Bankruptcy Petition. Source Laura Marguiles & Associates, LLC |
Tahun 1861, pemerintah kembali merevisi Bankruptcy Act yang baru yang menyatakan bahwa penanganan perusahaan bangkrut dialihkan ke pemberi kredit. Para pemberi kredit lalu mendelegasikannya ke pengacara dengan dibantu akuntan. Akan tetapi UU ini tidak berlaku lama. Delapan tahun setelahnya, dikeluarkan UU baru yang mengakui profesi akuntan bersama-sama pengacara menangani perusahaan yang bangkrut. Dengan UU baru ini. akuntan dan pengacara mendirikan organisasi Incorporated Society of Liverpool tahun 1870. Tujuannya untuk pembagian kerja antara pengacara dan akuntan untuk menangani perusahaan yang bangkrut tersebut. Organisasi ini juga bertujuan untuk menyeleksi akuntan yang dianggap memiliki kualifikasi untuk melaksanakan tugas profesi dan memudahkan klien dalam memilih akuntan.
Profesi Akuntan Source by British Council |
Tindakan pembatasan anggota yang dilakukan sejumlah organisasi akuntan diatas, rupanya menimbulkan kecemburuan diantara akuntan-akuntan lain yang tidak lolos seleksi. Mereka pun mendirikan organisasi tandingan bernama Society of Accountants in England pada tahun 1872. Upaya menarik anggota mereka lakukan secara keterbukaan sehingga akuntan-akuntan yang ada di organisasi tersebut lebih beragam baik dari segi kompetensi maupun domisili. Melihat perkembangan Society, Institute of Accountant in London mengubah namanya menjadi Institute of Accountant dan melakukan penghapusan domisili anggotanya.
Logo Royal Charter Source by BSI |
Selanjutnya Institute mengupayakan pengesahan Royal Charter. Pelaksanaannya terjadi pada tahun 1879 dimana Institute of Accountant, the Society of Accountant in England, the Manchester and Sheffield Institutes, dan Liverpool Society saling menandatangani usulan Royal Charter. Tahun 1880, mereka memperoleh nama baru Institute of Chartered Accountants in English and Wales (ICAEW) dimana para anggotanya disebut Chartered Accountants (CA). Tidak lama setelah itu tepatnya pada tahun 1883, kembali UU Bankruptcy Act direvisi sehingga terdapat suatu jabatan baru bernama Official Receiver terkait dengan likuidasi. Hal ini sekaligus menghilangkan peran akuntan dalam likuidasi perusahaan. Perubahan ini disebabkan karena banyak akuntan yang menahan dana hasil likuidasi atas aset yang seharusnya diberikan kepada kreditor. Dengan disahkannya UU Bankruptcy Act yang baru, akuntan kehilangan sumber penghasilan utamanya berikut kepercayaan.
Ilustrasi Companies Act Source by LinkedIn |
Undang-undang Companies Act yang disahkan pada tahun 1900 mewajibkan perseroan terbatas melakukan audit laporan keuangan. UU ini tidak mengatur akuntan yang berhak melakukan audit, sehingga pemilihan akuntan dilakukan sesuai dengan mekanisme pasar sehingga terjadilah persaingan antar akuntan. Dengan adanya UU ini, maka berbagai perkumpulan akuntan pun berdiri. Diantaranya London Association of Accountants (1904) yang lalu berubah nama menjadi Association of Certified Accountant (ACA) tahun 1971. Tiga tahun setelahnya ACA mendapat pengakuan Royal Charter sehingga berganti nama menjadi Chartered Association of Certified Accountants (CACA) tahun 1984 dan kemudian menjadi Association of Chartered Certified Accountants (CACA) pada tahun 1996. Sementara itu, Society of Accountants and Auditors berubah nama menjadi Society of Incorporated Accountants and Auditors dan menyebut anggotanya dengan sebutan Incorporated Accountant.
Pada tahun 1909, dikeluarkan Companies Act yang baru mewajibkan laporan keuangan diaudit oleh akuntan. Sebagai tindak lanjutnya, dibuat rancangan UU yang mengatur registrasi akuntan di Inggris dan Wales, namun gagal karena tidak mengatur akuntan di Skotlandia dan Irlandia. Upaya ini diulang setahun kemudian, namun tetap gagal. Tahun 1955, Society bergabung dengan Institute dimana menjadikan ICAEW organisasi akuntan terbesar dengan latar belakang anggotanya yang beragam. Hal ini justru malah menimbulkan perbedaan kepentingan sehingga pada tahun 1968 ICAEW melakukan reformasi besar. Usulan yang diberikan diantaranya ialah merger dengan kelima organisasi akuntansi yang besar yaitu Institute of Chartered Accountants of Scotland (ICAS), Institute of Chartered Accountants of Ireland (ICAI), Association of Chartered Accountants (ACCA), Chartered Institute of Public and Finance Accountants (CIPFA) dan Chartered Institute of Management Accountants (CIMA). Usulan berikutnya ialah penyederhanaan jumlah kualifikasi menjadi dua yaitu, the Chartered Accountant (kualifikasi tinggi) dan the Licentiate Accountant (kualifikasi lebih rendah).
Logo Chartered Accountants Source by Simon Fraser University |
Akan tetapi, usulan reformasi ini tidak bisa dicapai. Sebagai gantinya, pada tahun 1974, keenam organisasi membentuk Consultative Committee of Accountancy Bodies (CCAB) yang bertujuan untuk menemukan solusi atas permasalahan bersama. Anggotanya menamakan dirinya sebagai CCAB-qualified accountants. Baru pada tahun 1989, melalui Companies Act 1989 yang lalu disempurnakan tahun 2006, terjadi pengaturan dimana yang dapat melakukan audit perseroan terbatas ialah akuntan yang menjadi anggota CCAB atau anggota Association of International Accountants (AIA). Keenam organisasi ini disebut Recognised Qualifying Bodies (RQBS). Selain itu ada juga Recognised Supervisory Bodies (RSBs) dengan fungsi yang sama namun anggota berbeda, yaitu 4 anggota organisasi CCAB (tanpa CIPFA) dan Association of Authorized Public Accountant (APPA). Saat ini, CIPFA sedang tidak aktif sebagai RQB dan APPA sudah menjadi bagian dari ACCA. Oleh karena itu, organisasi profesi akuntan publik yang dominan di Inggris ialah ICAEW, ICAS dan ICAI yang menyebut anggotanya sebagai Chartered Accountant (CA), ACCA dimana anggotanya disebut Chartered Certified Accountant, dan AIA yang anggotanya disebut International Accountant.
*Dikutip dari Modul Chartered Accountant “Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat”