menjiwai peran masing-masing. Padahal antara Han Ji Min eonni dan Nam Joo Hyuk memiliki usia yang terpaut jauh. Molzania no commentlah sama keduanya. Kualitasnya tidak diragukan sama-sama memukau.
Sekian dulu review film Josee versi Molzania dari perspektif seorang perempuan disabilitas daksa. Menurut kalian gimana nih reviewnya? Apakah kalian punya sudut pandang yang lain? Mianhae kalo kepanjangan. Selamat menikmati sendiri ya filmnya. Kalau ada request, drama dan film disabilitas lain yang mau Molzania review. Tulis ya di kolom komen ^^v
Sumber Artikel:
Asian Wiki
Cuplikan film Josee
Wikipedia
Film yg menarik untuk di tonton sih,cuman agak mumet aja sedikt hehe .pas filmnya abis lngsung buka google cari sinopsis soalnya penasaran sama endingnya
Terima kasih atas reviewnya, habis baca review ini jadi paham endingnya.
kena mental lagi habis nonton ini movie. 😥
iyaa.. agak susah dimengerti ya endingnya.
mereka ini pertema kali ketemu di drama the light in your eyes. sama2 jadi pemeran utama. dan dramanya juga baguss.
wahh iya, mesti nonton nih..
Mba, jd ini filmnya, ada beberapa scene yg ternyata imaginasi Josee, tp ada yg beneran :D? Gitu ga sih. Aku jujurnya kalo nonton film yg campur2 antara imaginasi dan beneran gini, lgs mumeeet hahahahaha.
Reviewnya sih menarik mba. Tapi ya itu, kayaknya aku tonton kalo sdg santai nih cocoknya. Jd mikirnya ga pusing hihihi…
iyaaaa,, menurut molzania gituu.. hehe.. nggak tau klo yang lain gmn pendapatnya 🙂
Aku kok ga nemu di Viu ya, Molly. Ini nontonnya di mana? Pengin nonton Josee dari tahun lalu
viu emang gak ada mbak. adanya di aplikasi drakor id