1,255 Views
Hebat. Itulah satu kata yang bisa gue teriakkan kepada salah satu klub sepakbola kebanggaan kota gue, Sriwijaya FC. Bagaimana tidak dalam laga melawan Muangthong Thailand FC, Sriwijaya bisa menaklukkan mereka dengan skor 9-8 melalui drama adu penalti.
Perjuangan para pemain sungguh sangat panjang dan melelahkan. Sempat unggul 1-0 pada babak kedua melalui sepakan Gumbs di menit 48. Kemudian dapat disamakan oleh pemain Muangthong Datsakorn menit 80, akhirnya memaksa keduanya melalui babak perpanjangan waktu 2×15 menit.
Pada menit-menit awal babak pertama perpanjangan waktu, gawang sriwijaya kebobolan. Tendangan pemain timnas Thailand, Terasil Dangda tak mampu ditepis oleh Ferry Rotinsulu. Sang kiper kebanggaan Sriwijaya itu pun terpaksa harus memungut bola.
Peristiwa itu pun tak pelak membuat jantung gue hampir copot. Harapan gue pun nyaris pudar. Timbul rasa sesak di dada gue melihat kejadian yang menyakitkan itu. Bagaimana tidak, begitu banyak peluang-peluang Sriwijaya FC pada 90 menit babak awal namun tak dapat dimanfaatkan dengan baik. Kejadian itu pun membuat gue merasa dipermainkan dan dikhianati. Dengan langksh gontai, gue pun bergegas meninggalkan televisi menuju kamar mandi dengan perasaan yang campur aduk. Antara kesal, marah, dan kecewa. Sambil menahan rasa yang berkecamuk dalam dada, gue berusaha tidak mengingat lagi kejadian itu.
Baru saja gue berada dalam kamar mandi-tepatnya setelah sekian lama, terdengar suara televisi yang bergemuruh disusul teriakan “GOL….” dari om gue yang kebetulan masih setia menonton pertandingan sriwijaya. Gue hampir tidak fokus mandi dan berjingkrak-jingkrak dalam kamar mandi. Lalu, dengan tergesa-gesa gue mandi dan gosok gigi. Dan bergegas lagi menonton Sriwijaya FC.
Sriwijaya, oh, Sriwijaya.. sebelum engkau ada, kota Palembang tidak ada apa-apanya. Dipandang seperti kota-kota lain yang biasa saja. Tapi, setelah engkau menjelma sebagai klub kebanggaan provinsi Sumatrera Selatan yang disegani dan ditakuti lawan-tepatnya dengan prestasi Double Winner, Hattrick Piala Indonesia, dan Double Winner Pra Musim, nama kota Palembang tak lagi dikenal sebagai kota Pempek namun juga kota sepakbola.
Harapan gue pun kembali muncul. Semangat pun kembali timbul. Dengan asa yang menyembul, gue pun kembali menonton pertandingan dengan perasaan was-was dan diliputi pertanyaan besar, “Akankah pemain Sriwijaya khususnya kiper Ferry Rotinsulu mampu membendung gempuran serangan bola penalti lawan???”
Perjuangan pemain Sriwijaya sungguh berat dan melelahkan. Beberapa kali penalti dilesakkan oleh pemain Sriwijaya, namun pemain Muangthong juga dengan mudah memperdaya kiper Ferry Rotinsulu.
Sambil harap-harap cemas gue pun berdoa sembari shalat Maghrib. Ini adalah pertandingan terberat untuk SFC sepanjang yang pernah gue tonton. Bagaimana tidak, pertandingan Sriwijaya FC vs Muangthong tidak hanya membawa gengsi sebagai klub papan atas masing-masing negara, tetapi juga membawa pertaruhan antar kedua negara. Indonesia vs Thailand. Apabila Sriwijaya FC bisa memenangkan pertandingan tersebut, maka otomatis Indonesia juga mampu bersaing dengan negara-negara hebat setidaknya dalam kawasan Asia Tenggara. Indonesia bisa kok jadi THE BEST..
Penalti berlangsung sengit. Masing-masing kubu balas-membalas gol. Berikut drama adu penalti yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber: Muangthong; 1. Datsakorn Thonglao (1) 2. Pornsai Jakkapran (1) 3. Sangsannoi Anon (1) 4. Ar-Romsawa Naruphol (1) 5. Dagno Siaka (0);melambung. 6.Cristian Kouakou (0) diblok Ferry 7.Teerasil Dangda (1) 8. Phanrit Nattaporn (1) 9. Werawut Kayem (0) diblok Ferry Sriwijaya FC 1. Kayamba (1) 2. Ponaryo (1) 3. Budi Sudarsono (1) 4. Dirga Lasut (1) 5. Claudiano Alves dos Santos (0) diblok Kawin 6. Thierry (0) diblok kiper 7. Mahyadi (1) 8. Supardi (1) 9. Jufriyanto (1).
Hingga akhirnya harapan pun menjadi kenyataan. Doa gue terkabul. Sriwijaya FC memang pantas dan berhasil memenangkan pertandingan. Terlepas dari menang atau kalahnya pertandingan play off kedua melawan Al-Ain dari Uni Emirat Arab yang akan digelar nanti, rasanya kita patut bersyukur atas buah kerja keras pemain dan doa dari segenap masyarakat Indonesia ini. Bagaimanapun ini kan membawa nama negara dan bangsa??? Gue rasa para pemain dan pelatih Sriwijaya patut diberi apresiasi dan penghargaan.
Pasukan bergajah meninggalkan medan perang melawan pasukan singa dengan berlumuran darah. Pangeran (Ponaryo Astaman) berhasil menyelamatkan pertempuran dibantu oleh pasukan singa yang gagah berani berkat arahan sang Raja (Ivan Kolev). Rakyat Sriwijaya pun menyambutnya dengan sukacita.
Semoga kedepannya Sriwijaya FC bisa lebih baik lagi dari sekarang. Bisa menjelma seperti kerajaan Sriwijaya yang tersohor hingga ke luar negara. 🙂 🙂 🙂