SEJARAH PERKEMBANGAN BUDAYA HALLYU KOREA SELATAN – Sering dengar istilah hallyu? Pasti Korean Lovers sering mendengarnya. Tapi tahu tidak arti hallyu itu sendiri? Penamaan Hallyu berasal dari Bahasa Cina. Dalam Bahasa Inggris hallyu disebut pula dengan Korean Wave atau Gelombang Korea.
Sesuai namanya Istilah Hallyu merujuk kepada fenomena merebaknya budaya dan kesenian populer Korea Selatan ke seluruh dunia. Siapa sih yang sekarang tak kenal sama Drama Korea, K-Pop, film dan artis-artis Korea? Saking fenomenalnya, budaya hallyu budaya populer berikutnya yang tumbuh dari Asia Timur.
Budaya Hallyu terbagi ke dalam 4 fase; hallyu versi 1.0 dijuluki sebagai awal fase budaya hallyu yang merujuk kepada Drama Korea, hallyu versi 2.0 fase kedua budaya hallyu awal kemunculan musik Kpop, hallyu versi 3.0 di mana budaya-budaya Korea mulai menyebar (K-Culture) dan saat ini kita berada di Hallyu versi 4.0 di mana Korea menjadi lifestyle / gaya hidup yang dinamakan K-Style.
Sejarah Perkembangan Budaya Hallyu Korea Selatan
Sejarah perkembangan budaya hallyu di Korea Selatan dimulai sejak pertengahan 1990. Dilansir dari martinroll, kemunculan film tentang spionase Korea Selatan dan Korea Utara berjudul Swiri, berhasil merajai Asia Tenggara. Film Swiri sendiri dirilis pada tahun 1999.
Berikutnya pada tahun-tahun selanjutnya, Korea mulai banyak merilis drama-drama yang menjadi populer dan favorit banyak orang. Siapa sih yang tak tahu dengan film Autumn in My Heartnya Song Hye Kyoo? Film yang sukses membuat Molzania kecil menangis tersedu-sedu ini begitu populer pada masanya. Diikuti pula dengan kemunculan drakor “Sassy Girl” dan “Winter Sonata” beberapa tahun setelahnya.
Sejak saat itu orang-orang pun mulai mengenal Drama Korea. Awalnya kesuksesan film dan drama korea hanya sampai wilayah lingkup Asia saja. Khususnya di Asia Timur dan Asia Tenggara. Dikarenakan kesuksesan budaya hallyu ini, pemerintah Korea pun mengizinkan rakyatnya untuk pergi menimba ilmu ke US dan Eropa. Dari sana mereka bisa belajar budaya dan mengembangkan bisnis untuk diterapkan sekembalinya ke tanah air.
Saat krisis ekonomi melanda dunia akhir tahun 1990-an, Korea Selatan pun mengalami keterpurukan. Guna menyelamatkan dunia hallyu, Pemerintah Korea Selatan pun membuka keran investasi untuk pihak asing. Konlomerat Korea atau akrab disebut dengan nama Chaebol berusaha untuk menyelamatkan Korea Selatan. Presiden terpilih Korsel saat itu, Kim Dae Jung berkomitmen mengembangkan IT dan K-Culture.
Implikasinya yakni dihapusnya UU penyensoran acara di Korea membuat banyak industri film berlomba-lomba membuat film dan drama berkualitas. Mereka tidak perlu takut dalam berekspresi. Selain itu, perusahaan Samsung juga sedang bertumbuh dan berhasil ekspansi ke luar negeri.
Hype drama dan film Korea dibarengi dengan kemunculan musik pop Korea yang juga mendunia. 15 tahun belakangan, lagu-lagu Korean Pop alias Kpop mulai akrab ditelinga. Musik Kpop mencapai puncak pada tahun 2009-2013, saat itu banyak boyband dan girlband baru bermunculan. Banyak penyanyi terutama boyband dan girlband menjadi idola di masyarakat Internasional. Sebut saja Bigbang, Super Junior, dan Girls Generation.
Super Junior didapuk menjadi King of Hallyu atau rajanya Hallyu. Dikarenakan sejak debut di tahun 2005, mereka menjadi populer dan menjadi boyband Korea nomor satu di dunia. Musik Korea memberikan warna tersendiri karena mereka menggabungkan lagu dengan gerakan koreo dance yang atraktif dan enerjik.
Fenomena Kpop terus berlanjut hingga sekarang. Boyband fenomenal berikutnya ialah BTS yang menjadi King of Kpop. Sejak kemunculannya di tahun 2013, BTS yang beranggotakan 7 orang ini telah meraih banyak penghargaan. Bahkan penghargaannya telah sampai ke Billboard.
Dilansir oleh Korea Foundation, penggemar budaya hallyu mencapai 156.000.000 orang lebih dan terdapat 1470 klub penggemar Korea di dunia. Jumlah ini meningkat 17 kali lipat dari jumlah penggemar pada saat kemunculan hallyu pertama kali.
Strategi Pemerintah Korea Selatan berikutnya ialah mengembangkan dunia pariwisata. Mereka membentuk kantor perwakilan budaya Korea di seluruh dunia. Tujuannya untuk mempromosikan budaya negara Korea Selatan kepada masyarakat lokal. Mereka juga membangun K-Culture valley di Kota Goyang yang serupa dengan Sillicon Valley di mana terdapat theme park tentang budaya hallyu.
Dampak Perkembangan Budaya Hallyu di Indonesia
Molzania sendiri menjadi saksi sejarah perkembangan budaya hallyu. Bahkan juga turut menjadi agen penyebaran budaya ini. Meskipun bukan asli Indonesia, tetapi memang budaya ini sedemikian populer di sini. Pertama kali budaya hallyu masuk ke Indonesia tahun 2000-an lewat penayangaan drama Winter Sonata di stasiun tv Indosiar.
Berawal dari Drama Korea yang mulai merebak di tahun 2000-an. Kemunculan musik Kpop yang menghentakkan para generasi Z dan Alpha. Hingga pengaruh pariwisata dan kuliner Korea yang juga dimunculkan di drama dan video musiknya. Bahkan sekarang Pemerintah Korea Selatan pun serius menggarap Korea Moslem Friendly yang berkaitan erat dengan pertumbuhan kuliner dan pariwisata halal.
Apa yang digarap oleh Pemerintah Korea Selatan mulai menunjukkan hasil. Bahkan mereka pun tak segan berkerjasama dengan Pemerintah Indonesia dalam berbagai bidang. Terutama pada dunia bisnis dan investasi.
Dampaknya mulai terlihat saat ini. Beragam barang-barang berbau Korea seperti kosmetik dan skincare laris manis. Aneka makanan Korea menjadi favorit banyak orang. Kemunculan drama dan film mereka menjadi trending topic berhari-hari di Indonesia. Bahkan artis-artisnya pun turut menjadi brand ambassador sejumlah brand Indonesia.
Source:
https://martinroll[.]com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/
https://www.aijcrnet.com/journals/Vol_5_No_5_October_2015/19[.]pdf