4,449 Views

Menjelajah dunia impian bagi kebanyakan orang. Tak terkecuali bagi disabilitas daksa seperti Molzania.

Sayangnya ayah dan mimi belum bisa mewujudkan impian anaknya karena terkendala ekonomi. Berwisata ke luar kota jelas membutuhkan banyak biaya.

Apalagi kebutuhan mengajak disabilitas berwisata sangat besar. Belum lagi sarana dan prasarana travelling untuk disabilitas tak begitu memadai di Indonesia. 

Meskipun demikian ayah dan mimi tak lantas mematikan mimpi anak-anaknya. 

Molzania yakin suatu hari nanti ada jalan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Apalagi dengan bantuan teknologi yang makin berkembang saat ini. 

Perkenalkan Kami Keluarga Sirkus!

Keluarga sirkus mungkin itu sebutan yang tepat bagi kami berempat. Semasa kecil, ayah setiap tahun mengajak keluarganya untuk mudik ke Jakarta.

Di sana tak hanya bertemu keluarga besar, melainkan agenda jalan-jalan keliling ibukota selalu masuk dalam list daftar kegiatan. Namun itu hanya sebatas Jakarta saja, belum merambah ke kota-kota lainnya. So sad.. T_T

Keluarga sirkus traveloka

Sepuluh tahun terakhir, negeri ini semakin baik pariwisata dan fasilitasnya. ayah dan mimi mulai berani mengajak anaknya yang disabilitas menjelajah ke luar Jakarta. 

Keberadaan tol yang menghubungkan Palembang dan Lampung menjadi saksi perjalanan kami.

Dulu sih ayah belum berani, soalnya kebutuhan berwisata disabilitas sangatlah kompleks. 

Lewat aplikasi Traveloka, kami bisa memesan atau booking hotel di Traveloka dan pesan tiket pesawat dengan lebih mudah. Apalagi Traveloka juga banyak penawaran diskon dan promonya.

Simply Emma, Inspirasi Kisah Travelling dari Perspektif Disabilitas

“Ayah, Mimi! Molzania ingin keliling Indonesia!” seru Molzania pada kedua orang tua. Mungkin orang tua yang lain melihat antusiasme anak perempuannya yang seorang penyandang daksa akan heran.

Atau gawatnya mereka mungkin akan melarang. Tapi ternyata itu tidak berlaku bagi kedua orang tua Molzania.

Mengenai mimpi itu, Molzania terinspirasi dari kisah penyandang disabilitas dari luar negeri. Bukan hal yang lumrah, di sana banyak sekali traveller yang seorang pengguna kursi roda.

Salah satunya Emma, salah seorang disabled travel blogger asal UK yang seringkali membagikan pengalamannya travelling di blog pribadinya.

Simply Emma, travel disabled blogger asal UK

Melalui tulisan-tulisan yang dituangkan oleh Emma, Molzania jadi bisa membayangkan seperti apa rasanya menjelajahi UK dengan kursi roda.

Dari apa yang dibagikan oleh Emma, Molzania tahu bahwa UK sudah lumayan baik aksesibilitasnya. Sarana dan prasarana untuk disabilitas juga sudah banyak.

‘Sejak mengenal Emma, Molzania jadi tergerak untuk sharing pengalaman travelling dari perspektif disabilitas.

Sesungguhnya pengalaman travelling disabilitas sangat berbeda dari non disabilitas. Pengalaman yang dibagikan oleh sesama disabilitas akan lebih informatif dan dapat membantu teman disabilitas lainnya terutama dalam persiapan travelling.

Jelajah Nusantara Dalam Keterbatasan dari Atas Kursi Roda

Seperti halnya Molzania pergi ke Bukit Sakura di Lampung tahun lalu. Ternyata di lokasi wisata tersebut belum sepenuhnya aksesibel untuk pengguna kursi roda.

Travelling ke bukit sakura lampung

Waktu itu Molzania hanya bisa berada di atas, tidak bisa ke area di bawah yang lebih menarik untuk dijadikan tempat berfoto-foto. Pada bagian bawah, terdapat aneka wahana dan tempat teater ala Jepang dan Korea. 

Pengguna kursi roda hanya dapat berwisata di bagian atas yang sebenarnya merupakan area parkiran Bukit Sakura Lampung. Lokasinya rata untuk dilalui kursi roda. 

Di bagian atas tersebut juga terdapat restoran, toko merchandise, tempat penyewaan hanbok dan beberapa spot foto ala Jepang.

Wisata Ramah Disabilitas di Bukit Sakura Lampung

Menariknya di sini juga area nongki yang berlatar pemandangan indah Kota Bandar Lampung beserta gunung-gunungnya yang cantik. Penyandang disabilitas tak perlu berkecil hati.

Lain lagi pengalaman Molzania sewaktu berkunjung ke Perpustakaan Daerah Palembang. Meskipun terbilang memiliki koleksi buku yang lengkap, namun fasilitas pengguna kursi roda sangat minim.

Untuk bisa masuk gedung, kita mesti naik beberapa anak tangga. Pintunya juga secara otomatis membuka dan menutup. Molzania yang jalannya lambat menggunakan walker pernah terjepit badannya di tengah-tengah.

Berfoto di Perpusda Palembang

Belum lagi keberadaan toilet khusus disabilitas yang memang sulit dicari. Kalaupun ada, fasilitasnya dibiarkan terbengkalai. 

Pengalaman toilet disabilitas yang rusak ini Molzania alami sewaktu berkunjung ke Jakabaring Sport City (JSC), Palembang. Padahal keberadaan toilet adalah fasilitas sanitasi yang vital bagi manusia. 

main-main ke jakabaring sport city memantau fasilitas disabilitas

Kisah-kisah unik seperti di atas hanya bisa dirasakan oleh penyandang disabilitas. Dengan adanya pengalaman travelling dari perspektif disabilitas membuat disabilitas lain menjadi waspada dan berhati-hati.

Hal ini juga bisa menjadi perhatian bagi pemerintah setempat agar lebih memperhatikan sarana dan prasarana untuk disabilitas.

Agar baik yang disabilitas maupun non disabilitas dapat travelling dan berkegiatan dengan aman dan nyaman. 

Terbukti selang beberapa tahun kemudian, fasilitas disabilitas di Perpustakaan Daerah pun dibangun. Walaupun harus menunggu cukup lama…

Hambatan Pengguna Kursi Roda Berwisata

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Umea University, terdapat tiga hambatan utama yang seringkali dialami oleh disabilitas ketika berpergian.

hambatan disabilitas berwisata

Pertama, hambatan intrinsik yang disebabkan oleh kondisi fisik, psikologis, maupun kemampuan kognitif penyandang disabilitas itu sendiri.

Hambatan intrinsik seringkali tidak bisa terlihat oleh mata telanjang. Misalnya Molzania sering mengalami perasaan takut dan cemas yang dialami oleh disabilitas jika hendak berpergian.

Molzania suka merasa malu jika ditonton orang ramai di tempat umum.  Apalagi saat sedang berjalan menggunakan walker. Seolah-olah mereka sedang berbisik-bisik melihat gaya berjalan Molzania yang aneh.

Hambatan intrinsik disabilitas

Kedua, hambatan interaksi yang terjadi karena adanya interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Contohnya sikap negatif dan perilaku diskriminatif yang kerap diterima oleh penyandang disabilitas.

Hambatan interaksi ini dapat berasal dari keluarga maupun masyarakat bahkan sebelum penyandang disabilitas itu memutuskan untuk berpergian.

hambatan interaksi

Photo courtesy of Molzania

Terakhir, hambatan lingkungan yang umumnya dialami saat disabilitas benar-benar sudah dan sedang berpergian. Hal ini berkaitan dengan sarana dan prasarana disabilitas yang minim dan kurang sigapnya petugas pariwisata. 

Contohnya saja Molzania selalu mengalami kesulitan saat naik kereta api dan pesawat. Dikarenakan kursi roda tidak bisa lagi digunakan untuk masuk ke celah kecil diantara tempat duduk. Seringkali kursi roda yang bentuknya lebih ramping tidak tersedia.

Ketiga hambatan di atas dapat memengaruhi keputusan disabilitas untuk bisa travelling. Meskipun demikian, banyak disabilitas yang memiliki motivasi tinggi untuk berpergian. 

Alasannya penyandang disabilitas merasa berbagai hambatan tersebut masih bisa ditolerir. Maka dari itu, alih-alih bermuram durja disabilitas dapat cenderung lebih proaktif untuk menyuarakan aspirasi kepada sejumlah pihak yang berwenang. 

travelling dan disabilitas hambatan lingkungan

Termasuk dalam hal ini membuat perencanaan dan persiapan dengan matang dan mendetail agar perjalanan wisata berakhir menyenangkan. 

Kebutuhan Berwisata Bagi Penyandang Disabilitas

Menurut literatur yang dipublikasikan dalam sebuah penelitian disabilitas di Turki, aksesibilitas pariwisata adalah masalah terbesar yang dihadapi oleh orang disabilitas.

Jumlah Disabilitas Travelling di UK

Di UK, jumlah disabilitas yang travelling per tahunnya cenderung lebih sedikit daripada non disabilitas. Tergantung kondisi derajat disabilitasnya.

Padahal dalam kaitannya dengan bisnis pariwisata, aksesibilitas menjadi faktor penting yang memengaruhi keputusan pelanggan untuk melakukan perjalanan.

Baca Juga:  Pengalaman Menginap di Hotel Graha Kartika Sriwijaya

Fakta menunjukkan populasi penyandang disabilitas terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data yang dirilis oleh WHO, diperkirakan 15 persen dari populasi dunia adalah penyandang disabilitas.

Hal ini mulai memunculkan suatu gerakan tersendiri untuk mulai membangun kesadaran akan pemenuhan kebutuhan inklusifitas pariwisata yang berkelanjutan. 

Di sisi lain, aksesibilitas menjadi penting karena dapat meningkatkan tingkat partisipasi penyandang disabilitas dan meminimalisir hambatan disabilitas dalam melakukan perjalanan. Khususnya dalam bidang ekonomi, fisik dan transportasi.

Adanya fasilitas ramah disabilitas di lokasi pariwisata adalah hal yang mutlak harus dipenuhi, diusahakan, ditingkatkan dan dilengkapi oleh semua pelaku usaha agar dapat menjangkau semua kebutuhan para penyandang disabilitas yang beragam.

aksesibilitas pariwisata untuk disabilitas

Beruntung saat ini sudah era teknologi berkembang pesat. Lewat internet dan aplikasi smartphone, kita dapat mencari tahu berbagai informasi mengenai lokasi wisata dan booking hotel murah yang ramah disabilitas. 

Destinasi Favorit Masyarakat Dunia, Alasan Kenapa Harus ke Bali

Keindahan Bali menjangkau dunia. Tak begitu heran karena faktanya Pulau Bali dinobatkan sebagai pulau ketiga terbaik di dunia versi Travel and Leisure. Bahkan bagi para pelancong luar negeri sendiri, pulau dewata memiliki sisi keunikan tersendiri.

wisata bali yang ramah disabilitas

Bagi Molzania pribadi, Bali menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi sebagai orang Indonesia. Ada 3 alasan yang mendasari kenapa Molzania ingin banget ke Bali, diantaranya adalah :

1. Bali destinasi wisata favorit masyarakat dunia

Siapa sih yang tidak kenal dengan Bali? Setidaknya dari perspektif wisatawan Eropa ada tiga faktor yang menjadi daya tarik Bali, diantaranya; aksesibel dan keamanan, pemenuhan kebutuhan hidup, dan terkait keindahan alam dan faktor sejarah budayanya. 

Bagi pelancong muslim seperti Molzania saat ini sudah banyak restoran dan kafe di Bali yang menyediakan makanan halal. Bahkan banyak diantara mereka yang memiliki sertifikat Halal MUI.

aneka kuliner bali yang halal

Dari segi pariwisata, Bali tak pernah kehabisan ide. Molzania ingin sekali merasakan sendiri atmosfer pulau dewata yang kental akan budaya tradisional dan sejarah masyarakatnya yang melegenda.

2. Bali, Tempat Aksesibel untuk Pengguna Kursi Roda Nomor Dua

Menurut situs Melange, Bali menduduki posisi setelah kota Jakarta yang menempati urutan pertama. Pengguna kursi roda dapat dibantu dengan keluarga, sahabat, dan pemandu wisata untuk dapat menikmati berbagai atraksi dan keindahan kota itu.

bali lokasi pariwisata aksesibel nomor 2 di indonesia

Menurut pengakuan teman Molzania yang berkunjung ke Bali, di sana tersedia fasilitas disabilitas yang cukup baik. Terutama untuk kawasan bandara, mall, dan hotel di Bali. Seorang teman disabilitas daksa mengaku pernah mengunjungi Bali travelling sendirian bersama rekannya yang juga disabilitas.

Sayangnya memang di Bali masih banyak area wisata yang tidak aksesibel. Kawasan pantai dan pura misalnya. Jalannya kebanyakan berundak-undak dan berpasir. Jarang terlihat trotoar jalan raya yang cocok dilalui kursi roda. Semoga ini bisa menjadi perhatian pemerintah setempat.

 3. Silaturahmi dengan Teman Disabilitas Bali

Seorang teman non disabilitas Molzania pernah bercerita tentang perjalanannya menemui teman-teman disabilitas yang tinggal di Bali. Ternyata di sana ada banyak komunitas disabilitas yang lumayan aktif. Molzania sendiri ingin sekali bertemu secara langsung dengan mereka.

Yayasan Disabilitas Bhakti Senang Hati (YDBSH) nama komunitas disabilitas di Bali yang diceritakan oleh teman Molzania. Ternyata di YBDSH, para disabilitas dilatih kemandirian dalam berwirausaha. Didirikan sejak tahun 2003, yayasan ini sudah banyak menghasilkan disabilitas berprestasi.

Ada lagi Rumah Bisabilitas yang lokasinya di Kota Denpasar. Saat ini Rumah Bisabilitas menjadi tempat pemberdayaan bagi komunitas disabilitas Bali. Berdiri sejak tahun 2019, Rumah Bisabilitas aktif untuk memberikan dukungan bagi UMKM milik disabilitas. 

Bertemu dengan rekan sesama disabilitas menginspirasi Molzania untuk terus bersemangat. Soalnya ternyata banyak yang keadaannya lebih sulit, tetapi tetap tersenyum dan menerima diri mereka apa adanya.

rumah bisabilitas denpasar

Dari hasil diskusi dengan mereka semua, tidak hanya dapat mengambil hikmah tetapi juga mendengarkan aspirasi mereka. Dengannya Molzania bisa membantu menyuarakan keinginan disabilitas lewat blog.

Next Trip “Keluarga Sirkus” Goes to Bali   

Beruntungnya Molzania punya support system keluarga yang selalu mendukung keinginan anaknya. Bisa dibilang ayah, mimi, dan adik adalah #TemanHidup Molzania. Dengan adanya support system yang baik, maka disabilitas seperti Molzania bisa menikmati indahnya dunia.

Bali adalah destinasi dalam negeri yang sangat ingin Molzania kunjungi bersama keluarga. Menurut Ricardo Shimosakai, seorang blogger disabilitas asal Brazil, menyebutkan dalam blognya beberapa lokasi pariwisata Bali yang ramah disabilitas.

3 lokasi wisata di bali ramah disabilitas

Contohnya saja Pura Tanah Lot, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, dan Pura Besakih di Gunung Agung. Kayaknya untuk bisa menjelajah Bali dengan nyaman Molzania bisa memilih aneka Paket Tur Bali yang ada di Traveloka Xperience.

Dengan Traveloka Xperience Bisa Jelajah Wisata Ramah Disabilitas di Bali

Pada situs Traveloka Xperience, Molzania dapati aneka pilihan kegiatan untuk menjelajah keindahan alam Pulau Dewata. Tersedia banyak destinasi wisata favorit sesuai keinginan kita. 

Mulai dari wisata alam, wisata edukasi, kuliner hingga wellness tourism. Semua wisata Bali ramah disabilitas yang pingin Molzania di atas juga tersedia.

Di luar negeri, Bali tentu sudah tak asing lagi. Apalagi menurut Data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, pada bulan Juli tahun 2022 tercatat 246.504 turis mancanegara yang berkunjung ke Bali.

Tak heran, Bali juga menjadi destinasi wisata favorit para idol Korea. Sebut saja Lee Seung Gi, TVXQ, Super Junior, Choi Woo Shik, dan masih banyak lagi. Kepingin banget deh liburan di Bali kayak artis Korea kesayangan Molzania itu.

Saking banyaknya tempat yang ingin dikunjungi, sehari pasti nggak bakal cukup untuk menikmati tur liburan di Bali. Soalnya idol Korea aja sampai gak bosen-bosen datang lagi ke Bali. Apalagi Molzania!

Untuk traveller perdana kayak Molzania, gak perlu pusing menentukan destinasi wisatanya. Soalnya Traveloka Xperience juga menyediakan aneka paket wisata yang lengkap.

Paket Tur Wisata Bali Traveloka

Jadi kita tinggal bawa badan saja sih istilahnya. Sudah dibuatkan itinerary perjalanannya. Molzania gak perlu pusing buat sendiri >.<. Untuk keluarga yang membawa serta disabilitas, pastinya paket perjalanan seperti ini akan mempermudah.

Supaya penyandang disabilitas dan keluarga dapat menikmati perjalanannya, memang harus ada sarana yang mengakomodasi kebutuhan khusus. Untuk itu saat travelling, diperlukan pendampingan dari staf pariwisata yang berpengalaman.

Untuk itulah kita perlu memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi!

Jadi Teman Hidup, Traveloka Menyediakan Aksesibilitas Informasi Wisata Bagi Disabilitas

Bersama Teman Hidup Traveloka, disabilitas bisa turut menjelajah Indonesia dengan leluasa. Saat berwisata, penyandang disabilitas perlu mempersiapkan segala sesuatu dengan matang.

Paket tur wisata di traveloka ramah disabilitas

Nah di website Traveloka, kita bisa melakukan segala hal terkait wisata. Semua dalam satu tempat. Mulai dari perencanaan, beli tiket pesawat, sewa mobil dan booking hotel Traveloka, asuransi, kuliner, beli pulsa dan paket internet, hingga urusan tiket masuk dan paket tur wisata. 

Beneran deh, super lengkap bila menggunakan Traveloka untuk berwisata. Untuk fitur aksesibelnya, kita bisa memilih filter pencarian untuk Traveloka Hotel dan tempat menginap yang ramah disabilitas.

filter pencarian traveloka memudahkan disabilitas

Untuk Molzania sendiri biasanya bakal centang pilihan fasilitas lift, akses kursi roda, dan kolam renang. Kalau liburan, nggak afdal kalau nggak main di kolam. Bukannya Molzania sih yang suka nyebur. Melainkan mimi, adek dan ayah! Hahaha..

Selain filter di atas, pilihan fasilitas hotel yang Molzania sukai adalah tempat gym alias pusat kebugaran tubuh. Sewaktu liburan, penting banget untuk tetap berolahraga. Makanya Molzania sendiri suka banget memanfaatkan pusat gym untuk bersepeda elektrik dan angkat beban.

Sewaktu Molzania berlibur, sangat terbantu dengan pilihan hotel yang ada di Traveloka. Saat Molzania ke Bandung misalnya. Molzania bisa meminta posisi kamar di lantai bawah pada penginapan yang ingin dikunjungi. 

pesan hotel Traveloka

Atau saat Molzania liburan ke Lampung, Molzania memilih hotel murah yang menyediakan lift dan ramp untuk naik kursi roda. Supaya kamar hotelnya Molzania bisa ada di lantai atas. Jadi Molzania bisa sambil foto-foto menikmati pemandangan kota Bandar Lampung. 

Rutinitas Liburan ala Disabilitas Terbantu Berkat Rental Mobil Traveloka

Hasil penelitian yang dilakukan kepada penyandang disabilitas yang berlibur ke Turki, rata-rata mereka akan berlibur selama 3-4 hari. Untuk urusan tempat menginap, mereka cenderung memilih hotel kelas menengah, butik atau hotel berbintang 4 dan 5. Tergantung budget.

Baca Juga:  Mengenal Apa Itu Bisu atau Disabilitas Wicara

Faktanya Molzania dan keluarga pun demikian. Alasannya lebih kepada soal kenyamanan dan fasilitas yang tersedia di hotel. Umumnya hotel kelas menengah ke atas menyediakan fasilitas ramah disabilitas yang lebih baik.

Faktor lainnya itu terkait soal kamar. Biasanya kami akan mempertimbangkan kamar yang punya spaces yang luas. Soalnya Molzania sebagai disabilitas biasa membawa kursi roda dan walker sekaligus. Belum lagi barang bawaan yang berjibun pula.  

Sebuah riset milik Departemen Transportasi di Inggris menyimpulkan orang dengan disabilitas cenderung sulit untuk berpergian dan mengandalkan transportasi mobil ketimbang menggunakan transportasi publik.

Alasannya penyandang disabilitas relatif masih mengalami berbagai hambatan dalam mengakses layanan transportasi publik. Makanya jumlah penyandang disabilitas yang berpergian relatif mengecil seiring bertambahnya tingkat kedisabilitasannya. 

Makanya sebagian diantaranya membutuhkan bantuan pihak keluarga untuk bisa berpergian. Terlebih di Indonesia, transportasi publik masih kurang ramah terhadap penyandang disabilitas. 

Jika melakukan solo trip alias tanpa menggunakan paket tur, Molzania dan keluarga biasa membeli layanan rental mobil. Alih-alih menggunakan transportasi publik, mobil sewaan dengan space yang besar akan lebih lega. Soalnya butuh tempat untuk bawa kursi roda!

5 Lokasi Hotel Tempat Menginap Ramah Disabilitas di Bali

Menurut situs Disabilitas Portal Diaspora, setidaknya ada 5 rekomendasi hotel yang ramah disabilitas di Bali, yaitu:

1. Hotel Griya Santrian Sanur

Hotel Griya Santrian Sanur terletak di Kota Denpasar, Bali. Lokasinya hanya sekitar 1 km dari Pantai Sanur. Wah, pasti bakalan menyenangkan jika ingin berwisata ke salah satu pantai yang indah itu.

Traveloka Hotel Griya Santrian Sanur

Dilihat dari website Traveloka, hotel ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Harga per malamnya mulai dari Rp. 2.500.000. Fasilitas disabilitas di sini antara lain ada parkir untuk disabilitas, guiding block untuk disabilitas netra dan jalanan khusus untuk pengguna kursi roda.

2. Grand Inna Beach Bali

Grand Inna Beach Bali juga terletak di tepian pantai Sanur. Ratingnya lumayan tinggi di Traveloka. Sehingga hotel ini lumayan nyaman untuk tempat penginapan.

Traveloka Traveloka Hotel Grand Inna Beach

Fasilitasnya jangan ditanya! Sangat komplit, plit, plit pokoknya. Termasuk fasilitas untuk disabilitasnya. Di hotel ini terdapat area parkir disabilitas, jalan khusus untuk kursi roda, jalur kuning disabilitas netra, kamar ramah disabilitas, dan yang terpenting toilet khusus disabilitas.

3. Hotel Prime Plaza Suite Sanur

Letaknya masih di area pantai Sanur, Bali. Hotel ini menyajikan akses yang dekat ke beragam lokasi wisata favorit turis di Bali. Harga kamarnya mulai dari Rp. 750.000. Tentunya worth it dengan fasilitas hotelnya yang menjanjikan.

Traveloka Hotel Prime Plaza Suites

Adapun aksesibilitas untuk penyandang disabilitas yang tersedia di hotel ini adalah tempat parkir dan toilet untuk disabilitas. Plus ada pula jalur kuning untuk disabilitas netra dan jalan untuk kursi roda.

4. Hotel Segara Village

Hotel Segara Village merupakan salah satu resort di Bali yang memiliki fasilitas yang lengkap. Harga per malamnya sekitar Rp. 1.700.000. Hotel ini juga terletak di Kota Sanur, Bali.

Traveloka Hotel Segara Village

Menurut review pengunjung di Traveloka, kamar di sini luas dan memiliki pemandangan yang cantik. Untuk fasilitas disabilitas sendiri, hotel ini memiliki jalur kuning, jalan khusus untuk kursi roda, parkir dan toilet ramah disabilitas.

5. Hotel Maya Sanur

Hotel Maya Sanur punya kolam renang yang sepertinya bisa dimasuki oleh disabilitas daksa. Jadi kolam renangnya itu di beberapa tempat ada area renang yang tidak terlalu dalam.

Kolam renang hotel maya sanur

Sebenarnya mungkin itu untuk anak-anak. Tetapi pengguna kursi roda dapat memanfaatkannya. Molzania kayaknya bisa turun dari kursi roda, deh, untuk berendam di area itu. Seneng banget membayangkannya!

Selain itu, Hotel Maya Sanur juga memiliki fasilitas disabilitas berupa tempat parkir, toilet dan jalanan untuk disabilitas pengguna kursi roda. Ada pula kamar khusus disabilitas yang selantai dengan lobby di lantai 2. Kamar mandinya lega, tanpa sekat kaca dengan area kamar.

Traveloka Hotel Maya Sanur

Selain rekomendasi hotel di atas, Bali punya banyak pilihan alternatif hotel yang ramah disabilitas. Harganya kompetitif, bisa dipilih sesuai budget yang tersedia.

Booking Hotel Murah dan Wisata Nyaman untuk Disabilitas via Traveloka

Bagaimanapun juga, disabilitas juga manusia biasa. Kadang-kadang butuh refreshing, sekalian healing dari penatnya aktivitas pekerjaan harian. Caranya tentu saja travelling.

Menyaksikan keindahan Indonesia yang memiliki aneka ragam budaya dan alam yang cantik nan indah. Menikmati pesona pariwisata bumi pertiwi yang tak kalah dari luar negeri. Meski di atas kursi roda. 

Penyandang disabilitas juga ingin merasakan hal yang sama seperti non disabilitas. Jalan-jalan ke luar kota, kulineran, hangout sama teman-teman, staycation di hotel, dan banyak lagi. 

Asyiknya pake aplikasi Traveloka untuk berwisata, penyandang disabilitas akhirnya bisa turut serta. Pengguna kursi roda aman dan nyaman dengan pilihan fitur Traveloka yang lengkap.

Cukup install aplikasinya saja di smartphone. Mudah dan praktis, solusi untuk semua orang dapat travelling ria.

Saran Untuk Traveloka Agar Disabilitas Dapat Travelling dengan Aman dan Nyaman

Saran dari Molzania untuk Traveloka, tolong dong ditambah atraksi dan hiburan yang ramah untuk disabilitas. Terutama pada layanan Traveloka Experience.

Hotelnya udah ada, tetapi Traveloka Experiencenya belum. Dengan adanya pemberitahuan tersebut, disabilitas jadi bisa memilih sendiri atraksi dan hiburan yang tepat untuknya. 

Lalu saat akan membeli tiket pesawat, diharapkan ada pilihan untuk permintaan kebutuhan kursi roda. Supaya nanti petugas check in di bandara bisa langsung bersiap-siap untuk menyediakan kursi roda untuk disabilitas. 

Ingin deh wisata ke Bali kayak Mbak dan Mas di bawah ini, kira-kira bakalan habis berapa ya wisata ramah disabilitas di Bali pake Traveloka ? :’)

Indonesia negeri yang elok. Sayang banget kalau kita sebagai warga negaranya nggak bisa menikmatinya. Hanya karena seorang disabilitas. 

Mumpung pandemi telah berakhir. Saatnya kita berwisata lagi. Mari kita liburan lagi dengan booking hotel murah via Traveloka!

“Yuk ‘#LihatDuniaLagi dan bikin #StaycationJadi’ dengan Traveloka! Langsung meluncur ke Traveloka lewat link ini:  https://trv.lk/kompetisi-lihatdunialagi-bloggerperempuan”

Sumber Artikel :

Adi. 2021. Rumah Bisabilitas Jadi Ruang Berbaur Bagi Penyandang Disabilitas dan Non-Disabilitas. https://www.nusabali.com/berita/98018/rumah-bisabilitas-jadi-ruang-berbaur-penyandang-disabilitas-dan-non-disabilitas, diakses 4 Oktober 2022.

“A Candid Look at Accessibility in Indonesia for Wheelchairs Travellers: Accessible Indonesia”. readmelange.com. Melange. https://www.readmelange.com/a-candid-look-at-accessibility-in-indonesia-for-wheelchair-travellers/ diakses pada 2 Oktober 2022

“Alasan Bali Jadi Salah Satu Pulau Terbaik di Dunia”. CNNIndonesia.com. CNN Indonesia. 15 Agustus 2022. Web. 2 Oktober 2022.

Clery E, Kiss Z, Taylor E, Gill V. (2017). Disabled People’s Travel Behaviour and Attitudes to Travel. Department for Transport. 

“Disability and Health”. who.int. World Health Organization. 24 November 2021. Web. 2 Oktober 2022.

Fadli, Ardiansyah. 2021. Transportasi Publik di Indonesia Kurang Ramah Difabel. https://www.kompas.com/properti/read/2021/09/15/193000621/transportasi-publik-di-indonesia-kurang-ramah-difabel, diakses 4 Oktober 2022.

Ganawati N, Nitiwidari DAP, Amlayasa Bagus AA, Azis Ita SA. (2021). Pemberdayaan Yayasan Disabilitas Bhakti Senang Hati Dalam Meningkatkan Pendapatan di Desa Siangan Gianyar. Jurnal Terapan Abdimas, Vol. 6, 204-210.

KabarPas. 2019. Rumah Bisabilitas Ruang Kreativitas Disabilitas di Denpasar. https://kumparan.com/kabarpaspasuruan/rumah-bisabilitas-ruang-kreativitas-disabilitas-di-denpasar-1sUOLGY68lA/full, diakses 9 Oktober 2022.

Nyman, Enny. (2016). Tourism Travel for Families with Wheelchair Carried Children. Umea University.

Ozcan Ezgi, Topcu Zehra Guchan, Arasli Huseyin. (2021). Determinants of Travel Participation and Experiences of Wheelchair User Travelling to The Bodrum Region : A Qualitative Study. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18, 2218.

“Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali Juli 2022”. bali.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. https://bali.bps.go.id/pressrelease/2022/09/01/717648/perkembangan-pariwisata-provinsi-bali-juli-2022-.html, diakses 4 Oktober 2022.

Rosilawati, Essi. 2021. 10 Potret Artis dan Idol Korea yang Pernah ke Bali. Enjoy Banget! https://www.idntimes.com/korea/knews/essi-rosilawati/artis-dan-idol-korea-yang-pernah-ke-bali-c1c2?page=all, diakses 4 Oktober 2022.

Shimosakai, Ricardo. 2013. Disability Travel: Bali, Indonesia – The Perfect Place to Have Relaxing Respite. https://ricardoshimosakai.com.br/disability-travel-bali-indonesia-the-perfect-place-to-have-a-relaxing-respite/, diakses 2 Oktober 2022.

Utama, I.G.B.R. (2017). Tourism Destination Image of Bali According to European Tourist. Advanced in Social Sciences, Education and Humanities Research, Vol. 134, 27-31.

“Wisata dan Tempat Ramah Penyandang Disabilitas”. diaspora.denpasarkota.go.id. Disabilitas Portal Diaspora. https://diaspora.denpasarkota.go.id/id/Daftar-Lokasi-Wisata diakses pada 3 Oktober 2022.

https://www.traveloka.com

https://diaspora.denpasarkota.go.id/

All Images and Photos are edited by Canva Free.

Pin It on Pinterest

Share This