2,158 Views

REVIEW FILM SHINO CAN’T SAY HER NAME – Udah lama banget, Molzania nggak mereview film Jepang. Terakhir film “The Girl who Leapt Through Time” yang bikin sukses mengsedih alias termehek-mehek. Sampai bikin terbayang-bayang terus. Emang film-film negeri sakura itu ceritanya kadang nggak biasa. Pun kebanyakan diadaptasi dari serial manga yang memang populer banget di sana.

Film “Shino Can’t Say Her Own Name” yang tayang pada tahun 2018 pun demikian. Diadaptasi dari manga karya Shuzo Ozimi dengan judul yang sama. Film yang satu ini berlatarbelakang cerita tentang kepedulian terhadap isu stuttering yang dalam Bahasa Indonesia disebut gagap. Sebuah hal yang boleh jadi dianggap aneh dan tidak biasa oleh orang Indonesia.

review film 'shino can't say her own name 2018

Durasi film ini kurang lebih 110 menit alias dua jam. Bukan series, film remaja ini bisa kita nikmati dalam sekali duduk. Dibintangi oleh sejumlah artis Jepang remaja seperti Sara Minami, Aju Makita dan Riku Hagiwara. Bagi sobat yang menyukai film-film santai Jepang tanpa adegan percintaan, nah film ini cocok untuk kalian. Di sini kisahnya mengedepankan tentang kisah persahabatan antar remaja. Sebuah film yang cukup manis untuk ditonton.

SINOPSIS FILM “SHINO CAN’T SAY HER OWN NAME” (2018)

Sebelum bercerita lebih jauh mengenai film ini, Molzania mau bercerita sedikit mengenai apa itu gagap. Menurut situs Hello Sehat, gagap ialah bagian dari gangguan bicara yang mana penderitanya sering kesulitan dalam mengucapkan kata-kata. Biasanya terjadi pengulangan kata secara berkepanjangan, disertai dengan kedipan mata yang cepat dan bibir yang bergetar.

Penyebab terjadinya gagap bisa bermacam-macam, antara lain gangguan psikis, neurologis, perkembangan tubuh di usia kanak-kanak hingga faktor genetik. Dikarenakan cara berbicaranya yang dianggap tak normal, para penyandang gagap malah sering dijadikan bahan tertawaan. Hal ini pula yang dialami oleh Oshima Shino, seorang cewek berusia 15 tahun dalam film “Shino Can’t Say Her Own Name”.

Sesuai judulnya, Oshima Shino diperankan oleh Sara Minami tidak bisa melafalkan namanya dengan benar. Makanya pada hari pertama bersekolah di SMA, Shino justru malas-malasan. Sepanjang pagi dan perjalanan ke sekolah, Shino berbicara sendiri. Mengulang-ulangi percakapan untuk memperkenalkan diri dengan teman-temannya nanti. Benar saja, saat disuruh oleh gurunya Shino kesulitan mengeja namanya.

Duo Shino-Kayo

Persahabatan unik antara Shino dan Kayo.

Dikarenakan terlihat aneh, Shino pun ditertawai teman cowoknya Kikuchi yang diperankan oleh Riku Hagiwara. Akibatnya Shino pun menutup diri dari teman-teman sekelasnya karena malu. Dia pun lebih memilih menyendiri dan mengobrol sendiri saat jam istirahat untuk makan siang. Aksinya itu ternyata dipergoki oleh guru kelasnya. Shino malah diminta oleh gurunya agar tidak gugup dan membaur dengan teman-temannya.

Baca Juga:  Review Film Glo, Kau Cahaya, Kisah Atlet Disabilitas Papua

Shino berusaha menuruti saran gurunya. Tapi ternyata itu tidak menyembuhkan penyakit gagapnya saat berbicara dengan orang lain. Saat di rumah, dia berbicara lancar dengan ibunya. Di tengah kegundahannya, dia tak sengaja berteman dengan seorang cewek bernama Kayo Okasaki. Ternyata Kayo pun punya kepribadian yang mirip dengan Shino. Sama-sama pendiam dan gemar menyendiri.

Berteman dengan Kayo, Shino belajar banyak tentang arti persahabatan. Kayo mengajari Shino agar bisa lancar mengemukakan isi hatinya, yaitu dengan cara menulis. Seiring berjalannya waktu, Shino tahu ternyata Kayo juga memiliki sisi lain yang berbeda. Kayo suka bernyanyi dan pandai bermain gitar, tapi buta nada. Sementara Shino sendiri juga gemar bernyanyi. Tak dinyana, Kayo pun mengajaknya duet membentuk sebuah band. Nah lho?

Kira-kira bisa gak nih, Shino-Kayo mengatasi kesulitan-kesulitan mereka? Gimana pula bila suatu hari Kikuchi yang tadinya dianggap tukang bully, ternyata mengutarakan niatnya untuk bersahabat dengan Shino dan Kayo? Sobat, mesti nonton sendiri ya film ini. 

REVIEW FILM “Shino Can’t Say Her Own Name” : Kisah Inspiratif yang Penuh Kejutan

Keren! Satu kata yang mewakili pendapat hati Molzania ketika menonton film ini. Sebagaimana film remaja khas Jepang, kisahnya disajikan inspiratif. Banyak hikmah yang terkandung dalam film ini. Bikin kita belajar untuk menghargai sesama manusia. Bahwa manusia sejatinya punya kekurangan dan kelebihan. Jangan pernah meremehkan orang dari fisik semata.

shino-kayo-kikuchi

Para dekmes yang bikin senewen wkwk.

Menurut Molzania, film ini tontonan yang pas bagi para remaja. Tidak ada unsur percintaan yang penuh adegan romantis, murni kisah persahabatan antar remaja. Akting ketiganya terkesan natural mewakili kisah remaja pada umumnya. Hal yang bikin Molzania suka ialah kesimpulan bahwa selalu ada alasan tersendiri mengapa seseorang berbuat sesuatu. Baik peran antagonis, maupun protagonis semuanya dijabarkan secara mendalam dan mudah untuk dimengerti.

Baca Juga:  Naruto Gaiden The Next Generation of Naruto Cs

Sedikit spoiler: Awalnya Molzania kesel sih dengan sosok Kikuchi.
Tapi ternyata cowok jangkung ini juga memiliki masalahnya sendiri-sendiri.
Nggak jadi kesel lagi, deh. Dasar bocah!!!

Surprisingly, Molzania lumayan terkesan dengan riset yang dilakukan pembuat cerita aslinya. Sebagai seorang stutter, Molzania merasa relate dengan beberapa adegan yang dilakukan oleh Shino. Psstt.. untuk mengatasi kegugupan, Shino berbicara sendiri sembari mengulang-ulang kata. Ini juga yang sering Molzania lakukan sebelum berbicara di depan orang banyak.  Namun tetap saja gagapnya keluar. Hikz.

Kemudian saat Kayo mengajari Shino berbicara lewat menulis, hal ini pula yang sudah Molzania lakukan selama ini. Sebagai penyandang gagap, Molzania lebih menyukai mengemukakan pendapat dan isi hati lewat tulisan. Bahkan saat ingin berbicara, tak jarang Molzania tulis lebih dulu apa yang hendak disampaikan. Barulah setelah itu, setelah berulang kali “ngomong sendiri”, Molzania baru memberanikan diri untuk bicara,

Salah satu kekurangan dari film ini, mungkin terletak pada persahabatan antara Kayo dan Shino itu sendiri. Kayo digambarkan sebagai sosok cewek tomboy, sedangkan Shino cewek feminim. Pada film tersebut, Molzania mencium aroma Sister Romance. Beberapa adegan tak jarang mereka tidur bareng di pundak saat berada di bis. Entahlah, adegan ini bisa jadi lucu, tapi mengingatkan Molzania pada kisah percintaan di drama Korea. O.o

shino-kayo tidur bersama

Mirip kayak pasangan di drama Korea gak, sih? O.o

Namun kesimpulannya, apa yang dibutuhkan sebenarnya oleh para penyandang gagap digambarkan secara jelas pada ending film ini. Bahwa gagap itu bukanlah sebuah lelucon. Tidak untuk menjadi bahan tertawaan. Pun orang gagap, tak ingin menjadi gagap. Namun kadang empati manusia telah mati. Sehingga mereka tidak peduli akan berbagai kesulitan yang dihadapi penyandang gagap.

 

Profil Film

Judul Film : Shino, Can’t Say Her Own Name (2018)
Rating : 4/5
Genre : Remaja – diadaptasi dari komik
Tanggal Rilis : 14 Juli 2018
Produser: Kimiaki Tasaka, Takeshi Dased
Penulis naskah : Shuzo Oshimi (manga), Shin Adachi (film)
Produksi : Bitters End