Identitas Buku:
Judul : 3 Jam, 3,5 Milyar : Matahari Pecah di Langit Jakarta
Penulis : Pipiet Senja, Haikal Siregar, Zhizhi Siregar
Penerbit : PT. Abisatya Patala Indonesia
Tahun : 2016
Jumlah Halaman : menyusul
ISBN : 978-692-73907-1-3
Kalau sobat menyukai novel yang bertemakan motivasi, mungkin novel ini akan jadi favorit. Dari cover luarnya saja yang terlihat cukup meriah, sudah dijelaskan kalau ide ceritanya terinspirasi dari kisah anak minang. Novel ini ditulis keroyokan oleh tiga orang, yang salah satunya merupakan novelis legendaris asal Indonesia. Siapa lagi kalau bukan bunda Pipiet Senja? Ditambah dua orang lagi yaitu, duo kakak beradik Haikal dan Zhizhi Siregar.
Masa kecil Bara harus menyaksikan dengan mata telanjang ayahnya yang banyak hutang dipukuli dan disiksa oleh debt collector. Demi menghindari kejaran para penagih hutang, sang ayah harus kabur dari rumah. Pun ketika masuk masa dewasa muda, ia harus berjuang sendirian nun jauh di Ibukota untuk menghidupi keluarganya.
Hanya sosok seorang Ibu-lah yang selalu menyemangatinya untuk menghadapi masa-masa sulit. Maka Bara pun tak henti mengingat pesan ibunya yang dipanggilnya “Mamak” ini setibanya di perantauan. Setelah “diusir” dari rumah Om dan Tantenya, Bara pun menggunakan hinaan mereka itu untuk membuktikan kepada dunia bahwa ia bisa jadi orang berhasil.
Lumayan sadis ya kedengarannya kalimat hinaan om dan tantenya kepada Bara. Namun Bara sosok yang tangguh. Ia rela melakukan apa saja demi satu tujuan menyenangi keluarganya. Berbekal doa Mamak, Bara pun memulai untuk melalui naik turun episode kehidupan. Berhasilkah Bara dalam mencapai impiannya?
Banyak hal yang ditemui Bara, dan menurut Molzania cukup kompleks untuk menggambarkan kenyataan bahwa ibukota itu kejam. Di novel ini, kalian akan menyaksikan betapa kerasnya Bara mengejar mimpinya. Beragam kepribadian dan karakter manusia ditemui dan darinya ia dapat belajar. Sosok menyebalkan, hingga teman yang selalu ada dalam kesulitan. Tak ketinggalan pula, disini kalian akan diceritakan mengenai kehidupan percintaan Bara di kala muda yang juga penuh lika-liku.
Ranah Minang terkenal akan budaya Islami, maka novel ini pun mengandung hal-hal demikian. Banyak penggambaran cerita yang diambil dan dikaitkan dengan Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW. Salah satu pesan moral yang terkandung dalam novel ini mengajarkan kita bahwa jangan pernah berputus asa. Selalu ada hikmah di setiap kejadian. Dibalik kesusahan pasti ada kesenangan.
Baru seperempat membaca novel ini, nurani Molzania sudah tersentuh. Tak ada salahnya kita menyiapkan tisu karena cukup banyak adegan yang bikin sedih. Sesuai yang Molzania katakan di awal, novel ini merupakan kisah nyata anak minang bernama Gery Busye yang saat ini dikenal sebagai produser sekaligus pemilik OMG Boutique dan OMG Cinema.
Hanya saja ketika pada permulaan bagian novel ini, disertai sinopsis singkat keseluruhan sejumlah dua halaman. Menurut Molzania bagian ini sangat disayangkan. Pemandangan yang kurang enak karena kita serasa sudah dicekoki spoiler utuh sebelum bisa benar-benar menikmati jalan ceritanya. Ada baiknya sinopsis tersebut diletakkan di bagian akhir, atau diskip secara manual agar pembaca tak kehilangan mood saat membacanya.