REVIEW NOVEL SCHOOL NURSE KARYA CHUNG SERANG – Apa jadinya jika kita memiliki kemampuan indigo? Bisa melihat hantu dan monster yang tak bisa dilihat orang lain. Kalau Molzania sih sudah stress banget. Soalnya pasti bakalan ketakutan tiap hari.
Namun ternyata tidak bagi seorang Ahn Eunhyoung yang juga berprofesi sebagai perawat sekolah. Dirinya bahkan bertekad untuk membantu para siswa dengan cara yang tidak biasa.
Sinopsis Novel School Nurse Ahn Eunhyoung
Apa yang menurutmu baik, belum tentu dia baik.
Sebaliknya apa yang menurutmu buruk, belum tentu dia buruk.
Menjadi pembasmi hantu, Diam-diam bermanfaat bagi orang lain. itulah jalan hidup yang dipilih oleh Ahn Eunhyoung. Sehari-hari Eunhyoung berkerja sebagai perawat sekolah.
Kemana-mana dia membawa pedang warna-warni dan pistol mainan. Kelakuannya itu awalnya dianggap aneh oleh Hong Inpyo, guru sastra klasik di sekolah M.
Tetapi setelah insiden ruang bawah tanah, kejadian yang menyebabkan murid-murid di sekolah kerasukan, mau tak mau Inpyo mulai memercayai Eunhyoung.
Selain berprofesi sebagai perawat sekolah, Ahn Eunhyoung juga punya pekerjaan sukarela sebagai pembasmi hantu. Dia melawan berbagai hantu dan monster jahat tak kasat mata dengan ‘senjata’ mainannya itu.
Inpyo yang penasaran lantas melakukan petualangan supranatural bersama Eunhyoung. Dari Eunhyoung, Inpyo akhirnya tahu. Sekolah yang diwariskan Inpyo dari kakeknya ini menyimpan sejarah kelam di masa lalu.
Dalam diri Inpyo sendiri ada kekuatan besar yang hanya bisa dilihat oleh Eunhyoung. Dikarenakan kekuatannya itu pula, Inpyo ditugaskan kakeknya untuk menjaga murid-murid sekolah dari kejahatan orang-orang yang berurusan dengan Eunhyoung.
Beruntungnya ada Eunhyoung disisi Inpyo. Dengan kekuatan yang dimiliki Inpyo, Eunhyoung mampu menghadapi serangan dari makhluk tak kasat mata yang hampir memusnahkan seisi sekolah.
Identitas Novel
Novel “School Nurse” ditulis oleh Chung Serang. Penulis pernah berprofesi sebagai Editor dan menjadi penulis termuda asal Korea untuk buku yang dialihbahasakan ke Bahasa Jepang. Novel terjemahan asal Korea ini bergenre fantasi dan fiksi ilmiah.
Memiliki ketebalan 272 halaman, novel ini cocok ditujukan untuk kalangan remaja hingga dewasa. Di Korea Selatan, novel ini diterbitkan oleh Minumsa Publishing pada tahun 2015.
Pada tahun 2020, novel ini diadaptasi menjadi serial di Netflix. Novel kelima Chung ini sudah diterjemahkan pula ke Bahasa Indonesia. Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
Chung, seorang penulis fiksi dan fantasi ilmiah yang mengagumi profesi guru. Makanya karya novelnya satu ini mengangkat tema kehidupan sekolah. Bahkan beberapa nama tokohnya ada yang diambil dari teman-temannya yang berprofesi sebagai guru.
Ulasan Novel : Kisah Perawat Pembasmi Hantu SekolaH
Membaca kisah petualangan Ahn Eunhyoung mengingatkan pada sosok Harry Potter. Keduanya sama-sama memiliki kekuatan supranatural dan bermental petarung. Uniknya sosok hantu yang biasanya seram di film-film, diubah oleh penulis menjadi berbentuk unik dan lucu.
“Singkat kata, yang dilihat Eunhyoung adalah sebentuk ektoplasma…, gumpalan putih mirip jeli itu memiliki tingkat kekentalan yang berbeda, tergantung pada jenis saat pembentukannya. “ (halaman 14).
Meskipun setan dan hantu ini berwujud seperti agar-agar, namun tak menghilangkan kesan seram. Sang hantu tetap digambarkan sebagai sosok tak kasat mata yang kerap mengganggu.
Bahkan kemunculannya seringkali menyebabkan Eunhyoung harus berjibaku dengan senjata andalannya. Makhluk yang berbentuk jeli ini tak hanya hantu, tetapi juga manusia yang masih hidup. Banyak hantu pula yang memiliki fisik bak manusia.
Tentunya ini hanya bisa dilihat oleh Eunhyoung saja. Dikarenakan kemampuan indigo miliknya didapatkan sejak kecil, Eunhyoung memiliki teman hantu yang berasal dari teman-teman dekatnya yang sudah meninggal.
Alhasil kisahnya tidak seram lagi, malah mengandung air mata di benak pembaca. Selain hantu berbentuk jeli, banyak cerita unik di luar nalar yang diceritakan dalam novel.
Solusi menyimpulkan bulu ketiak untuk menanggulangi energi bocor, saat menghadapi kenakalan remaja salah satu hal yang membuat cerita novel ini lebih segar untuk dibaca. Soalnya kisahnya bakal terasa menggelikan.
Kisah Sedih Hantu yang Penuh Nestapa
Novel ini juga banyak mengulas kisah-kisah menyentuh para hantu menjelang kematian. Ternyata masing-masing memiliki kedukaannya sendiri-sendiri. Banyak cerita hantu yang diceritakan di novel ini yang berhati baik.
Biarpun sudah berada di alam berbeda, tetapi mereka masih mengingat dengan detail kejadian saat raganya berpisah. Misalnya saja kisah hidup Kangseon di buku ini. Sahabat semasa SMA Eunhyoung itu harus meninggal dengan cara yang tragis.
Kangseon meninggal karena kecelakaan kerja usai tertimpa mesin. Saat akhirnya Kangseon meninggal, dia menemui Eunhyeong dan terus menjadi sahabatnya.
Hubungan mereka berakhir, ketika Kangseon menceritakan kejadian saat ia meninggal dunia. Eunhyeong harus melihat dengan mata kepalanya sendiri kepergian Kangseon.
Dalam cerita ini, penulis mengkritik perusahaan yang tak mau ikut bertanggungjawab atas karyawan yang meninggal. Soalnya kita tidak pernah tahu apakah mesin penyebab kecelakaan itu dalam kondisi prima, ataukah sudah usang.
Perusahaan enggan untuk mengungkapnya. Mereka seringkali berdalih telah melakukan pemeriksaan sebelumnya.
Atau kisahnya hantu Jeonghyeon, sahabat masa kecil Sang Perawat Sekolah. Eunhyoung masih sering menemuinya di taman, sembari membawa camilan.
Jeonghyeon berkata bahwa ibunya masih sering mengunjunginya di sana, karena itu juga lokasi dimana Ia kecelakaan. Saat Eunhyoung dewasa, Jeonghyeon menyadari dirinya tidak bertambah tua.
Tentu sebagai pembaca bergidik ngeri. Sekaligus berempati pada Jonghyeon yang harus meregang nyawa di usia kanak-kanak. Masa depannya seharusnya masih cerah, namun takdir berkata lain.
Di usia sekecil itu, dirinya sudah harus merasakan kepahitan. Sebatang kara tanpa perlindungan keluarga lagi.
Membayangkan diri ini meninggal dunia nanti. Akankah seperti para hantu yang ada di novel “School Nurse Ahn Eunhyeong” ? Apakah nantinya bernasib sama seperti Jeonghyeon dan Kangseon? Mudah-mudahan tidak.
Banyak Mengangkat Inklusif dan Keberagaman
Novel “School Nurse” terdiri dari 10 bab. Tidak bosan dibaca hingga akhir. Gaya penulisan Chung berbeda dari novel remaja fantasi lainnya.
Ceritanya sebagian besar tak melulu mengangkat kisah tokoh utama. Tetapi juga banyak memuat kisah-kisah singkat tentang tokoh pembantu.
Asyiknya tak cuma mengangkat sosok Indigo, buku ini memuat cerita inklusif. Inpyo, sosok guru sastra klasik yang pintar, digambarkan sebagai disabilitas daksa. Kakinya pincang karena terlibat kecelakaan di waktu kecil.
Meskipun memiliki kekurangan fisik, Inpyo dianugerahi kekuatan supranatural yang luar biasa. Dirinya menjadi sumber energi terbaik bagi Eunhyoung.
Sebagaimana kehidupan banyak disabilitas, Inpyo juga kerap mengalami hal-hal sulit. Hambatan dari diri sendiri, bahkan pelecehan juga dialami oleh Inpyo.
Pelecehan yang diterima Inpyo justru dari muridnya sendiri. Penulis menceritakan berbagai tantangan hidup yang sering dialami oleh penyandang disabilitas. Ini akan memunculkan rasa empati dan simpati pada benak pembaca.
Pembaca juga diajak untuk berkenalan dengan murid-murid sekolah M dengan segala tingkah pola remaja yang beragam. Sebagaimana murid SMA, siswa-siswi sekolah M juga memiliki kisah cinta dan kenakalan remaja.
Beragam persoalan khas remaja ini menjadi satu kesatuan dari fenomena supranatural yang terjadi di sekolah.
Realita Kehidupan Sekolah di Korea Selatan
Ada banyak cerita yang diluar dugaan. Kisah patah hati yang ternyata menjadi penyebab kerasukan di sekolah. Atau kenakalan dua remaja Minwoo dan Gu Jihyeong. Mereka melakukan pencurian bantal. Namun secara tak sengaja melibatkan sosok hantu siswi yang sudah meninggal.
Pada novel ini juga dibahas tentang pembullyan yang kerap ada di sekolah. Kisah Hwang Yujeong, murid perempuan yang jatuh cinta pada gurunya Mackenzie.
Yujeong ini siswi sekolah M yang sering dibully, yang mendapatkan pembelaan dari guru Mac. Terkuak fakta bahwa ibunya Yujeong juga bersikap tak baik saat Ia ada masalah.
Di sekolahnya Yujeong dianggap aneh. Ia pun sempat curhat pada halaman 101-102 bahwa sebenarnya ia tak takut menjadi orang yang berbeda.
Dari sini penulis terlihat berusaha menyemangati anak muda untuk menjadi dirinya sendiri. Tak usah pedulikan perkataan buruk orang lain terhadap diri kita.
Cerita-cerita pada novel ini sebetulnya seram, tapi juga menimbulkan perasaan campur aduk antara kasihan dan miris. Hukuman untuk kenakalan Minwoo dan Gu Jihyeong dari Inpyo terdengar unik dan lucu.
Inpyo menghukum mereka dengan menyuruh untuk mencukur bulu ketiak. Semua aksi para pelajar sekolah M tergambarkan dengan lugu dan apik dalam novel School Nurse ini.
Kisah ini juga memuat pengalaman pribadi Eunhyoung sebagai seorang indigo. Latar belakang masa kecil hingga masa dewasa. Suka duka Eunhyoung yang bisa melihat hantu tergambar jelas dalam novel ini.
Pun kisah masa lalunya Eunhyoung yang pahit sebagai korban pelecehan seksual, digambarkan dalam suasana yang membuat pembaca terhenyak. Eunhyoung tampil heroik menghadapi para pelaku pelecehan.
Wawasan Tentang Korea Selatan
Buku ini juga memuat pengetahuan tentang budaya dan tradisi masyarakat Korea Selatan. Penulis mengaitkannya dengan ajaran dan pemikiran Konfusianisme, Taoisme dan Buddha.
Kita bisa melihatnya dari perbuatan Eunhyoung yang mengadu peruntungan dengan peramal. Atau Eunhyoung yang membawa jimat keberuntungan. Bahkan ada pula hantu berwujud naga yang dikalahkan oleh Eunhyoung.
Saat ini memang banyak orang Korea yang masih percaya dengan ramalan. Mereka banyak mempertanyakan tentang keberuntungan masa depan.
Akan tetapi lewat novel ini, kita juga bisa membaca tentang nasihat peramal yang baik. Sehingga kita akhirnya menuruti perkataannya. Ada pula tambahan pengetahuan tentang gulat dan puisi Korea pada halaman 110. Ternyata di Korea pun ada olahraga gulat.
Membaca bagian ini akan membuat pembaca penasaran lebih jauh mengenai berbagai budaya Korea. Mereka bisa mencarinya di internet setelah membaca novel ini.
Pesan Moral yang Inspiratif Bagi Pembaca
Di dalam buku ini, juga diceritakan berbagai fenomena dan pandangan masyarakat Korea Selatan tentang dunia supranatural. Mungkin tak cuma di Korea saja, bahkan di seluruh dunia.
Pada zaman modern, ternyata masih banyak orang yang percaya bahwa arwah bisa mendatangkan keberuntungan. Mereka rela menghambur-hamburkan banyak uang untuk membeli jimat dari dukun atau orang-orang Indigo semacam Eunhyoung.
Mirip seperti yang dilakukan oleh keluarga Raedi pada kisah di Bab 6. Dikisahkan Ibu Raedi yang mengaku melihat hantu ini, memanggil Eunhyoung untuk mengusir hantu gentayangan yang berasal dari masa lalu suaminya.
Orang-orang semacam ini jelas sangat disayangkan. Bahkan oleh Eunhyoung sendiri. Seharusnya Ibu Raedi memeriksakan kondisi kejiwaannya dulu.
Perkembangan ilmu sains dan medis yang makin canggih terkadang dikesampingkan. Orang-orang lebih percaya pada dunia supranatural.
Meskipun dari sisi orang Indigo mungkin ada penjelasan logisnya. Tapi sebelum kita melangkah ke arah mistis, lebih baik kita mencari tahu dari sisi ilmiah terlebih dahulu.
Sebagaimana halnya yang dialami tokoh utama. Eunhyoung tak ragu melakukan affirmasi positif saat menghadapi kesulitan. Hal tersebut memang disarankan dalam ilmu kejiwaan.
Romantisnya, selalu ada Inpyo menemani Eunhyoung di saat-saat genting. Kata-kata yang diucapkan Inpyo begitu romantis dan menggugah. Menimbulkan motivasi baru di benak pembaca. Penulis menyuruh pembaca agar jangan takut untuk mencoba bila gagal.
Selain itu, penulis menggambarkan peran antagonis utama di novel ini juga memiliki sisi baik. Kita tak akan bisa menebak bahwa ternyata penyebab semua kekacauan di sekolah justru orang dekat.
Ada dua pelakunya alias pemeran antagonis utamanya, yaitu Mackenzie dan Jihyeong. Namun bagusnya Eunhyoung tak sepenuhnya membenci orang ini.
Dia masih menghubungi dan meminta bantuan dari Mackenzie. Ini menyiratkan sisi penulis yang ingin lebih menonjolkan kebaikan hati Eunhyoung.
Kelemahan dan Kekurangan Isi Novel
Ada beberapa bagian cerita dalam buku ini yang tidak dijelaskan dengan detail. Tampaknya penulis ingin membiarkan pembaca menerka-nerka sendiri.
Misalnya pada kisah pasien Eunhyoung di masa lalu yang koma, namun lantas jatuh cinta pada perawat rumah sakit. Arwah pasien itu diam-diam mengamati si perawat.
Eunhyeong pun membisiki pasien itu kata-kata negatif tentang perawat agar Ia melupakan perasaannya, Cerita ini ada pada halaman 109-110.
Sayangnya tidak dijelaskan apakah pasien pada akhirnya sembuh ataukah meninggal setelah dibisiki Eunhyoung. Ini akan membuat pembaca menjadi bertanya-tanya, sehingga sedikit mengurangi keasyikan sewaktu membaca buku ini.
Kutipan Favorit Menggugah Perasaan
Beberapa kutipan favorit dalam novel ini:
“Hal-hal buruk terus terjadi. Apapun itu jangan patah semangat.” (Halaman 186).
“Dalam suatu kelompok pasti ada seekor hewan yang ditinggalkan sebagai mangsa, yang tidak akan pernah menjadi bagian dari kelompok itu. Kenapa mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku terlahir seperti ini? Seandainya saja mereka membiarkanku hidup terpisah dari kelompok. “ – Isi hati Hwang Yujeong. (halaman 101-102).
“Bagaimanapun, suatu hari nanti kau pasti akan kalah. Orang-orang baik tidak mungkin akan menang terus melawan orang-orang jahat. Tidak apa-apa, karena kebaikan hati juga tidak bisa membuatmu menang setiap saat. Tidak apa-apa jika kau kalah. Tidak apa-apa kabur saja. Kita bisa mencobanya lagi lain kali. “ – kata-kata Inpyo kepada Eunhyoung. (Halaman 257).