105 Views

Progress pembangunan tol Trans Sumatera terus berlangsung. Hingga tahun 2025 ini panjangnya mencapai 89,1 km. Sebagai wong Palembang, tentu saja Molzania merasa senang,

Di Palembang, jalan tol sudah menghubungkan beberapa daerah di Sumatera Selatan. Diantaranya Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Ilir, dan Kota Prabumulih. Menyusul daerah-daerah lainnya yang akan segera rampung.

Akan tetapi, di sisi lain ternyata tol Trans Sumatera ini berbeda dengan tol lainnya. Terutama bila dibandingkan dengan tol di Jawa yang sudah hadir lebih dulu. Untuk itu sebagai pengendara, kita perlu mempertimbangkan banyak hal saat melintasinya.

Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Masuk Tol Trans Sumatera

Hindari Berkendara di Malam Hari

Karena masih tergolong baru, tol Trans Sumatera tergolong rawan. Pemandangan kebun kelapa sawit, sawah dan padang rumput adalah hal biasa. Jika tak musim liburan, jarang kendaraan yang melintas.

Wilayahnya yang sepi tersebut, rawan kasus kejahatan yang menyasar mobil yang melintas. Modus umumnya pelaku biasanya melempari mobil kita dengan batu. Berakibat ban menjadi kempes atau pecah kaca mobil.

tol sumatera sepi

Di Palembang sendiri, terkenal istilah bandit Kayuagung yang sering disamakan dengan Yakuza dari Jepang dan Mafia dari Italia. Istilah ini populer pada tahun 1960-an.

Bukan tanpa hal, soalnya banyak penjahat yang tertangkap berasal dari Kayu Agung, yang merupakan ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir. Untuk itu, hindari berkendara di malam hari. Sebaiknya pilih berkendara pada pagi atau siang hari.

Saldo E-Toll Kosong? Gak Masalah

Tidak seperti di Jakarta, orang Palembang jarang masuk tol. Biasanya tol digunakan saat hendak pergi ke luar kota. Tol dalam kota Palembang belum tersedia. Karena hal tersebut, tak jarang lupa mengisi e-toll pas mau masuk tol.

bisa mengisi saldo e-toll di gerbang tol

Untuk itu, solusinya sebelum mencapai tol, sebaiknya mengisi terlebih dahulu di minimarket. Di luar gerbang tol, biasanya ada minimarket. Atau kita bisa beli di gerbang tol paling pinggir. Waskita menyediakan petugas khusus untuk top up saldo e-toll. Bisa dibayar menggunakan uang tunai.

Bawa Bekal Sendiri

Sebelum melakukan perjalanan lewat tol Trans Sumatera di Palembang, sebaiknya kita perlu menyiapkan bekal dan makanan ringan. Apalagi saat berpergian bersama anak. Terutama untuk perjalanan jauh semisal lebih dari satu jam.

Alasannya Tol di Palembang ini jarang menyediakan rest area sepanjang jalan. Pemandangan sepanjang jalan yang monoton, tentu saja membuat anak-anak cepat bosan.

rest area tol prabumulih palembang
Satu-satunya rest area di tol Palembang – Prabumulih.

Tol Palembang – Ogan Ilir misalnya, yang jarak tempuhnya satu jam, rest area letaknya di pintu gerbang ke luar. Tol Palembang – Prabumulih, hanya ada satu rest area dengan jarak tempuh dua jam.

Tol Palembang – Lampung masih mending. Rest area cukup banyak berdiri. Tapi masalahnya beberapa rest area masih tergolong sepi pedagang makanan.

Jaga Batas Aman Berkendara

Biarpun jarang dilintasi truk, tapi masih ada beberapa truk kecil hingga sedang yang masuk tol. Umumnya mereka berada di lajur kecepatan rendah alias berada di sisi kanan jalan tol.

Pemandangan kebun sawit di sepanjang tol palembang

Berdasarkan pengalaman Molzania, truk-truk ini tak jarang ikut mengebut dan salip menyalip dengan kendaraan biasa. Untuk itu, kita sebagai pengendara wajib untuk berhati-hati bila berpapasan dengan truk di tol.

Jangan Mengebut

Batas kecepatan kendaraan dalam tol di Indonesia berkisar 60 – 100 km / jam. Namun karena tol Trans Sumatera masih sangat sepi. Maka banyak pengendara nakal yang memilih untuk mengebut di luar batas kecepatan aman.

Masalahnya jalan tol Trans Sumatera itu banyak yang berlubang. Khususnya di tol Palembang dan Lampung. Mungkin karena kontur tanahnya dibangun di atas rawa. Jadi memengaruhi. Saat musim hujan, jalan juga menjadi licin.

Suasana jalan tol di Palembang

Makanya tak jarang, saat lewat jalan tol, banyak perbaikan di sana-sini. Malah banyak pula yang belum diperbaiki. Berkendara sambil mengebut di jalanan berlubang, tentu akan membahayakan pengguna mobil. Untuk itu, kita perlu berhati-hati.

Waspada Berkendara saat ke Luar Tol

Terbiasa melintas cepat di jalan tol, apalagi dalam waktu berjam-jam, tak jarang memengaruhi psikologis pengemudi. Sering banget, Molzania melihat ayah yang tetap mengebut, saat sudah ke luar dari gerbang tol.

keluar gerbang tol di prabumulih
Keluar gerbang tol di Prabumulih

Untuk itu, sebagai penumpang kita mesti sering ingatkan pengemudi bahwa dia sudah tidak berada di tol. Sehingga tak lagi mengebut bawaan dari tol.

Alternatif Jalan Selain Tol Trans Sumatera

Di samping tol sumatera, alternatif lainnya untuk menempuh perjalanan luar kota ialah jalan lintas timur. Memang biayanya lebih murah dan ramai. Namun, melintas di jalan ini juga mengandung resiko tersendiri. Diantaranya :

  1. Jalanan berlubang
  2. Salip menyalip dengan tronton dan truk beraneka jenis
  3. Tidak ada pembatas jalan
  4. Rawan kejahatan saat malam dan siang hari
  5. Rawan kemacetan terlebih saat ada kendaraan mogok atau pohon tumbang

Jadi Pilih yang Mana Lewat Tol atau Jalan Biasa ?

Untuk kendaraan pribadi, Molzania sarankan untuk pilih melintasi tol saja. Terlebih jika penumpangnya ada yang disabilitas dan anak-anak. Soalnya jauh lebih aman dan cepat, ketimbang menempuh jalan biasa. Secara psikologis juga jauh lebih nyaman.

mudik ke luar kota naik tol palembang

Nah sekian pengalaman Molzania sebagai wong kito melintasi tol Trans Sumatera dari Palembang. Sobat punya pengalaman menarik lain? Tulis di kolom komentar ya ^^

Pin It on Pinterest

Share This